15

705 116 32
                                    

"ya! Yoon Jeonghan"



"jadi kalau lo beurusan sama Yoora . . ."



". . . gue ikut maju" lanjut si ketua kelas.



Terlihat jelas wajah terkejut Sowon. Bukan hanya ia kok, hampir seluruh siswa merasakan hal yang sama. Termasuk Yoora sekali pun.



Tanpa ada respon lanjut dari Sowon, Jeonghan menarik si anak baru keluar dari sana. Tidak ada yang menghentikan karna pernyataan cowo itu barusan.



Ketika keduanya sampai di depan gerbang, Yoora melepas genggaman. Ia menatap dalam Jeonghan.



"m-makasih udah dibantuin"



Ia tidak mau serius memikirkan ucapan ketua kelas tadi. Pasti hanya sebuah alibi agar Sowon tidak lagi mengganggunya.



Di satu sisi Jeonghan diam memandang si anak baru. Perempuan itu berusaha bersikap normal padahal wajah merahnya kelihatan.



Kesempatan, ujarnya.



"itu bukan bantuan, tapi pernyataan"



"eoh?" kedua mata Yoora langsung melebar.



Si ketua kelas melangkah selangkah mendekat. Ia menundukan wajah seraya melontarkan senyuman paling hangat yang pernah dilihat.



Di tambah tangannya yang di masukkan ke kantung celana.



































































































































"gue emang suka sama lo, Ra"

"gue emang suka sama lo, Ra"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

















































































































































Yoora tertegun. Ia kembali terkejut mendengar secara jelas ucapan Jeonghan. Ini bukan mimpi karna ia sudah mencoba cubit bagian lengan.



"jadi, ayo kencan"



Lagi dan lagi jantungnya berdegup kencang.



"kalau lo nolak, kita jadian. Kalau lo terima, yaa kita pacaran"



𝗺𝗶𝘀𝘂𝗻𝗱𝗲𝗿𝘀𝘁𝗮𝗻𝗱𝗶𝗻𝗴 - 𝗷𝗲𝗼𝗻𝗴𝗵𝗮𝗻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang