DUA PULUH | Hidup Itu Singkat, Tapi Cinta Itu Selamanya

422 39 18
                                    

From : Jubaedah tukang selingkuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


From : Jubaedah tukang selingkuh

Kenapa kamu gak angkat telpon mama?! Ingat ya Karina! Sejak awal mama gak pernah setuju kamu masuk klub basket! Gak ada untungnya sama sekali ikut begituan! Apapun yang terjadi kamu harus tetap latihan gyminastics lagi! Jadi pulang ke rumah sekarang! Kalau sampai kamu berani berangkat ke Bandung, Mama bakal cabut semua fasilitas kamu dan pindahin kamu ke sekolah lain!!!

11.10

Karina mengembuskan napas kasar, ada kalanya untuk segelintir orang, candunya nikotin lebih menenangkan, ketimbang harus berdiri di tengah jalan, nungguin dicipok Avanza lewat.

Sekitar tiga puluh menit yang lalu, bus klub basket sudah berangkat menuju Bandung. Karina telat, sebab ia harus berdebat dulu dengan Mama, yang ngotot nggak memberi izin. Akhir-akhir ini, ia dan Mama sering berantem hanya karna hal sepeleh. Karina sih bodo amat, semenjak orang tuanya cerai, ia sudah tak peduli lagi. Karna pikirannya kacau, Sejenak Karina mengeluarkan bungkus rokok dari saku jaket Varsity, menarik sebatang lantas membakar ujungnya.

Kepulan asap rokok keluar dari mulut Karina. Jujur ia bukan perokok aktif yang harus nyebat tiga batang non-stop tiap hari, Karina hanya melakukannya sesekali jika keadaan memaksa, seperti sekarang. Pertama kali ia coba merokok saat SMP, waktu orang tuanya resmi berpisah, alhasil sampai sekarang kalau Karina punya banyak pikiran maka pelariannya cuma ke rokok, yah mending daripada dia gantung diri?

Selama dua puluh menit juga, Karina sudah duduk diam di bangku dekat parkiran sekolah. Sambil menyilangkan kaki anggun, ia hanya bisa menatap kosong ke depan, lengkap dengan pakian jaket varsity klub basket dan di samping ada tas kulit gede, berisi pakiannya selama tiga hari. Apapun yang terjadi, Karina sudah bertekad akan berangkat ke Bandung. Namun ia bingung, harus mulai dari mana? Pertama ia ketinggalan bus sampai bikin Juro puluhan kali menelpon, ah cowok itu terlalu heboh! Kedua, Karina nggak tahu transportasi apa saja yang bisa ia gunakan, sejak kecil Karina nggak pernah terbiasa naik kendaraan umum, selain cuma bisa diantar-jemput supir pribadi dan diawasi bodyguard 24 jam, ketiga kemungkinan besar, Karina harus cari jalan pintas lain sebelum Mama benar-benar akan memblokir semua fasilitas miliknya termaksud uang saku di ATM.

Ponsel Karina kembali berdering, ada panggilan dari Mama. Alih-alih diterima, Karina malah menolak panggilan kemudian lanjut menyebat, mengeluarkan asap rokok ke udara. Rambutnya yang panjang ia biarkan terurai, kakinya yang disilang dengan ekspresi wajah sedingin es dari puncak himalaya bikin Karina lebih kelihatan kayak patung manekin di toko baju branded.

Ayo berpikir, harus apa ia sekarang?

"Boleh gue minta sebatang?"

Karina terkejut, ia refleks menoleh ke asal suara. Tak jauh, kini Adipati Miguel Sunaprasya sedang berdiri, mengamatinya dengan raut tak beriak seperti biasa. Sekilas, Karina berdecih, ngapain dia ada disini?

Welnusa School: The Winter Found His ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang