Plan

607 43 21
                                    

Sudut pandang eren.

Aku terbangun pukul 6 pagi, kulihat mikasa masih tidur terlelap disampingku.

Aku tak membangunkannya, aku langsung mandi dan bersiap pergi kuliah.

Saat keluar dari kamar, aku berfikir untuk mengunci kamar saja karena takut mikasa akan pergi dariku.

Aku turun ke lobby dimana teman-teman sudah menunggu.

"Oi eren.. tumben kau tak terlambat? Lalu.. dimana mikasa?" Tanya sasha.

"Dia kelelahan, hari ini tidak masuk dulu" jawabku seadanya.

"Ah.. tak mengherankan, acara pesta semalam berjalan lancar berkat kerja keras mikasa, kami sangat takjub dengan semua hidangan, dekorasi, dan beberapa acara lainnya.. kau tahu? Sasha hampir mabuk berat semalam karena terlalu menikmati acara" kata armin.

Yang lain tertawa sambil melihat sasha.

"Huh! Aku hanya terbawa suasana" kata sasha membela diri.

"Yasudah, ayo berangkat" ajak connie.

Yang lain mulai mengikuti, saat sampai di depan pintu lobby eren menghampiri satpam semalam yang memarkir mobilnya.

"Ini tip mu, terimakasih, kau boleh ambil cuti kalau kau mau, kalau tak ada yang percaya, suruh mereka menghubungiku" kataku singkat.

"T-terimakasih tuan muda, anda sangat baik hati" jawab satpam itu sambil pergi ke resepsionis.

(Apartemen dan yang bekerja disana adalah milik eren, jadi tak heran mereka bisa dapat kamar dimanapun dan kembali kapanpun eren mau, eren juga bebas mau memakai orang mana dan membuang pekerjanya bila tak becus)

Mereka berjalan sambil berbincang, siapa sangka dari arah belakang ymir dan historia memperhatikan mereka.

"Apa? Mikasa masih sekamar dengan eren? Tidak mungkin kan ymir? Harusnya mikasa sudah pergi dan mereka tak bersama-sama lagi" bisik historia.

"Saya akan mencari tahu hal ini tuan putri, saya yakin eren hanya tak ingin yang lain khawatir soal mikasa, jadi dia berbohong bahwa mikasa ada di kamarnya" balas ymir.

"Kau ada benarnya juga, mungkin saja eren malu karena sudah ditinggal oleh mikasa, dan dia berusaha mencari mikasa saat ini" kata historia tenang.

***

Sesampainya di kampus.

"Aku mau membolos jam pertama, ada hal yang harus ku urus" kataku sambil pergi dari grup teman-teman.

"Hoi eren, kemana kau?" Tanya armin.

"Sudahlah biarkan saja dia, dia pasti malas ikut jam kuliah karena tak ada mikasa di sampingnya.. hahaha" kata sasha sambil mengunyah snack yang dia bawa.

Yang lain mengangguk dan segera masuk ke kelas.

Aku mengarahkan kakiku ke atap kampus.

Pikiranku agak kalut dengan masalah semalam.

Untungnya hanya sedikit yang mengerti foto-foto itu.

Setidaknya bila orang tuanya tau, dia akan dihajar habis-habisan.

Tapi, tidak dengan zeke, zeke tau permainan perusahaan, tidak seperti ayahnya.

Jadi zeke akan mengerti dan akan membantu eren memecahkan masalahnya.

Tanpa terasa melamun masalahku, aku sudah sampai di atap kampus.

Aku mengeluarkan handphone dan mencoba menelfon seseorang.

My boyfriend is a PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang