"Aku minta maaf, Alferion Chakra."
Cordelia Ataya
From : IbuIbu belum bisa datang nak, ada acara seminar.
Coba nanti, Ibu kabarin mas Andre atau mbak Gita yang ada disana supaya datang.
13.15
To : Ibu
Gapapa Bu, mas sama mbak mungkin sibuk. Miguel gapapa kok sendiri.
13.16
From : Ibu
Ibu baru bisa ke Jakarta besok, jangan pernah lupa Ibu akan terus doain kamu dari sini.
13.17
To : Ibu
Makasih Bu.
13.17
Sendiri lagi, huh?
Diam-diam Miguel tersenyum miris, pada akhirnya akan sama. Disimpan ponselnya ke dalam tas lalu kembali duduk termenung. Hari ini adalah lomba renang peregu pertamanya untuk piala presiden. Minggu lalu Ibu janji akan datang namun seperti yang sudah-sudah, segalanya pupus.
Hingga detik ini, Miguel belum akrab dengan tiga rekan setimnya di lomba renang cabang estafet. Meski mereka sering latihan bersama, Miguel masih kesusahan berteman. Itulah alasan paling besar, mengapa Miguel duduk sendirian di ruang ganti sementara tiga temannya sedang berada diluar dan sesekali, tertawa kencang saling bercanda satu sama lain. Iri? Tidak juga, hanya saja sepi. Masih 30 menit hingga pertandingan dimulai, Miguel tak punya ide apa yang harus dilakukan.
Satu jam pertama, Miguel pilih menonton pertandingan Basket melalui siaran online. Seperti yang diharapkan dari tim basket Welais Nusantara, mereka menang telak dibabak penyisihan pertama melawan perwakilan daerah lain dengan selisih skor tinggi. Yah, ini masih permulaan awal sebelum Welnusa akan bertemu dengan deretan atlet paling unggul milik San Hesa Bandung. Bisa diperkirakan pertandingannya masih jauh, mungkin sekitar 1 minggu lagi. Itupun kalau dua sekolah tersebut berhasil bertahan hingga final.
KAMU SEDANG MEMBACA
Welnusa School: The Winter Found His Butterfly
RomanceMari berkenalan dengan Alferion Chakra, mantan atlet basket dan murid bermasalah yang punya julukan sang Iblis pencabut nyawa di sekolah, kata orang-orang dia itu sering masuk rehabilitas dan demen jadi tukang pukul dadakan. Kurang serem apa brandal...