A/N : Tekanan

2.2K 84 21
                                    

Pertama-tama aku meminta maaf karena lamanya story ini update. Aku bukannya tidak niat menulis atau apa tapi memang dalam perjalanan menulis cerita ini cukup membuat stres dan tertekan karena beberapa hal ditambah dengan jadwal kerja yang mengharuskanku bolak-balik Semarang-Yogjakarta. Asli capek banget.

"Apa tidak dilanjut lagi tulisannya? "

Tentu aku lanjut cerita ini, tapi memang membutuhkan waktu yang tidak sedikit dan aku sangat berterima kasih pada pembaca yang masih setia menunggu cerita ini.

Dan kenapa aku menulis ini adalah karena ini aku menjadi episode special, episode diluar cerita itu sendiri.

Sekali lagi terima kasih dan maaf.

.
.

"Apa yang membuatmu memutuskan untuk menjadi wanita panggilan? "

"Ini pertanyaan yang akan membutuh waktu panjang jika kamu ingin mendengarnya. "

"Kamu bisa bercerita, aku akan mendengarnya sampai selesai; "

"Awalnya aku tidak perpikir hidup akan membawaku ke jalan ini. Jalan yang pasti tidak ingin semua orang lalui, karena mereka tahu tidak mudah berada di jalan ini. "

"Lalu apa yang menjadi alasan kamu akhirnya memutuskan untuk berjalan di jalan ini jika kamu tahu itu akan sangat sulit? "

"Ini dimulai ketika aku masih duduk di sekolah dasar, waktu itu aku sering dipanggil anak yang tidak memiliki ayah dan ibuku adalah seorang pelacur. Waktu itu tentu aku tidak tahu pelacur itu apa tapi aku tahu itu adalah sebutan jelek karena dari nada bicara mereka yang terdengar mengejek. Sulit bagi seorang anak bersekolah jika dia tidak memiliki ayah. Bagi sebagian anak keluarga lengkap yang terdiri dari ayah, ibu dan anak itu sendiri adalah simbol kebahagiaan. Waktu itu aku sebenarnya tidak terlalu mempermasalahkan jika aku tidak memiliki ayah, sampai aku muak dengan ocehan mereka yang memanggil ibuku pelacur dan suka menggoda lelaki. "

"Padahal aku tahu ibuku bukan seseorang yang seperti itu. Ibuku adalah wanita baik-baik yang rela menghabiskan masa mudanya untuk bekerja dan membiayai kehidupan anaknya. Dia berprinsip mungkin anakku tidak memiliki ayah yang bertanggung jawab, tapi setidaknya dia tidak kekurangan apapun dari mereka yang memiliki ayah. Jadi seperti ibuku berpikir tidak masalah jika tidak memiliki ayah, setidaknya anaknya ini bisa membeli apapun seperti mereka yang memiliki ayah karena itu dia bekerja sangat keras untuk mendapatkan uang. Tentu saja dia tidak melacurkan dirinya untuk mendapatkan banyak uang secara cepat, dia bekerja  disalah satu pabrik di kota. "

"Maaf, tapi apa yang membuatmu yakin ibumu benar-benar bekerja di pabrik? "

"Karena pandangannya terhadap lelaki berubah, dia menganggap lelaki tidak ada apa-apanya, dia bisa hidup dengan tangannya sendiri, dia bukan tipe wanita yang menggantungkan hidupnya pada lelaki. Itu yang membuatku yakin dia bukan wanita seperti itu dan orang-orang mengoceh seolah mereka mengikuti ibuku 24 jam jadi mereka tahu segalanya. "

"Tapi kamu juga tidak berada di sisimu selama 24 jam? "

"Benar. Waktu itu aku selalu penuh keraguan tapi kali ini tidak. Aku sangat percaya bahwa apa yang mereka katakan waktu itu adalah omong kosong. "

"Lalu bagaimana kamu menangani teman-teman yang mengejekmu? "

"Awalnya aku tidak peduli, aku mengabaikan mereka tapi semakin lama aku muak dan terganggu. Sampai akhirnya aku tahu alasan mereka memanggil ibuku pelacur bukan hanya karena dia tidak terlihat memiliki suami, tapi karena pandangan orang desa pada wanita yang berpakaian seksi. Waktu itu aku tidak mengerti kenapa pakaian jadi tolak ukur dalam menilai orang lain, tapi seiringnya waktu aku jadi paham kenapa mereka berpikir seperti itu. Aku tidak menyalahkan ibuku yang sering memakai celana pendek, karena aku cukup memaklumi karena dia masih muda ketika itu. Tapi aku juga mengerti kenapa masyarakat berpikir negatif terhadap ibuku itu memang wajar juga karena kami hidup dilingkungan beragama islam dan melihat seseorang berpakaian seperti itu kurasa menganggu mereka apa lagi ibuku adalah wanita yang ditinggal suaminya. "

Kisah Seorang WanitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang