Got your dinner tonight?
Enjoy~
[short story]
"SELAMAT!" Suara Yaya terdengar lantang di ruang pantry. Ia baru saja memutar confetti popper dan membuat semua orang di pantry bertepuk tangan riuh. Hari ini adalah hari kedelapan Taehyung bekerja di kediaman keluarga Han. Itu artinya, Taehyung berhasil mematahkan prediksi sang tuan muda yang yakin bahwa perawat muda itu hanya akan bertahan kurang dari satu minggu.
"Dengan begini, artinya Taehyung akan bersama kita lebih lama. Yeay!" Yaya berseru sambil berlonjak girang, diikuti dengan senyum riang dari dua pelayan dapur dan Hoseok yang juga ikut merayakan hal itu. Taehyung tidak bisa melepaskan senyum. Ia juga tidak menyangka bahwa dirinya bisa bertahan selama ini.
Jujur saja, tidak mudah sama sekali menghadapi tuan muda keras kepala seperti Jimin. Namun, ia bertahan dengan prinsipnya dan semua ini ternyata tidak terlalu sulit. Hanya perlu dijalani saja.
"Terima kasih karena sudah selalu membimbingku di sini." Taehyung membungkuk sedikit.
Hoseok menepuk-nepuk punggung Taehyung sambil terkekeh. "Hei, kita semua adalah keluarga. Tidak ada yang perlu kau khawatirkan. Kami pasti selalu membimbingmu. Kalau ada kesulitan, segera sampaikan. Kami siap membantu. Tapi kurasa, sejauh ini kau adalah perawat yang paling tidak merepotkan kami. Iya kan?" tanya Hoseok pada Yaya dan dua pelayan lainnya. Yang ditanyai mengangguk mantap.
"Kau adalah yang paling bisa membuat Jimin tidak begitu rewel. Kau tahu, perawat-perawat sebelumnya bahkan sampai berdiam di toilet berjam-jam hanya untuk menghindari tuan Jimin. Mereka juga sering sekali memanggil kami untuk meminta bantuan karena tidak bisa mengatasi kemauan Jimin yang aneh-aneh." Yaya memutar bola matanya, membayangkan betapa melelahkannya kehidupan mereka sebelum kedatangan Taehyung.
Taehyung hanya berdeham pelan. Ia sedikit tersipu karena ucapan Yaya seperti baru saja memuji, secara tidak langsung.
"Membuat acara tanpa aku? Bagus sekali."
Suara itu membungkam semua orang yang ada di pantry. Kebetulan, pintu ruangan pantry tidak ditutup.
Semua kepala bergerak serentak menoleh pada sosok yang duduk di kursi roda, menatap mereka tajam.
"Tuan Jimin? Kami pikir kau sedang tidur." tukas Yaya. Mereka sama sekali tidak bergerak dan hanya memandangi Jimin yang terlihat kesal.
"Tidak ada yang berinisiatif untuk mengundangku juga ke dalam? Oh, ya. Ini acara eksklusif kalian saja ternyata. Baiklah, aku pergi saja." Jimin memutar kursi rodanya dan siap menjauh dari mereka, tapi cepat-cepat ditahan oleh Taehyung yang memutar kembali kursi roda Jimin, lalu mendorongnya mendekat ke rombongan.
"Hari ini kami merayakan terpatahkannya prediksimu tentangku, Tuan. Kau yakin mau berpartisipasi?" tanya Taehyung.
Jimin mengernyit. "Prediksiku? Tentangmu?" tanyanya, tidak mengerti.
Yaya berjongkok di depan Jimin, sedikit mendongak dan tersenyum pada sang tuan muda. "Selamat ya, Tuan Muda. Akhirnya, kau mendapatkan perawat yang betah untuk merawatmu." tutur Yaya, mengundang tawa tertahan dari semua yang ada di sana.
Jimin mendengus kesal sambil melirik Taehyung. Namun tak lama ia menyadari bahwa ini pertama kalinya ia merasa nyaman dengan perawatnya. Ini juga pertama kalinya, ia merasakan kebersamaan dari anggota kediaman keluarga Han yang selama ini terasa suram dan hening.
Hari ini, Jimin menyadari bahwa semua orang selalu bertumpu pada kenyamanan Jimin. Semua berusaha untuk menciptakan yang terbaik bagi tuan muda mereka. Dan melihat senyum serta gurat ceria dari orang-orang yang selama ini selalu ada di dekatnya membuat hati Jimin melembut. Ia menyadari bahwa semua ini bisa ia rasakan sejak kehadiran Taehyung. Hanya Taehyung yang mampu mendengarkan apa yang Jimin rasakan, tanpa harus Jimin ucapkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
ORANGE
Short StoryBagiku, dia adalah definisi kesempurnaan. (Kumpulan cerita pendek)