14. First Night [M]

212 34 4
                                    

Happy Reading
💜💜💜
Vote juseyo
🙏🙏
.
.
.
.
Warning ⚠️

"Istirahatlah, Hyung. Kita akan kembali setelah kau pulih," ujar Jungkook sembari menaikkan selimut tebal sebatas dada untuk Seokjin.

Berbicara tentang kejadian mengejutkan di acara pernikahan yang didatangi seluruh anggota Bangtan siang tadi, saat ini, tidak ada satupun dari ketujuh member yang berani untuk mulai menyinggungnya lagi. Semua orang tampak diam seribu bahasa. Hanya saling melirik dan beberapa mendengkus kesal dengan dengan wajah yang merah padam menahan gejolak amarah dalam dada lantaran apa yang dilakukan Sunhee telah menyakiti Kakak kesayangan mereka.

"Pasien hanya butuh istirahat saja, sepertinya ia sangat sering melewati jadwal makan. Aku akan menyiapkan beberapa resep vitamin untuk mengembalikan imunnya, " seorang lelaki paruh baya yang memakai jas putih itu tampak tersenyum simpul, kemudian beranjak pergi.

"Aku benar-benar tidak percaya, Sunhee membohongi kita semua," Yoongi memulai obrolan. "Sebenarnya aku sudah curiga sejak pertama tahu ia meninggalkan surat untuk Jin hyung yang mengatakan kalau ia akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri. Padahal kita semua tahu, ia pernah mengaku bahwa ia berasal dari keluarga kalangan ekonomi menengah."

"Bagaimana jika ternyata Sunhee tidak benar-benar seperti kita? Mungkin orangtuanya adalah seorang konglomerat dan dia hanya berpura-pura miskin di hadapan kita. Kalian lihat 'kan, seberapa megahnya pernikahan itu?" sahut Hoseok.

"Memang benar, kita tidak bisa menilai buku hanya dari sampulnya saja. Kupikir Sunhee noona itu gadis lugu, ternyata dia pembohong ulung," sinis Kim Taehyung. Pemuda berusia lima belas tahun berkulit tan itu 😭tampak turut kecewa.

"TIDAK BISAKAH KALIAN DIAM!?" teriak Namjoon sang leader. Pemuda dengan dimple di kedua pipi itu merasa seolah darah dalam tubuhnya mendidih mendengar ocehan dari mereka. Padahal, Seokjin tengah berbaring lemas dengan selang infus yang menancap di punggung tangannya.

Atmosfer kembali sunyi, satu persatu dari mereka bertujuh beringsut keluar kamar. Hanya Namjoon dan Jungkook yang masih tinggal.

"Kalian berisik sekali." Namjoon mengembalikan pandangannya yang semula ke arah luar pada Seokjin yang menginterupsinya dengan suara parau.
"Jin hyung, kau sudah sadar? Bagaimana keadaanmu sekarang? apa yang kau rasakan? Apa masih sakit?" diserang dengan bertubi-tubi pertanyaan, Seokjin menghela napas panjang.

"Sebenarnya aku sudah membaik, tapi mendengar kalian berceloteh omong kosong tanpa henti membuat seluruh tubuhku kembali nyeri," jawab Seokjin seraya tersenyum tipis. Namjoon mengeluarkan napas lega, jika Seokjin sudah bisa bercanda itu pertanda bahwa keadaannya mulai membaik dan hal itu menimbulkan kelegaan bagi Namjoon.

"Hyung!" Seokjin menoleh. Jungkook mengambil telapak tangan Seokjin sebelah kanan, merematnya hangat. "Kami ada bersamamu, kau tahu? Perempuan penghianat seperti Sunhee noona akan menyesal telah meninggalkan mu," Jungkook melanjutkan kata-katanya. Mata bulat yang ia miliki terlihat berkaca-kaca, terdapat sedikit kilatan amarah namun sedih lebih mendominasi.

"Aku 'kan sudah bilang padamu untuk diam, Jeon!" Namjoon kembali menatap tajam kearah Jungkook, memberi isyarat agar member termuda dalam grupnya itu agar tidak lagi membicarakan Sunhee.

"Bagaimana aku bisa diam saat melihat Jin hyung sangat terpukul karena penghianatan Sunhee noona? Huh, padahal-"

"Sudahlah, Jeon. Jangan lagi mengungkit kejadian tadi, aku bahkan sudah melupakannya." Seokjin menyela, menarik tangannya dari genggaman Jungkook dan kembali memejamkan matanya.

HiBye Mr. Kim [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang