3. Rings

196 51 24
                                    

Happy Reading
💜💜💜
Vote Juseyo
🙏🙏
.
.
.
.


"Oppa, bagaimana menurut mu yang itu??"

Seokjin segera menoleh kearah logam kecil berbentuk lingkaran dengan warna putih polos yang ditunjuk Sunhee. Setelah mengamati benda tersebut beberapa detik, kerutan tercipta didahi mulusnya. Seokjin menggelengkan kepala dengan mata terpejam. "Tidak. Kurasa yang itu lebih cantik, lihatlah!!" jawab Seokjin. Setelah terbuka, matanya terpatri pada sepasang cincin berwarna silver dengan ukiran berbentuk matahari yang terletak di box paling ujung. Tak lama kemudian, ia mengambilnya untuk disodorkan ke arah Sunhee.

"Bagus, 'kan?" tanya Seokjin, "lihat! Ini cincin pasangan." sambung Seokjin sembari menunjukkan cincin kedua yang terdapat ukiran bulan di atasnya.

"Oh? Woah, cantik sekali."

"Kemarikan jarimu, ku pasangkan." pinta Seokjin.

Sunhee segera mengulurkan tangannya. Pantulan ukiran matahari dari cincin, berkilauan di matanya. Setelah terpasang, Sunhee menyahut tangannya dari Seokjin dengan cepat. Matanya berbinar kagum, menatap lekat jari manis mungilnya yang telah terlilit cincin silver pilihan Seokjin seperti anak usia lima tahun yang mendapatkan hadiah pertama di ulang tahunnya.

"Pilihan Oppa memang yang terbaik." Sunhee pun berganti memakaikan cincin lainnya dijemari Seokjin.

"Lebih cantik saat berada di jarimu."

"Liatlah!! Cincin bulan ini juga pas di jarimu, Oppa. Kenapa kebetulan sekali, ya?" Sunhee menunjuk cincin pasangan yang telah dipakaikan nya juga dijari manis Seokjin. "Oppa, tidakkah kita seperti sepasang kekasih yang sedang bertunangan? hihi" sambung Sunhee sanbil terkekeh senang. Hingga wanita tua penjual cincin itu menatap Sunhee dengan tersenyum gemas.

"Yaa ... anggap saja seperti itu. Sekarang  tunggu aku dibangku itu." Telunjuk Seokjin terarah pada sebuah bangku kosong taman, belakang si penjual cincin.
"Aku akan membayar ini dan segera menyusul mu." sambung Seokjin sambil mengusak surai Sunhee setelah memberikan kecupan kecil.

"Eungg" Sunhee mengiyakan. Meninggalkan Seokjin untuk duduk di bangku taman beberapa meter dari si penjual cincin.

Setelah perdebatan yang sedikit panjang Sabtu sore ini, Seokjin dan Sunhee akhirnya memutuskan untuk pergi berkencan ke taman bermain. Karena, kedatipun ia telah diberi cuti oleh agensinya selama dua hari untuk me time. Bukan tidak mungkin paparazzi berhenti mengikutinya. Tentu saja, menjadi seorang selebriti membuatnya tak lagi sebebas orang biasa. Banyak sekali peraturan ketat yang harus dijalaninya untuk menjaga nama baik. Mungkin karena itulah, Seokjin lebih memilih berkencan dengan menghabiskan waktu seharian di apartemen saja seperti biasa.

Tapi, Sunhee bersikeras. Gadis itu memakaikan topi hitam dan juga masker untuk menutupi hampir seluruh wajah Seokjin. Membalut tubuh kekasihnya dengan pakaian serba hitam. Sunhee juga meyakinkan Seokjin takkan ada yang mengenalinya, hingga Seokjin-pun mengalah dan menuruti keinginannya. Tak dapat dipungkiri, sebenarnya Seokjin sendiri juga sedang membutuhkan refreshing sebab jadwalnya yang semakin padat dari hari ke hari.

Setelah membayar cincin yang tadi ia beli, di penjual pernak-pernik dipinggir jalan. Seokjin lantas menyusul Sunhee. Melihat gadis cantik itu tengah mengambangkan tangan kirinya di udara, bibir Seokjin melengkung tersenyum.

"Secantik itu??" tanya Seokjin sembari mendudukkan pantatnya pada ruang bangku kosong di samping Sunhee. Gadis itu sontak terperanjat, menoleh ke arah Seokjin dengan memberikan pukulan kecil pada bahunya.

"Oppa ... Haishhh, kau mengagetkan ku!"

"Benarkah?"

Seokjin mencubit gemas pipi gadisnya dengan kedua tangan. Sunhee meringis sambil memegangi pipinya yang sedikit memerah.

HiBye Mr. Kim [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang