8

819 129 9
                                    

Yoora terkejut mendengar pernyataan mendadak Joshua. Rasa geernya ternyata benar. Anak osis itu bahkan tidak ragu untuk terus terang. Dan kini, Jeonghan yang geram mengetahuinya.



"keburu telat, anak osis udah mau jalan tuh" ujar Joshua sambil memakaikan helm ke kepala Yoora.



Ia gak berkutik sama sekali. Melihat keduanya tengah beradu mulut, memilih diam jauh lebih baik. Jeonghan masih menahan tangan si anak baru, ia gak mau membiarkan gitu aja.



"caranya murahan, pake bilang suka segala"

"lo sama gue kan?" tanya Jeonghan pada Yoora

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"lo sama gue kan?" tanya Jeonghan pada Yoora.



Sebenarnya sedari awal ia sudah memutuskan untuk pulang dengan siapa. Kalau ikut Jeonghan, anak osis pasti membicarakannya. Seenggaknya Joshua udah kelihatan baik, jadi aman aman aja.



Perlahan Yoora menggeleng. Ia melepas genggaman tangan Jeonghan penuh rasa takut.



"maaf, Han. . .disana banyak anak osis, nanti mereka melakukan hal yang sama kayak anak anak di bus"



Melihat respon Yoora yang memilih dirinya dibanding mantan 'sahabat' nya itu, Joshua langsung menyalakan mesin motor. Ia memakai helm sesegera mungkin.



Yoora masih diam di tempat. Ia baru akan naik ke jok belakang kalau Jeonghan sudah menjawab atas penyataannya barusan.



Dalam hitungan detik, kedua mata Jeonghan menghadap ke arah lain. Ia gak pamit atau basa basi, hanya membalikkan badan lalu melangkah menuju mobil para osis.



Sial, gadis itu mulai khawatir. Panggilan Joshua menyadarkan ia kalau motornya sudah panas, jadi biar gak ngulur ngulur waktu, mereka pulang sekarang.



Keesokannya, Yoora mendapat jadwal part time full dari pagi hingga malam. Awalnya sih ia bekerja seperti biasa, namun begitu beberapa siswa dari sekolah yang sama hadir, ia menjadi takut.



Ketakutannya makin makin begitu mengetahui bahwa ia difoto secara diam diam. Jadi, setelah selesai menyelesaikan pesanan nomor antri 36, ia langsung pergi ke ruang dalam.



Yeji bingung melihat ia memakai masker, padahal gak lagi batuk atau sakit sakitan.



Seenggaknya memakai penutup sebagian wajah tersebut mengurangkan rasa takutnya sedikit. Walau masih saja difoto secara diam diam, ia gak berani menegur.



"ice americano sama cheese cake 1"



Seseorang memesan saat ia tengah bermain ponsel di bawah meja. Lalu dengan cepat, Yoora berdiri dan berhadapan dengan si pelanggan.



"ice am. . ."



Begitu mengulang menu pesanan, ia berhenti akibat terkejut melihat orang tersebut.



𝗺𝗶𝘀𝘂𝗻𝗱𝗲𝗿𝘀𝘁𝗮𝗻𝗱𝗶𝗻𝗴 - 𝗷𝗲𝗼𝗻𝗴𝗵𝗮𝗻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang