Ini kisah tentang dia yang selalu menjaga hati untuk Cinta pertama nya,
menyatat setiap detik kenangan yang ia lalui bersama sosok wanita yang paling ia Cintai.
menunggu kedatangan senja, untuk menutupi rasa rindunya dari balik gelapnya malam,
mena...
Gadis itu baru saja menutup matanya,ketika ketukan pintu kamar nya terdengar dan mengejutkan nya dari alam bawah sadar. "Non, ada mas Vero dibawah"ucap Bi Inah, yang bekerja dirumah Syeril.
Ia hanya mendengus kesal, karna tidurnya diganggu, melangkah kan kakinya dengan santai seraya menyelipkan rambutnya dari balik daun telinga dan berjalan menuju ruang tamu. "Ngapa?"tanya nya seraya mengucek kedua mata nya "Lo baru bangun tidur? Gw ganggu yah?" "Hm...." Syeril hanya berdehem menaruh kepalanya pada pundak Vero.
Mereka kini tengah duduk diruang keluarga , Sofa berwarna putih dengan lampu gantung yang menghiasi langit-langit atap, satu meja kecil dengan tumbuhan yang diletakkan didalam pot, dan sebuah tv yang berukuran sedang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Vero hanya terdiam melihat sahabat kecilnya yang kini tertidur dipundaknya, Ia merasa sedikit bersalah karna telah datang dan menganggu waktu istirahat Syeril, gadis itu sangat cantik, bahkan saat ia sedang tertidur manik mata Vero bagai tak bisa lepas menatap sahabat kecilnya.
"Jangan liatin gw terus"gumam Syeril masih dengan mata tertutup, mengejutkan Vero dari lamunan nya "Lo gak tidur?" "Cuman merem doang".
"Besok mama ulang tahun" "Owh iya, gw lupa astaga" ucap Syeril yang langsung membuka matanya dengan lebar. "Udah gw tebak" "Acaranya kapan?" "Malam kok jam 19.00 WIB, mama bilang Lo harus Dateng" "Iya-iya" ucap nya santai.
"Terus tujuan Lo kesini cuman buat ingetin gw itu ?" "Hem..." "Hm...apa??" "Gak papa, cuman lagi pengen hm..aja" ucap Vero lalu berdiri. "Gw mau pulang dulu" "eh nanti sih, makan malam dirumah gw yah, gw lagi males makan sendiri" pinta Syeril seraya menggandeng pergelangan tangan Vero.
Lelaki itu hanya menaikan satu alisnya menatap kearah Syeril yang kini tampak menggemaskan, Vero lantas tersenyum seraya mengacak-acak rambut Syeril . Mereka kini berada dibalkon setelah menikmati makan malam dan menatap bintang yang tampak menghiasi langit malam.
"Vero Lo jangan jauh-jauh yah dari gw" "Kenapa? Lo takut kangen sama gw?" "Ntar hospotnya putus goblok" Vero hanya memutar bola matanya malas "Tumben banget sih Lo, gak ada kuota gini" "Gw lupa, semalem gw habis marathon drakor, 13 episode" "Gila Lo gak tidur?" "Yah gw tidur, tapi sebentar".
Syeril mengikuti Vero yang kembali menatap kearah langit malam yang tengah menampakkan bintang nya, "Cantik" ucap Syeril yang terkagum akan indahnya malam yang semesta tunjukkan. "Iya,cantik" Vero menghela nafas sebelum melanjutkan kalimatnya "Bintang adalah ornamen indah yang menghiasi langit malam dan kamu sebagai penikmat nya" lanjutnya seraya menatap kearah Syeril.
"Udah kaya puitis aja Lo,lagian sejak kapan Lo manggil gw dengan kata kamu"ucap Syeril seraya menaruh handphone pada meja yang ada disamping nya. "Eh, mantan Lo ada berapa?" Lanjut nya yang bertanya "Cuman satu" "Cewek itu?" Vero hanya menaikan kedua alisnya sebagai jawaban atas pertanyaan Syeril.
"Berapa lama?" "Hm...sekitar 4 bulan mungkin" "Woah, lumayan lah, tapi kok Lo bisa sih suka sama nenek sihir gitu, gw yang baru liat dia aja langsung merinding" "Gw gak pernah suka sama dia, gw cuman risih aja dia ngikutin gw mulu,jadi Yaudah gw terima dia buat jadi pacar gw" "What!!! Jadi Dila yang nembak Lo" Vero hanya mengangguk seraya meminum teh kotak yang ada di genggamannya sedari tadi.
"Wow" "Kenapa?" "Gak papa,keren aja gitu cewek nembak cowok"ucap Syeril dengan tampang yang sedikit terkejut,karna gemas dengan ekspresi yang Syeril tunjukkan, Vero lantas mengacak rambut Syeril seraya tersenyum.
"Gw balik dah malam" "Yaudah hati-hati dijalan" Vero menaikan satu alisnya seraya tersenyum miring "Wiss perhatian banget" "Yeay, gw emang perhatian kali" Vero hanya terkekeh pelan "yaudah bye" Syeril tersenyum seraya menatap Vero yang kini berjalan menuju pintu luar.
