EMPAT BELAS | Sesuatu yang Melebihi Cinta, Yaitu Kamu

325 42 7
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk pertama kalinya, Erion tak sengaja melihat Delia menangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk pertama kalinya, Erion tak sengaja melihat Delia menangis.

Gadis mungil itu, berjongkok di depan lokernya sambil menangis tersedu-sedu. Erion tak ingin Delia mengetahui kehadirannya,  sebab pasti dia akan malu dan Erion juga menjaga harga diri Delia. Akan Erion anggap hal ini tak pernah terjadi. Sempat terbesit agar Erion pergi dari koridor namun ucapan Delia yang berbicara sendiri bikin langkahnya tersendat lantas hanya berdiri kaku dibalik tembok.

"Caleo, aku capek."

Rasanya mengenyuh hingga ke lubuk hati Erion, perempuan itu putus asa.

Erion baru saja kembali dari ruangan konseling, ia mendapat panggilan dadakan dari guru dan begitu Erion kesana ia justru mendapatkan informasi yang begitu ajaib. Pasalnya seluruh hukumannya telah dicabut, Erion nggak pernah berharap hal ini terjadi namun saat ia tanya apa alasannya? Sang Guru hanya menjawab kalau Niel Bharta Kazuya adalah dalang dibalik bebasnya Erion.

Dengan rasa penasaran tinggi, akhirnya Erion berlalu keluar dari ruang konseling. Ia benci dibela apalagi kalau berurusan sama The Rebilia meski demikian Erion hanya bisa menyimpan segala bentuk pertanyaan dalam lubuk hati hingga ia bertemu Niel besok di pentas seni. Begitulah ceritanya ia tak sengaja bertemu Delia sekarang. Walaupun terlihat kuat, Delia juga manusia yang ada kalanya akan kelihatan lemah dan perlu perhatian.

Sepeninggalan Delia dari ruangan loker, Erion keluar dari persembunyian. Mengecek apa yang barusan Delia masukan ke dalam loker. Suddenly it this be pathetic, Erion menghela napas dalam, baju basket hm. Erion terdiam cukup lama, membawa baju basket tersebut duduk dikursi sambil mengamati lekat nomor punggung yang tersablon. Seseorang yang Erion kenal pernah bilang kalau nomor keberuntungannya adalah angka 11, kejadiannya sudah lama sekali, itulah alasan mengapa Erion memakai nomor punggung 11.

Ada namanya juga disana, tertulis : C.Alferion

Rupanya Delia memang seniat itu ingin membuatnya kembali ke basket. Terlintas dipikiran Erion bahwa tangisan Delia tadi terdengar seperti jeritan yang begitu pilu. Erion tak begitu yakin apa alasan dibalik tangisannya namun kehadiran Delia tentu membuat hidup Erion sedikit berubah.

Welnusa School: The Winter Found His ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang