15

19K 422 38
                                    

Suara sirine mulai terdengar di gendang telinga. Para petugas Damkar dengan cekatan segera membantu memadamkan api yang mulai menjalar ke kamar lainnya.

Beberapa ada yang histeris karena tahu Elie ada di dalam kamar dan tidak tahu bagaimana kondisinya saat ini.

Tidak berapa lama, dua orang Damkar mencoba masuk ke kobaran api mencoba menyelamatkan Elie yang terjebak di dalam.

Dan teriakan dan tangisan histeris teman-teman Elie mulai terdengar lagi ketika petugas Damkar itu membawa sesosok tubuh wanita dalam keadaan terbakar dan petugas itu segera membungkus mayat yang di yakini adalah mayat Elie dengan kantong mayat berwarna kuning.

Mami yang melihat semua kejadian ini benar-benar syok dan jatuh pingsan. Belum juga kasus kemarin terselesaikan walaupun Alex sudah di penjara kini salah satu anak didiknya mati terbakar di dalam kamar.

Beberapa ajudan Mami lalu membawa Mami keruangan lain, dan di bantu Shasha dan Amel dia mencoba menyadarkan Mami dengan minyak kayu putih.

Keadaan sangat buruk dan panik. Beberapa Polisi juga mulai datang ketempat kejadian perkara, menyelidiki penyebab terjadinya kebakaran dan jenazah Elie di bawa ke rumah sakit untuk di otopsi untuk penyelidikan lebih dalam.

Sehari setelah kebakaran, Polisi mendapat kabar dari pihak rumah sakit yang mengotopsi jenazah Elie mengatakan bahwa Elie sudah meninggal sebelum kebakaran terjadi dan dapat dipastikan bahwa kebakaran itu di sengaja atau direncanakan sebelumnya.

Mami yang mendengar berita pembunuhan Elie kembali pingsan, kenapa hidup menjadi wanita malam tidak ada kedamaian padahal mereka hanya mencari uang untuk keluarga. Mami tahu cara mereka mencari rezeki salah, pasti tidak ada berkahnya tapi kenapa harus ada pembunuhan. Ini bukan kali pertama Mami mendengar berita buruk seperti ini, Mami sudah bertahun-tahun terjun ke dunia malam jadi dia juga sudah banyak melihat pembunuhan yang menimpa wanita malam.

Amel menghela napas letih, dari beberapa kejadian tidak terduga membuatnya semakin takut jika saja hal buruk yang di alami teman satu profesi dengan dirinya juga menimpa dirinya sendiri. Amel menangis, melihat betapa kacaunya kondisi saat ini. Pekerjaan yang dia kerjakan mungkin di mata orang sangatlah mudah, tinggal membuka selangkangan dan mendapatkan uang, namun pada kenyataannya tidak semudah itu. Masih bisa diterima jika para pelacur itu di hina dan di caci-maki tapi kehilangan nyawa hanya karena lembar-lembar yang tidak seberapa adalah momok menakutkan para wanita yang menjajakan dirinya di dunia malam.

(Kisah ini berdasarkan berita beberapa waktu yang lalu, atas meninggalnya 2 wanita malam di daerah tempat saya tinggal. Motif pembunuhan bermacam-macam dan sungguh membuat saya miris juga kasihan karena salah satu dari wanita itu tengah hamil dan memiliki 6 orang anak yang harus dia rawat, namun karena tindakan keji mereka menjadi yatim piatu. Semoga Tuhan mengampuni segala dosa mbk-mbk nya ... Amin ... )

"Sha ... "

Shasha menoleh Amel yang masih menangis.

"Iya? "

"Apa kita bisa berhenti saja? "

Shasha terdiam. Dia juga tidak tahu apakah dia bisa berhenti atau tetap menjalani kehidupan menyedihkannya ini.

"Apa kau tidak takut jika kita juga akan bernasib sama? "

Amel menggenggam jemari Shasha erat.

