TIGA PULUH ENAM | Teka-Teki Kita

241 28 22
                                    

Perhatian chapter ini bermuatan adegan dewasa, isu kekerasan dan sangat sensitif. Bagi pembaca di bawah umur atau yang memiliki kesehatan mental mengkhawatirkan mohon bijak dalam membaca. Terima kasih.

Siapa bilang cuma Rezel yang kena pukul dari Ardika?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siapa bilang cuma Rezel yang kena pukul dari Ardika?

Bee juga sering meski kejadiannya banyak terjadi di ranjang, tak asing lagi bagi masyarakat awam punya prasangka bahwa sekreteris perempuan sering dianggap sebagai simpanan bosnya. Ya, awal memulai karier Bee punya pendirian untuk mematahkan streotip gila tersebut. Namun realita ternyata sangat pahit, apesnya lagi Bee ditakdirkan punya atasan sampah seperti Ardika Akalanka.

Merangkak dari bawah tanpa privilege adalah bunuh diri secara perlahan, alasan Bee bisa bertahan di keluarga Akalanka dan naik jabatan secepat itu karna Ardika menyukai cara kerjanya termaksud service malam. Bee berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja, ia punya banyak kebetuhan salah-satunya jadi tulang punggung keluarga. Ia rela memuaskan hasrat Ardika hampir tiap malam, meski tahu tubuhnya merintih kesakitan. Kegiatan seks Ardika bisa dikatakan sangat kasar, ia penggila BDSM atau bisa diartikan sebagai praktik seks yang mengacu pada kesadisan dan rasa sakit.

Tak ayal, Bee sering kena jambak, dicekik, ditampar sampai dititik organ intimnya harus dipaksa orgasme padahal dirinya sudah kehilangan banyak tenaga. Mana peduli Ardika dengan partner mainnya, dia hanya mengutamakan kepuasan sendiri. Apakah Bee pernah merasakan keinginan mau mati? Tentu, bahkan hari ini Bee sudah pasrah apabila kepalanya harus dicabut dari tubuh.

Pasca artikel Rezel dirilis disemua platfrom dan rekaman keluarga Akalanka bocor ke publik. Ardika berubah jadi monster yang sangat mengerikan, dia mengamuk dan menghancurkan segala perabotan di ruang kerja. Saat itu Bee jadi sasaran empuk, rambut Bee ditarik hingga beberapa helainya rontok, badan kurusnya dipukul dan dibanting ke lantai, rintihan kecil lolos dari bibir mungilnya yang sudah bergetar hebat. Ardika marah besar, dia menuduh Bee sebagai pengkhianat sebab rekaman tersebut tidak mungkin bocor kalau bukan orang dalam yang membeberkannya.

Bee ditonjok hingga darah segar mengalir dari hidung, sebelah matanya memar, tidak ada tangisan. Menurutnya tidak berguna, air matanya telah habis sejak lama. Berulang kali Ardika membenturkan kepala Bee ke tembok hingga Bee berteriak histeris. Para pembantu tidak berani menerobos ruang kerja, mereka memang kasihan dan iba, tapi tak ada yang punya nyali sebesar itu untuk melawan Ardika. Pilihan terbaik adalah pura-pura tidak tahu.

"HARI ITU CUMAN ADA KAMU DAN REZEL DISINI!!! MENURUTMU SIAPA YANG MEMBOCORKANNYA KALAU BUKAN KAMU?!!!" Ardika memaksa Bee untuk menatapnya, rambut perempuan itu dijambak dari belakang. "MASIH NGGAK MAU NGAKU?!"

"S-saya... ti...tidak tau..."

"APANYA YANG NGGAK TAU??!!!!"

Ardika melempar tubuh Bee ke lantai, lutut gadis itu seketika berdarah saat tak sengaja terbentur dengan pecahan keramik. Tidak ada yang utuh lagi dalam ruangan ini, kondisinya persis seperti kapal pecah, semua barang-barang hancur total dan Bee juga akan bernasib sama dengan perabotan tersebut.

Welnusa School: The Winter Found His ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang