Ini benar-benar fresh from the oven. No edit-edit time.
Berhasil selesai setelah memaksakan diri untuk duduk dengan jari bergerak aktif selama sekitar 40 menit.
Silakan~[short story]
Sudah hari kelima sejak Taehyung menekuni tugasnya sebagai perawat dari pasien keras kepala dan menyebalkan yang pernah ia temui. Dalam lima hari, ada-ada saja ulah Jimin untuk membuat Taehyung kesal atau tidak betah. Misalnya, Jimin akan dengan sengaja menjatuhkan gelas-gelas yang baru disusun di atas meja makan sambil berjalan dengan kursi rodanya. Ia bisa menggerakkan kursi roda dengan tombol, lalu meletakkan lengannya di atas meja makan, menyisir semua alat-alat piring berbahan keramik agar jatuh berserakan di lantai. Itu terjadi saat Taehyung sedang ke toilet dan Jimin sudah berada di meja makan untuk makan siang bersama.
Kejutan lainnya, Jimin hampir saja membuat Taehyung dipecat dengan membawa dirinya sendiri ke ujung tangga, lalu bersiap terjun bebas dari kursi rodanya hingga Taehyung dengan cepat menangkap kursi roda Jimin dan menariknya jauh dari tangga. Sejak saat itu, Taehyung bertekad untuk tidak meninggalkan Jimin sendirian jika sedang berada di lantai dua atau tiga.
Hari ini pun, Jimin membuat kekacauan lagi dengan sengaja memuntahkan makanan yang sudah ia makan di kasur saat Taehyung baru saja membereskan bekas makan Jimin. Pemuda lumpuh itu sengaja memasukkan jarinya ke dalam mulut hingga ia berhasil muntah.
Taehyung memejamkan mata sambil menghela napas panjang. Emosinya membuncah. Apalagi setiap kali ia melihat wajah pucat sang tuan muda yang sok tidak bersalah itu. Ingin sekali ia mencabik-cabik si pasien dan membuatnya terbaring saja dengan tenang, tapi Taehyung menahan diri. Ia membutuhkan uang banyak dalam waktu yang singkat. Ia tidak bisa mengedepankan egonya hanya karena tantangan bekerja yang tidak seberapa ini. Taehyung mengembuskan napas, lalu menciptakan senyum tipis di wajahnya. Senyum yang tidak tulus.
Dengan telaten dan penuh kesabaran, Taehyung membersihkan bekas muntahan yang menjijikkan itu. Jimin tersenyum miring setiap Taehyung tidak memandangnya. Ia merasa menang dan ia bisa merasakan rencana pengunduran diri perawatnya itu.
"Sudah mulai tidak sabar untuk mencapai hari ketujuhmu, Tuan Taehyung?" sindir Jimin.
Taehyung berdecih, lalu tersenyum tanpa menoleh. "Seberapa bosan dirimu melihat aku berada di sini, kau tidak akan bisa membuatku pergi dengan mudah, Tuan Muda." jawab Taehyung santai.
"Cih, pura-pura kuat saja. Padahal sebenarnya kau sudah muak kan?" Jimin tidak mau kalah. Namun Taehyung tidak terlalu menggubris racauan sang pasien dan tanpa aba-aba mengusap mulut Jimin dengan tisu basah. Meski Jimin membuang muka, tapi tangan Taehyung cukup kuat untuk menahan tengkuk pemuda itu agar diam. "Biarkan aku bersihkan wajahmu dulu, lalu kau bebas mengoceh apa saja."
Jimin menggeram sambil menggerutu tidak jelas. Taehyung menghela napas lagi, lega karena tugasnya yang kesekian sudah selesai.
"Nah, sekarang kau harus istirahat. Kudengar, Nona Shasha akan datang nanti."
Mendengar nama itu, wajah Jimin semakin muram. Taehyung membantu Jimin berbaring, lalu berjalan keluar kamar saat Jimin memanggilnya lagi.
"Shasha datang nanti. Bisa kau ..." Jimin berdecak, mulutnya benar-benar berat mengatakannya, tapi ia harus. Sementara Taehyung menunggu dengan santai.
"Bisakah kau ... menolongku?" Kalimat itu terasa pahit sekali di lidah Jimin yang tidak pernah melontarkan kata tolong sedikit pun. Namun mendengar nama Shasha hari ini membuatnya memberanikan diri untuk menurunkan martabat sedikit.
![](https://img.wattpad.com/cover/209511056-288-k292508.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ORANGE
Short StoryBagiku, dia adalah definisi kesempurnaan. (Kumpulan cerita pendek)