"Ibuku masih butuh pengobatan, Mel. Rasanya sulit jika harus bekerja seperti orang-orang. Kau tahu kan gaji UMR tidak akan cukup membiayai rumah sakit dan kehidupan sehari-hari yang semakin besar nominalnya, "

"Tapi bagaimana jika kita bernasib sama? "

Shasha memandang mata Amel dalam, "Ini resiko pekerjaan yang udah kamu pilih! "

"Tapi jika kamu memilih berhenti, itu hak kamu! Aku pasti dukung kamu, Mel. Hiduplah lebih baik, tapi untukku ini belum saatnya ... " lanjut Shasha, menarik tubuh Amel dan merengkuhnya.

Beberapa hari setelahnya para pelaku berhasil di tangkap oleh kepolisian dan motif pelaku melakukan pembunuhan adalah karena ingin mencuri barang dan uang milik korban untuk membayar kos dan kehidupan sehari-hari.

Mami mendengar beritanya dan dia hanya mampu mengelus dadanya seraya menghela napas letih.

"Kalian sudah dengar bukan? " tanya Mami setelah mematikan siaran televisi yang memuat berita pembunuhan dan pembakaran berencana.

"Untuk itu Mami ingin kalian lebih berhati-hati menerima tamu, lebih selektif lagi. Mami tahu kalian tidak akan tahu orang seperti apa yang akan kalian temui, niat apa yang mereka bawa selain ingin menyewa jasa kalian, jadi tetap berhati-hati dan waspada! "

.

"Amel ... "

Amel menoleh kebelakang saat mendengar seseorang memanggilnya.

"Kenapa, Wat? "

"Mau minta tolong boleh gak? " tanya Wati.

"Apa? "

"Jadi gini, ada langganan aku dateng tapi aku lagi datang bulan. Bisa gak kalo kamu yang layanin aja? "

"Buat kapan? "

"Sekarang. Dia lagi nunggu di kamar aku, "

"Berapa jam? "

"1 jam aja, "

"Ya udah suruh ke kamar aku aja ... "

"Okey. Aku kasih tahu dia dulu ya, "

Amel mengangguk lalu meninggalkan Wati menuju kamarnya.

Tidak berapa lama seorang lelaki datang ke kamar Amel, membuka pintu itu tanpa mengetuknya. Amel menyadari itu, dalam hati wanita itu menggerutu, "lagi-lagi gak sopan, "

"Temennya Wati ya, Mbak? "

"Ya, " sahut Amel singkat, "duduk, Mas ... "

"Oh iya, " lelaki itu duduk di sebelah Amel yang masih sibuk membalas chat dari anak-anaknya.
"Oh ya, nama Mbk nya siapa? "

"Wati gak ngomong emang? " Amel menoleh si lelaki.

"Humm, Amel kan? " sahut lelaki itu.

"Kalo udah tau kenapa tanya, Mas? "

"Basa-basi aja ... "

Amel mengangguk mengerti.

"Jadi kita mulai kapan nih Mbk? "

"Terserah situ mau mulai kapan, saya ayo aja! "

"Sekarang bisa? "

"Baiklah, " Amel bangkit berdiri, menutup pintu kamar yang tadi tidak di tutup oleh si lelaki.

"Udah tahu kan bayaran saya berapa perjamnya? "

"Iya, Mbk ... "

"Okey, "

Amel mulai membuka pakaiannya, begitupun sang lelaki yang terlihat terburu-buru membuka kaos nya.

Kini Amel menyisakan dalamnya saja, baru saja dia akan melepas kait bra nya ketika lelaki itu langsung menariknya dan menindihnya di atas ranjang. Mencium Amel dengan brutal tanpa ampun, tidak memberi wanita itu menghirup napas barang sejenak. Tangan nakalnya juga mulai berkeliaran meraba, memeras, mencubit payudara Amel. Amel berusaha mengimbangi nafsu lelaki di atasnya namun dia kalah karena lelaki itu ingin mendominasi dirinya, tapi dia tetap mencoba profesional dalam pekerjaannya. Sebisa mungkin dia membalas perlakuan lelaki belang itu terhadap dirinya.

Kisah Seorang WanitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang