Ruang guru sangat tenang, jam pelajaran sudah di mulai dari tadi, ruangan itu sekarang hanya di penuh tumpukan buku dan alat tulis. Dua pasang kaki mengendap-ngendap menelusuri setiap meja, sang netra hazel seakan mencari sesuatu, sedangkan pemuda di belakangnya memastikan agar tak ada yang melihat tindakan mencurigakan mereka.
"Cepatlah" ujar si surai hitam cemas. Yang di ajak bicara tak menjawab, pupil itu sibuk melirik dan tangannya membuka setiap laci meja. Beberapa laci di kunci dan beberapa lagi tidak.
"Ketemu !" Megumi menoleh, apa yang sedari tadi Yuuji cari akhirnya di dapatkan. Tak lama netra hazel terdiam sejenak, berulang kali menatap Megumi, lalu melirik laci.
"Kenapa bodoh ? ayo cepat ambil gelangmu. Kau bilang kak Choso memberikan khusus untukmu, itu sebabnya aku menemanimu kali ini" gerutu Megumi, sebenarnya Megumi itu anak baik, tidak akan mengendap-ngendap dan mengambil kembali sesuatu yang sudah di sita guru. Namun Yuuji mengatakan jika gelang itu sangat penting baginya, karena rayuan maut Yuuji, ia berhasil mengajak Megumi mengambil kembali gelangnya.
"Megumi inikan ..."
"Kenapa ada benda ini di ruang guru ?!" mereka berdua saling melempar pandang. Menatap ngeri benda aneh di laci meja Gojo.
.
.
.Megumi menekuk lututnya, menelan ludah kasar sambil memegangi perut. Ia menggigit bibir menahan sensasi aneh dari belakang tubuhnya.
"Sialan. Kenapa Yuuji menekan tombolnya disaat seperti ini" keringat mulai bercucuran di dahi Megumi, tangannya mengepal kuat terus menahan sensasi aneh yang menghampiri.
Netra seterang red diamond memperhatikan gelagat aneh pemuda di depannya, semula menopang dagu menatap kosong ke arah jendela kini fokus memperhatikan. Jarinya sibuk menekan sebuah remote.
"Fushiguro kau sedang sakit ?" tanya guru ketika Megumi membenamkan kepala di antara tangannya. Megumi bangkit, sekuat tenaga menahan suara agar tak terlihat aneh.
"Aku baik-" tubuhnya ambruk, semua kaget. Berbeda dengan pemuda di belakang Megumi, raut khawatir tak terlihat sedikitpun.
"Itadori bantu Fushiguro ke UKS" titah guru pada pemuda bernama Itadori. Megumi terbelalak, ini yang paling ia hindari. Saudara kembar Itadori Yuuji, dia adalah Itadori Sukuna. Dia sangat kasar dan tidak sopan, beberapa kali mereka berdua terlibat perselisihan. Megumi benci siswa nakal dan Sukuna benci siswa yang melarangnya melakukan hal nakal.
"Kenapa harus aku ?" tanganya masih sibuk mengutak-atik benda berwarna pink yang ia pegang. Megumi semakin meringkuk, sensasi aneh itu membuatnya hampir gila.
"Ughh" Megumi berusaha menahan sekuat tenaga, lama kelamaan tubuhnya mulai memanas. Megumi meremat kerahnya, memejamkan mata. Pemuda bersurai twotone itu menghela napas, bangkit dari tempat duduk untuk memapah Megumi.
"Menyusahkan" Sukuna memasukkan benda pink itu ke saku, lalu menarik lengan Megumi. Dalam sekejap rasa aneh yang menyelimuti Megumi lenyap.
"Eh ?"
.
.
.Yuuji mondar-mandir mencari barangnya yang lagi-lagi hilang, sebenarnya itu bukan milik Yuuji. Hanya saja jika benda itu hilang akan terjadi sesuatu yang buruk pada Megumi.
Beberapa waktu lalu
Yuuji dan Megumi bersembunyi di toilet sekolah. Megumi memijit pelipis pelan.
"Kenapa kau bawa benda ini ?" tanya Megumi pasrah. Saat di ruang guru, mereka awalnya berniat hanya mencari gelang Yuuji, tapi mereka malah menemukan benda lain di meja Gojo sensei. Sebuah vibrator lengkap dengan plastiknya, benda itu terlihat seperti baru saja di beli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Limerence [SukuFushi] ✔
Fanfiction[Tamat] Rasa penasaran Megumi dan Yuuji tak disangka mendatangkan mala petaka bagi mereka berdua. Mengambil barang haram dari meja Gojo adalah kesalahan terbesar Yuuji, dan mencoba sebuah barang juga kesalahan terbesar dalam hidup Megumi. Megumi t...