Happy

672 58 0
                                    

Pagi ini sangat cerah.

Hati mikasa sangat riang.

Bagaimana tidak? Pagi ini dia mendapat bayaran dari eren.

350.000 yen, sebanyak itu, terlalu banyak malah.

Uang itu tidak dia simpan sendiri, dia mentransfer uang itu untuk orang tuanya dirumah.

200.000 yen untuk mereka dan 150.000 yen untuk mikasa sendiri.

Ibunya yang merasa khawatir pun menelfon mikasa.

"Moshi-moshi, mikasa?" Suara kuchel di telefon.

"Moshi-moshi, ada apa ka-san? Apa semua baik-baik saja?" Tanya mikasa.

"Ah, semua baik, hanya saja.. apa kau tidak salah mentransfer uang? Bukankah itu jumlah yang sangat banyak? Bagaimana kalau kau perlu sesuatu untuk biaya kuliahmu? Atau mungkin untukmu membeli buku? Atau makanan?" Tanya kuchel bertubi-tubi.

Mikasa tersenyum, ibunya sangat menyayanginya.

"Ka-san tenang saja, aku sudah memegang banyak uang kok, lagipula kehidupan kuliahku akan dibiayai oleh tuan muda, ka-san jangan khawatir, aku tidak kekurangan apapun disini" kata mikasa menenangkan.

"Ah begitu ya.. baiklah.. aku mengerti.. jaga dirimu baik-baik" kata kuchel.

Mereka pun sama-sama menutup telefon.

Mikasa dan eren bersiap-siap berangkat kuliah.

Di lobby apartemen, teman-temannya sudah menunggu mereka.

"Kalian lama sekali" kata connie.

"Ah, maaf.. hehehe" kata mikasa riang.

Eren hanya diam saja.

Mereka pun akhirnya berangkat bersama-sama.

"Kalian sudah beli buku untuk besok?" Tanya sasha.

"Buku? Buku apa sasha?" Tanya historia balik.

"Ah kau ini, buku tentang mata kuliah akutansi lah.. bukannya besok ada pak erwin, si dosen yang katanya killer di jurusan kita itu, aku mendengarnya dari kelas sebelah" jelas armin.

"Huwaa.. aku terlalu sibuk dengan les kursus menjadi ratu, hingga lupa dengan hal itu" kata historia malas.

Di istana, historia di didik menjadi ratu yang baik, diajari cara duduk, berdiri, berjalan, dan sebagainya.

Dia merasa pegal di punggungnya karena melakukan semua itu dengan elegan.

Tapi bila bersama teman-temannya, dia menjadi tuan putri yang petakilan.

"Kenapa kau tidak keluar saja dari kampus dan fokus pada istanamu saja?" Sinis eren.

Kejadian dimana historia menyuruh mikasa menjahui eren saat di rumah sakit tidak diketahui oleh teman-temannya.

Jadi mereka hanya bersikap sewajarnya dan melanjutkan aktifitas seperti biasa.

Hanya saja sikap eren makin sinis pada historia, sedangkan mikasa biasa saja.

Dia akan bicara jika diajak bicara, dan sebaliknya.

"Kenapa? Aku juga ingin menjadi ratu yang berpendidikan.. lagipula aku juga ingin merasakan hidup seperti ini sebelum kehidupanku dikekang" kata historia membela diri.

"Baiklah, sudahlah eren.. kalau begitu bagaimana kalau kita nanti mampir ke Gramedia dan membeli buku-buku yang dibutuhkan?" Usul armin.

Yang lain menyetujuinya, grup ini memang suka sekali jalan-jalan.

My boyfriend is a PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang