2. Look at her

237 56 12
                                    


Happy Reading
💜💜💜
Vote juseyo
🙏🙏
.
.
.
.

Pelanggan yang berdatangan tanpa henti sore ini, membuat kafe tempat Sunhee bekerja sangat ramai orang berlalu lalang. Gadis Park itu sampai kewalahan. Beberapa kali mengucap maaf sebab salah melayani pesanan.

Setelah pengunjung berkurang dan kafe kembali senggang, Sunhee mulai membersihkan beberapa meja yang sudah kosong. Kemudian mendudukkan bokongnya dikursi bar samping kasir. Ia merogoh saku depan apron yang melilit tubuhnya, mengambil benda pipih pintar berwarna putih miliknya.

Saat tidak mendapati satupun pesan yang masuk. Sunhee mencebikkan bibirnya sejenak. Kemudian mengeluarkan senyum merekah sepersekon setelahnya. Gadis Park tersebut kembali memasukkan benda pipih pintarnya itu ketempat asal, maniknya melihat kearah jalanan yang ramai dari balik kaca kafe, ia menopang dagu dengan kedua tangan diatas bar kecil dihadapannya.

"Kira-kira Seokjin Oppa sedang apa, ya? apa dia sudah makan siang?" Sunhee bermonolog pelan.

Setelah pertemuannya dengan pria Kim beberapa hari yang lalu, wajah Sunhee tak pernah lagi murung seperti sebelumnya. Hanya ada senyum lebar yang selalu menghiasi wajah cantiknya. Sunhee belajar menahan diri untuk tidak mengumpat setelah mendapati ponselnya kosong tanpa pesan maupun panggilan dari sang kekasih seperti bulan yang lalu.

Kini, ia mencoba mengerti dan mulai membiasakan diri dengan jadwal Seokjin. Mungkin ia akan lebih sering merasa bosan karna tak lagi bisa menghubungi ataupun bertemu Seokjin sebebas dulu. Tapi, itu lebih baik daripada opsi kedua yang yang Seokjin berikan, yaitu mengakhiri hubungan mereka. Ah, kembali memikirkan itu, membuat senyum yang terpatri diwajahnya sedari tadi berangsur menghilang. Sesusah itukah, mempunyai hubungan dengan seorang idol?

Hingga seorang gadis berpenampilan feminim mengambil tempat duduk didepannya."Halo, Park Sunhee."

Setelah meniknya meneliti seisi kafe dan tak mendapati apa yang dicarinya, gadid itu memandang aneh pada Sunhee yang masih tenggelam dalam lamunannya.

"Sunhee-ya, dimana Jaesuk?" Gadis itu menginterupsi Sunhee lagi. Tangannya melambai-lambai, mencoba mengalihkan fokus Sunhee.

"Ya!! Park Sunhee!!!"

"Eoh?!? Chaerin Eonni!!" Nada tinggi si gadis feminim itu, sontak membuat iris mata Sunhee membesar sebab terkejut.

"Kau, sedang memikirkan apa?" tanya Chaerin sambil memangku dagu dengan telapak tangannya.

"Eungg? Ah, tidak. Bukan apa-apa."

"Aku tidak percaya, kau tahu." Chaerin mendengus, memutar bola matanya malas.

"Oh, iya. Sejak kapan Eonni datang? Aku tidak melihatmu melewati pintu masuk, dari tadi. Apa memakai pintu doraemon?"

Pletak!!!

"Akh" Sunhee meringis. Mengusap-usap dahinya yang dipukul Chaerin pelan, menggunakan kepalan tangan.

"Jika ada pintu Doraemon di dunia nyata, untuk apa aku kesini bodoh. Aku akan jalan-jalan keluar negeri saja."

"Okay, aku akan mengekori mu." Sahut Sungee sembari terkekeh renyah.

"Mana bisa seperti itu? Aku akan pergi dengan Jaesuk, jika kau ikut itu akan sangat mengganggu."

Tawa pun menggema diseluruh penjuru kafe. Hingga beberapa pelanggan yang tersisa di kafe itu menoleh ke arah keduanya. Menatap mereka dengan tidak santui. Merasa telah melakukan kesalahan. Sunhee pun berdiri, sedikit membungkukkan badannya dan mengucap maaf.

HiBye Mr. Kim [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang