25

531 96 14
                                    

Melihat Sowon datang, Yoora kembali dihantui mimpi buruknya. Sowon bukan perempuan biasa. Berurusan dengannya juga bukanlah hal yang mudah.



"Sowon? lo ngapain di sini?"



"cih, lo pikir angkatan kita yang masuk kampus ini cuman lo, Jeonghan sama Dino doang?"



Sowon terkekeh. Ia maju 3 langkah hingga berdiri tepat di depan si anak baru.



"sakit gak sih lemparan Hyunjin tadi?"


Begitu telapak tangannya mau menyentuh bagian kening Yoora, cewe itu langsung menepis. Sowon terkejut, ia tidak pernah ditepis oleh siapapun seperti ini.



Sontak ia membalas tindakan Yoora dengan tamparan paling keras yang pernah ia lakukan. Suara dari tamparan tersebut nyaring hingga ke sudut ruangan.



Pipi kanan Yoora memerah. Ia juga menahan tangisan.



"hei, dengar baik baik"

"hei, dengar baik baik"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"selagi lo masih deket sama Jeonghan, gue gak akan berhenti sebar berita soal bokap lo"



Seketika amarah Sowon berubah menjadi senyuman. Ia menepuk pelan kepala Yoora, lalu keluar dari ruangan.



Si anak baru tetap diam di tempat. Rasa sakit dari tamparan keras tadi masih terasa. Sepertinya, mau sampai kapan pun ia berada, status Lee Sang Yeob sebagai seorang pembunuh tidak akan membuat hidup Yooea membaik.



Pada sore hari, sekitar pukul 17.00, ia memutuskan untuk pulang. The 8 dan Jeonghan sedari tadi tidak memunculkan diri. Apakah mereka tengah bertengkar?



Yoora tidak peduli. Ia hanya duduk di dalam bus, menyenderkan kepala sambil melihat langit orange yang indah.



Karna pakaiannya yang basah, tiap kali penumpang lewat, mereka berbisik. Bahkan beberapa ada yamg menertawakan.



Setelah sampai di rumah, paman Lee terkejut melihat keadaan si ponakan. Pertanyaan yang diajukan seperti



"kenapa kamu bisa basah kuyup begini?"



"apa ada yang merundungmu?"



"bicaralah pada paman"



Hingga,



"baiklah, paman mengerti. Selamat beristirahat, Ra"



Kacau. Semua kacau. Perkataan Dino benar. Seharusnya ia tidak ikut ke perkumpulan mahasiswa di cafe bar malam itu.



Juga, sadar bahwa lawannya ialah Sowon.



Pagi hari tiba dan Yoora baru keluar dari kamar. Karna merasa khawatir dengan kondisi si saudara, Dino menyiapkan sarapan berupa nasi goreng kimchi.



𝗺𝗶𝘀𝘂𝗻𝗱𝗲𝗿𝘀𝘁𝗮𝗻𝗱𝗶𝗻𝗴 - 𝗷𝗲𝗼𝗻𝗴𝗵𝗮𝗻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang