22

5.8K 219 14
                                    

Amel terduduk di tepi ranjangnya. Mata wanita itu terlihat kosong, pikirannya melayang jauh entah ke mana.

"Aku hanya ingin hidup tenang; " ucap bibirnya bergetar.

Airmata wanita itu meleleh, Amel merasa emosional. Ini bukan waktunya memikirkan cinta dan rasa sepinya, Amel harus fokus pada tujuan awalnya. Dia ingin bahagia dengan kedua anaknya, hidup tanpa gangguan siapa pun. Namun Amel juga tidak berdaya, dia merasa sepi juga hampa, dia tidak bisa membohongi perasaannya. Dia bisa saja memilih salah satu di antara keduanya tapi dia tidak bisa menyakiti perasaan salah satunya. Dia pernah merasakan sakitnya penolakan, penghianatan, semua derita pernah dia lalui.

"Mel ... "

Amel menoleh.

"Mami? "

"Boleh Mami masuk? "

Amel mengangguk. Mami memasuki kamar Amel, dia mendudukkan dirinya di sebelah Amel.

"Mau cerita sama Mami? "

Amel bungkam, dia mengusap bulir airmatanya.

Mami meremas bahu Amel pelan.

"Mel, kamu sudah saya anggap anak saya sendiri. Ceritalah apa yang menjadi leluh kesahmu; "

Amel menggeleng, dia melempar senyum pada Mami.

"Aku tidak apa-apa; "

"Hidup di tempat seperti memang sulit dan berat, tapi kamu termasuk wanita beruntung karena ada yang mau menerima dirimu apa adanya, bahkan setelah tahu apa pekerjaanmu. Mami tahu sangat sulit bukan memilih antara mereka; "

"tapi Mami juga ingin melihatmu bahagia dan keluar dari tempat ini, Mami ingin tidak hanya kamu tapi semua wanita di sini seberuntung kamu; "

Amel mendengarkan ucapan Mami dengan seksama. Dia memang sangat beruntung bisa menemukan orang-orang baik di saat orang-orang di sekitarnya justru menyakitinya.

"lagi pula tabunganmu sudah lebih dari cukup untuk melunasi hutang dan membuat usaha; "

"Mi, apa aku sanggup keluar dari tempat ini? Apa masyara- "

"Kamu tidak perlu memikirkan ucapan miring masyarakat. Kamu juga tidak harus tinggal di sekitar sini. Pergilah ke tempat di mana orang tidak mengenalimu dan hiduplah bahagia di sana; " sela Mami.

"Aku takut, Mi; "

"Kamu takut apa? Kamu yang sekarang berada dititik ini saja kamu tidak merasa takut dan terus berjuang untuk hidupmu, jadi apa yang kamu takutkan? "

"Ada satu hal yang tidak pernah aku ceritakan pada siapa pun; " Amel berkata penuh ragu.

"Apa itu? "

"Aku pernah menikah dan aku dihancurkan; "

Mata Mami terbelalak. Dia memang pernah mendengar sedikit kisah hidup Amel di masalalu, tapi dia tidak menyangka wanita itu telah bersuami.

"Kamu sudah menikah? "

Amel mengangguk, dia menatap wajah Mami.

"Dan urusanku dengan masalaluku belum selesai; "

"Maksudmu? "

"Aku istri orang, Mi; "

"Lalu di mana suamimu? "

Amel menunduk, pikirannya jauh melayang pada tahun-tahun silam. Tahun yang merupakan titik awal kenapa Amel berada di tempat ini sekarang. Mata wanita itu terpejam, hatinya kembali sakit, rasanya sesak sekali sampai mau mati. Dia kembali terbayang masalalu yang dia pendam.

Kisah Seorang WanitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang