𝗺𝗶𝘀𝘂𝗻𝗱𝗲𝗿𝘀𝘁𝗮𝗻𝗱𝗶𝗻𝗴 - 𝗷𝗲𝗼𝗻𝗴𝗵𝗮𝗻

38

Di sepanjang perjalanan pulang, ketiganya sama sama diam. The 8 menatap fokus jalanan, tidak memedulikan sepasang mahasiswa yang berjalan di belakangnya.

Yoora mengerti betul apa yang dirasakan oleh Jeonghan sekarang. Makanya mau diajak bicara pun pasti ujungnya akan canggung. Jeonghan pasti tidak menggubris lebih.

Kursi belakang bus yang terisi oleh 2 orang ditempati. Selagi The 8 membayar mereka berdua, Jeonghan terlebih dahulu duduk, menundukan kepala.

"Han?"

Jeonghan menjawab panggilan Yoora dengan dehaman, "hm?"

Baru dijawan seperti itu saja Yoora tidak mau melanjutkan panggilannya. Ia memilih diam daripada bicara dengan Jeonghan tapi cowo itu tidak bersemangat.

Sebelum akhirnya turun kembali di kampus, Jeonghan menolak untuk ikut. Tanpa menaikan kembali kepala, ia melepas genggaman tangan Yoora.

"Ra, aku gak ikut turun"

"gak mau turun kenap . . ."

"mau ketemu mama" potong Jeonghan.

Sontak Yoora langsung mengiyakan. Tidak memaksa apalagi marah marah. Kondisi Jeonghan memang berantakan sekarang. Mungkin jalan terakhirnya ialah ibunya sendiri.

Makan malam buatan Dino berhasil menghancurkan kefokusan Yoora saat mengerjakan tugas. Belum sempat mengetuk pintu, Yoora sudah membuka pintunya terlebih dahulu.

"aigoo, kamjagya"

"jangan teriak teriak kenapa sih, gue lagi nugas"

Dino mengangguk sembari memberikan makan malamnya. Ia tidak mengatakan kata maaf dan langsung kabur ke arah lain.

Tugas yang tengah dikerjakan diberhentikan sebentar. Yoora mau makan dulu karna sudah menahan lapar dari tadi siang.

Tepat sebelum suapan terakhir masuk ke dalam mulut, bunyi notif chat mengalihkan pandangan si anak baru. Ia melihat sebentar lalu membukanya dengan cepat karna Joshua memberi pesan.

Joshua
Ra!
Ra!