9

756 121 14
                                    

"h–hah?"




Seketika Jeonghan senyum. Cowo itu tahu cara bagaimana mengacaukan hati wanita. Ia makin kegirangan melihat wajah Yoora memerah.




Si anak baru berpaling. Ia tetap diam, gak merespon sepatah kata pun. Boro boro menjawab, pikirannya saja sudah kemana mana.




Malam menjadi akhir momen jalan mereka. Tepat saat Yoora turun dari motor, ia menodongkan tangan. Jeonghan sempat tak mengerti apa maksudnya. Lalu cewe itu menjelaskan.




"kunciran"




"tadi kan lo minjem buat dijadiin gelang"




Juluran tangan Yoora didiamkan. Ia melepas kuncir rambut milik cewe itu namun langsung dimasukkan ke saku celana.




Jeonghan menggelengkan kepala. Ia gak mau memulangkan. Katanya biar bisa keinget terus pas di rumah. Jadi, gak kangen lagi deh.




Mendengar perkataan si ketua kelas mendebarkan jantungnya. Untuk yang kesekian kalinya ia merasakan kupu kupu terbang dalam tubuh.




"kalau gitu, gue pamit"




"terima kasih ya, hati hati!"




Motor besar ia kendarai dengan kecepatan penuh. Padahal sedari tadi Yoora sudah mewanti wanti. Satu satunya hal yang ia gak suka dari jalan bareng tadi itu yaa pas naik motornya.




Jeonghan separah itu mengendarainya.




Dino menyambut kepulangan saudaranya. Karna sudah agak larut, ia membiarkan Yoora beristirahat sambil menyiapkan teh hangat.




"kelihatan cerah banget nih" ujar Dino.

"kelihatan cerah banget nih" ujar Dino

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia hanya tersenyum. Gak bisa berkata kata lagi deh kalau mengingat semua kejadian tadi. Dino ikut duduk di sampingnya, hal tersebut mengundang tatapan Yoora.




Entah kenapa ia merasa bahwa hari ini Dino gak dalam kondisi baik. Cowo itu gak sakit, hanya saja seperti kelihatan murung.




"lo kenapa?"




"kenapa apanya?"




Yoora menegaskan ucapannya.




"lo beda aja hari ini"




Dino tertawa kecil. Malah ia yang membalikkan perkataan si anak baru. Tapi mau sepintar dan selihai apapun Dino mengelak pendapatnya, sangat kentara.




Terlebih lagi setelah merasa kalau saudaranya menotice, ia langsung pamit menuju kamar. Menambahkan rasa penasaran dalam diri Yoora.




𝗺𝗶𝘀𝘂𝗻𝗱𝗲𝗿𝘀𝘁𝗮𝗻𝗱𝗶𝗻𝗴 - 𝗷𝗲𝗼𝗻𝗴𝗵𝗮𝗻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang