PART 14 - Amin Paling Serius

3.3K 474 40
                                    

Tuk petualangan ini

Mari kita ketuk pintu yang sama

Membawa amin paling serius

Seluruh dunia

(Sal Priadi Ft Nadin - Amin Paling Serius) 


-

-

-


Sebaik-baiknya jalan memanglah jalan Tuhan. Ines tidak menyangka bahwa hubungannya dengan Gandhi akan berjalan dengan semulus ini. Ya Tuhan, jatuh cinta itu memang luar biasa! Ines benar-benar bahagia dibuatnya. Bagaimana tidak, semakin hari mereka semakin dekat, semakin cinta, dan semakin tak terpisahkan. Poin tambahannya, Ines bahkan sudah berhasil mewujudkan satu keinginannya sejak lama yaitu menyaksikan akad nikah bersama kekasihnya. Eh ralat. Calon suaminya. Duh, apaan sih? Kan belum ada lamaran resmi. Tapi sungguh, Ines merasa antusias luar biasa hari ini!

Katanya malaikat akan turun ketika akad nikah dimulai dan kalau kita berdo'a pada saat-saat itu, do'a kita akan segera dikabulkan. Sejak pengantin pria mengucap akadnya, Ines segera berdo'a dan mengaminkannya dengan serius. Sesekali ia lirik Gandi yang tersenyum dan terpaku di sampingnya. Wow. Bagaimana yah... Ines jadi salah tingkah sendiri, membayangkan bahwa Gandi yang saat ini berdiri di sampingnya akan menjabat tangan ayahnya untuk...

"Aaaa, nggak boleh," jeritnya tertahan.

Gandhi menoleh, "Kenapa Nes?" tanyanya.

Ines terkekeh. Malu lah kalau dia mengaku pada Gandhi bahwa dia baru saja membayangkan... Oh, ya ampun, kenapa ia merasa pipinya memanas?

"Ekhm," dehemnya, "Nggak apa-apa kok Gan," sahutnya.

Gandhi tersenyum, ia menatap jauh kedepan seraya berkata, "Bayangin kalau aku ada di situ buat nyalamin Papa kamu Nes. Degdegan nggak?" tanyanya. 

Ines mengerutkan keningnya, Gandhi tidak mendengar isi pikirannya kan? 

"Apaan sih Gan," kilah Ines, malu. 

"Ya ampun Nes. Bayangkan betapa cantik dan lucunya..." kata Ghandi yang tiba-tiba bernyanyi. Aduh, sempat-sempatnya ya si Gandhi ini. 

"Udah ah, jangan berisik, orang lain lagi serius tahu," sela Ines. Gandhi berdecak, "Dipikir aku nggak serius?" tanyanya. 

Ines menelan ludahnya, "I-iya serius sih. Ya udah pokoknya fokus dulu dong sama yang lagi akad," ucapnya memperingati. 

Gandhi menahan tawanya. Ia mendekat pada Ines dan berbisik, "Aminin dulu dong Nes, yang tadi aku bilang."

Mendelik, Ines menatap kekasihnya dan berkata, "Iya, ya udah aku aminin. Amin paling serius ini mah." 

Puas dengan jawaban Ines, Gandhi menyaksikan lagi akad nikah di hadapannya sementara Ines... Aduh, Gandhi nya sudah biasa saja, kenapa malah dia yang luar biasa dan tidak karuan? Memang kalau sudah bahagia dalam lamunan tuh jadi susah untuk kembali pada kenyataan ya.

"Nes, jangan mesem-mesem aja, berdo'a dulu tuh," bisik Gandhi padanya.

Benar juga, waktunya mendo'akan pengantin sekarang. Bonusnya, dengan dirinya dan Gandhi juga. 

Tuhkan. Lagi-lagi!


*****


"Maukah kau tuk menjadi yang pertama yang selalu ada di saat pagi ku membuka mata..."

Ines merasakan pipinya memerah. Bukan karena penyanyi di hadapannya, tapi karena Gandhi yang ikut bernyanyi tetapi matanya malah fokus kepada dirinya. Jadi sejak tadi Ines tak bisa mengunyah makanan yang sudah masuk ke dalam mulutnya. Ia malah sibuk tersipu tanpa bisa berkata apapun. Ya Tuhan, jatuh cinta macam apa yang sedang Ines alami ini?

Pernikahan ImpianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang