Apartment

792 62 2
                                    

Hari ini adalah hari yang cerah.

Mikasa bangun pagi dan bersiap mandi.

Hari ini dia tak sabar karena akan mengenal yang namanya "Kampus".

Ini adalah impian mikasa agar bisa berkuliah.

Yah meskipun sebenarnya ini adalah "pekerjaan", tapi mikasa tak akan melewatkan kesempatan ini.

Mikasa sibuk berdiri didepan cermin sekarang.

Daritadi dia sibuk memadukan bajunya.

Tok.. tok.. suara ketukan pintu.

Ibunya masuk ke kamar mikasa.

"Kau ini belum siap juga? Ka-san sudah menyiapkan sarapan" kata kuchel.

"Ka-san, ini adalah hari terakhir aku sarapan bersama kalian, aku dan tuan muda akan pindah ke apartemen yang aku bicarakan" kata mikasa semangat.

"Ka-san paham akan hal itu, tapi ka-san senang kau melewati ini dengan bahagia, itu membuat ka-san tenang" kata kuchel.

Kuchel berdiri dan mendekati mikasa.

Dia memeluk mikasa erat sambil sesenggukan.

Mikasa menenangkan ibunya, lalu turun dan sarapan bersama keluarganya dengan bahagia.

Mikasa sekarang membereskan semua pakaian dan barangnya dalam sebuah koper.

Dia keluar dari rumah dan menemukan mobil eren sudah terparkir di depan rumah.

Mikasa melihat ke dalam mobil, ternyata eren sedang tertidur di mobilnya.

Mikasa mengetuk jendela mobil beberapa kali hingga akhirnya eren terbangun.

Eren mengusap kasar wajahnya.

Dia membukakan pintu mobil dan bagasi untuk mikasa.

Setelah mikasa masuk ke mobil, eren melajukan mobilnya.

"Kau mengantuk?" Tanya mikasa.

"Ya, semalam kami berjaga di rumah sakit, saat pagi kami pulang dan berganti pakaian untuk kuliah, jadi pagi ini aku sangat mengantuk" jelas eren.

Mikasa menyadari kantung mata eren sangat tebal.

"B-bagaimana keadaan ayah jean?" Tanya mikasa pelan.

Eren melirik mikasa.

"Lemah, kami berusaha mencari pendonor tapi tak menemukannya" kata eren.

Mikasa hanya diam, dia tak berani bertanya lebih lanjut mengingat eren tak menyukai mikasa bersama jean.

Mikasa tak ingin membuat masalah dengan eren di pagi pertama kuliahnya.

Sampai di apartemen, eren mengantarkan mikasa ke kamar apartemennya.

"Disini" kata eren sambil membuka pintu kamar apartemen.

Kamar apartemen itu sangat luas, 3x lipat dari rumah mikasa.

Mikasa takjub, apalagi pemandangan yang ditawarkan oleh apartemen ini sangat menyejukkan mata.

Mikasa sangat senang, apalagi dengan kamar mandi dalam dan dapurnya, tak seperti di rumahnya yang kamar mandinya harus bergantian dengan seluruh keluarganya.

Mikasa mengangkat kopernya masuk, lalu mulai merapikan barangnya.

Tapi saat mikasa ingin memasukan bajunya kedalam lemari, mikasa kaget karena ada baju eren disana.

"Eh, ini bajumu? Kenapa ada disini?" Tanya mikasa.

"Apanya kenapa? Aku juga akan tinggal di kamar ini" kata eren tenang.

My boyfriend is a PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang