"KANA !!!!!! " Bin berlari mendekatiku yang terjatuh karena belajar melangkah ... sudah dua bulan ini aku mencoba untuk berjalan, walau hasilnya sama ... aku selalu jatuh dilangkah kaki pertama atau kedua ku ... tapi aku tak berhenti mencoba ...
"Kamu gak papa kan Kana?"
"Tak apa Bin .... bantu aku ..." Bin menggendongku dan meletakkanku di kursi roda lagi, sementara Angela sudah berada disampingku saat dia melihatku jatuh tadi.
"Ayah, aku akan bawa papa kembali .."
"Baiklah, ayah akan ajak adik - adikmu pulang ..." Bin mengusap kepala Angela dan Angela mendorong kursi rodaku. Walau sebetulnya Angela tidak perlu melakukan itu, karena kursi rodaku ini bermesin, tapi tetap saja Angela masih sangat protektif padaku.
Sesampainya di ujung taman, Angela membetulkan selimut di kakiku dan mengecup pipiku.
"I love you papa ..."
"I love you too sweetheart .... terima kasih karena Angela menjadi tempat sandaran papa ..."
"Hum ... Angela akan selalu ada buat papa ...."
"Uihhhhh ... anak papa sudah besar ternyata ..... udah berapa tahun sih ini ... anak papa sudah gadis aja ...."
"Papa apaan sihhh .... Angela masih 13 tahun papa .... masih kecil ..."
"Jangan cepat besar ya Angela .... papa masih ingin bermanjaan dengan Angela ..." aku memeluk anak gadisku dan aku bisa merasakan air mata Angela jatuh di pundakku. Aku tahu apa yang ada dipikiran Angela .... tapi sampai saat ini Angela masih belum mau mencurahkan apa yang ada di benaknya ... jadi aku hanya bisa menunggu anak gadisku ini berbicara.
"Kalian peluk - peluk gak ajak kami ...." aku mendengar suara Bin dan melepas pelukan Angela dan kami berpelukan bersama ... 7 orang berpelukan dan membuat orang - orang melihat ke arah kami.
"Ayah ... Elo mau makan di cafe itu ..." tanya Angelo pada Bin dan Bin hanya menuruti permintaan Angelo dan mengajak kami semua masuk kedalam cafe itu. Cafe itu tidak terlalu ramai, tapi ice cream dan waffle di cafe ini juara ... Angelo hampir setiap minggu pasti meminta Bin membelikannya ice cream disini.
Saat kami duduk dan menunggu pesanan, aku tak sengaja menatap ke jendela ... dan aku bisa melihat dengan jelas wajah Mew di jendela itu menatap ke arah kami, tapi aku mengalihkan pandanganku ... aku harap, berita kematian Gulf membuat mereka semua melupakan seseorang yang bernama Gulf.
Selesai menikmati ice cream, lagi - lagi Caroline membujuk Bin agar mengajaknya ke Marina, apa yang bisa aku lakukan? Bin sangat menuruti apapun keinginan anak - anak selama itu tidak merugikan dan membahayakan mereka.
Bin menggendongku untuk mendekati ke bibir pantai, sedangkan anak - anak bergerombol berlarian disisi kanan dan kiri Bin. Tawa anak - anak membuatku bahagia .... dan Bin membawa kebahagiaan untuk anak - anakku ...
"Kana ... kenapa melamun?" tanya Bin saat aku menatap matahari terbenam dalam gendongannya.
"Terima kasih Bin ... untuk segalanya ..."
"Dengan senang hati Kana ...."
"Apa kamu bahagia Bin?"
"Aku bahagia ... bersama anak - anak aku bahagia ... denganmu ... aku juga bahagia ..." aku menarik tengkuk Bin dan mencium bibirnya, perlahan ciuman kami menjadi lebih dalam dan harus terhenti saat anak - anak berteriak
"AYAHHHH PAPAAAAA"
Bin hanya tertawa melihat anak - anak yang merasa malu melihatku berciuman dengan Bin, sedangkan aku menyembunyikan wajahku dalam pelukan Bin.
KAMU SEDANG MEMBACA
F.R.I.E.N.D
Fanfiction🔅🔅🔅🔅🔅🌻🔅🔅🔅🔅🔅 Jatuh cinta ... dengan orang yang tepat .. diwaktu yang tepat ... dan situasi yang tepat .. akan membawa kebahagiaan yang tepat. Tapi tidak denganku ... aku jatuh cinta dengannya .... rekan kerjaku .... dan dia .... laki - lak...