6 s2

3.1K 135 19
                                    

"Kamu mau ke mana, Mel? " teriak Shasha ketika melihat Amel berjalan dengan langkah cepat, bahkan wanita itu tidak membalas sapaannya barusan.

Dahi Shasha berkerut, "kenapa dia? " tanyanya heran.

Setelahnya Mami berjalan melewatinya, seperti tengah mengejar Amel saat itu Shasha sadar ada sesuatu yang tidak beres, dia pun mengikuti mereka pergi.

"Amel, Amel berhenti! Amel! "

Mami terus meneriakkan nama Amel, namun wanita itu tidak menggubrisnya dan semakin mempercepat langkahnya, sampai Amel tidak sengaja menabrak seseorang.

Amel menunduk berulang kali sambil meminta maaf, saat dia hendak pergi seseorang itu menahannya. Amel mendongakkan wajahnya melihat siapa orang yang dia tabrak barusan.

"Johan? "

Lelaki itu tersenyum lembut pada Amel, namun detik berikutnya ekspresinya berubah khawatir ketika menyadari mimik wajah kacau Amel.

"Kamu baik-baik saja? "

Amel membungkam mulutnya sekeras mungkin, tapi sepertinya pertahanannya runtuh seketika. Air mata mengalir, tubuhnya bergetar membuat Johan panik saat itu juga.

"Hei, ada apa? "

Amel menggeleng, dia tidak ingin Johan tahu masalahnya, dia tidak mau membebani lelaki itu dengan masalah yang terus menghampirinya, sudah cukup dia membuat hubungan Johan dan keluarganya memburuk karena Johan memilih di sisinya.

"Amel/Amel; "

Belum selesai Johan melanjutkan perkataannya, seseorang memanggil nama Amel. Johan dan Amel menoleh ke arah Mami yang berjalan menghampiri keduanya.

"Mel, aku tahu ini sulit, tapi sudah waktunya kamu menghadapi masalah ini; "

Johan mengamati Amel dan Mami bergantian, dia bingung apa yang mereka berdua bicarakan tapi pasti hal apapun yang mereka bicarakan ada hubungannya sampai Amel menangis.

"Mi, tidak banyak orang yang sanggup menghadapi traumanya dan aku salah satunya. Aku pergi sejauh ini untuk menghindari mereka yang membuat aku kesakitan setiap hari. Walaupun aku berada di ujung kematian, aku tetap mencoba bertahan dan menata hidupku; "

Mami mendekat, meraih jemari Amel dan menggenggamnya.

"Mami mengerti, tapi jika kamu berusaha membuka sedikit hatimu dan memaafkan mereka mungkin sudut pandangmu berubah, Mel; "

"Mami tidak pernah tahu, jika Mami tidak ada di posisiku! "

Amel melepas genggaman Mami perlahan. Amel menggeleng, sambil memundurkan langkahnya.

"Untuk saat ini aku tidak bisa, bahkan sekedar memaafkan mereka; "

Amel memutar tubuhnya dan berjalan pergi.

"Amel! " Mami hendak kembali mengejar Amel namun ditahan Johan.

"Sebenarnya ada apa? " tanya Johan, Mami melirik Johan sebentar lalu menghela napas gusar.

"Suami dan keluarganya datang ke sini, mereka meminta Amel kembali tapi Amel tidak mau; "

"Bagaimana suami Amel tahu keberadaan Amel? "

"Aku tidak tahu lebih tepatnya, tapi dari yang kudengar lelaki itu memboking Amel dan ya kurasa kamu tahu apa yang terjadi selanjutnya; "

Johan menarik napas beratnya, dia menoleh ke arah perginya Amel.

"Dia sangat kasihan; "

.

"Aku hamil; "

"Hamil? Jangan bercanda! "

Kisah Seorang WanitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang