(short story)
Jungkook mengernyit saat merasakan terik matahari menyentuh wajahnya. Ia berdecak sambil memindahkan posisi tubuhnya, membelakangi jendela yang sudah terbuka lebar.
"Kak Jungkook."
Suara itu terdengar samar di telinga pemuda itu. Ia hanya menggaruk telinga, mengira panggilan itu hanya buaian mimpinya saja. "Kak ..."
Lagi-lagi suara itu mengusik telinga, bahkan semakin dekat dan jelas. "Kak Jungkook, bangun. Kita harus berangkat."
Jungkook meringis. Kepalanya terasa pusing karena memaksakan matanya untuk terbuka. "Pukul berapa sekarang?" tanyanya dengan suara parau.
"Pukul sembilan."
Mata Jungkook membelalak. Ia segera bangkit dan memukul dahinya. "Kenapa tidak bangunkan aku dari tadi? Aku ada janji dengan Jisoo pukul sembilan." Jungkook menggeram sambil memandang Jimin yang ternyata sudah berdiri di samping tempat tidurnya dengan senyum manis.
"Kau mau kemana? Kenapa serapi itu?" tanya Jungkook. Jimin mengangkat alis sambil mengibaskan sweater rajut merah yang ia kenakan.
"Kan aku harus ke rumah sakit untuk pemeriksaan. Dokter Kim memintaku untuk datang ke sana. Ayah harus berangkat ke kantor lebih pagi dan mungkin akan pulang malam sekali. Ibu harus ke sekolah Taehyung karena ada pertemuan orang tua murid yang berprestasi."
"Lalu, kau pergi dengan siapa?"
Jimin mengangkat telunjuk dan mengarahkannya pada Jungkook. "Siapa lagi?" tukasnya santai.
"Aku ada janji, Jimin. Mana mungkin aku bisa ...." Seketika ucapan Jungkook terhenti. Jimin mendekati Jungkook dengan memasang wajah memelas. Tatapan sendu itu sungguh menghipnotis Jungkook. Tidak perlu banyak kata, Jimin berhasil membuat Jungkook tidak sanggup untuk menolak.
"Aku hanya ingin ditemani ke rumah sakit. Jika kau harus menjemput Kak Jisoo dulu, tidak masalah. Setelah mengantarku ke rumah sakit, kau bisa meninggalkanku dan pergi kencan dengan Kak Jisoo. Aku akan menelepon Ibu untuk menjemputku nanti. Ya, Kak?" ujar Jimin, berusaha meyakinkan sang kakak. Jungkook terkesiap saat Jimin meraih tangannya, memegang tangan sang kakak.
"Aku ingin menghabiskan beberapa jam saja bersamamu. Aku akan hitung hari ini sebagai kencan pertama dari tujuh kencan yang harus kulakukan sebelum aku dirawat minggu depan. Boleh kan, Kak?" Binar mata Jimin sungguh menyihir Jungkook. Yang tadinya kesal, berubah menjadi lemah. Ia tidak akan sanggup menolak permintaan adiknya ini.
Jungkook dan Jimin sudah berada di dalam bus, siap menuju rumah Jisoo. Jungkook berniat untuk menjemput Jisoo lebih dulu. Ia rasa tidak ada salahnya mengajak Jimin jalan-jalan sembari menunggu waktu janji temunya dengan Dokter Kim pada pukul sebelas nanti.
Jisoo keluar dari rumahnya dengan penampilan rapi, selayaknya pakaian untuk pergi berkencan. Saat menutup pagar rumah, Jisoo sudah memamerkan wajah cemberutnya di depan Jungkook.
Jungkook hanya bisa terkekeh sambil mengetuk pipi gembul Jisoo dengan telunjuknya. "Maaf ya, tuan putri. Tadi aku bangun kesiangan. Untung saja Jimin membangunkanku."
Jimin tersenyum sambil membungkuk, memberi hormat pada Jisoo. Gadis itu tidak bisa menutupi wajah terkejutnya saat melihat kehadiran Jimin di balik tubuh Jungkook.
"Adikmu ikut?" tanya Jisoo, sedikit berbisik. Jungkook mengangguk mantap.
"Kita akan mengantarnya ke rumah sakit lebih dulu. Tidak apa kan? Kurasa film yang akan kita tonton baru mulai pukul dua belas nanti." Tutur Jungkook sambil melirik jam tangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ORANGE
Short StoryBagiku, dia adalah definisi kesempurnaan. (Kumpulan cerita pendek)