"Lama banget sih Nay? Udah lama tampilannya masih gitu-gitu aja!" Decak Malik yang sudah hanpir sepuluh menit menunggu di depan kosan Naya.
"Heh! Maksud lo apa? Kalo tau lo gak ikhlas mending gue minta Dimas atau Bisma yang jemput," Naya menduduki jok belakang motor yang dikendarai Malik.
"Dimas sama Bisma gak bakalan seikhlas gue Nay kalo masalah tunggu-menunggu kayak gitu."
"Terserah lo deh!"
"Oleh-oleh gue ada?"
"Gak!"
"Galak amat sih Nay PMS?"
Naya hanya diam tidak menanggapi perkataan Malik yang memang benar adanya.
"Eh kelas kita kayaknya barengan terus deh Nay, bosen gue tiap semester elo lagi elo lagi!"
"Yang ngomong gitu harusnya gue! Lo kenapa coba NIMnya cuma beda sebiji sama gue? Ngefans sama gue?!"
"Dih pede!"
"Biarin!"
Malik menghentikan motornya begitu sampai di depan rumahnya.
Naya langsung menerobos masuk tanpa perlu repot-repot menunggui Malik selesai memarkirkan motornya.
"Wih Naya! Kirain libur panjang bikin gue lupa sama muka lo. Ternyata enggak!" Sambut Bisma begitu Naya melangkahkan kaki kedalam rumah Malik.
"Feby belum nyampe? Padahal katanya OTW dari tadi," Tanya Naya.
"Paling singgah jajan cimol di pinghir jalan," tuduh Bisma yang sudah hafal kebiasan jajan Feby.
"Kelas kita masih kayak kemarin-kemarin sama terus deh perasaan,"
"Ya iyalah. Kan NIM kita mepet-mepetan." Ucap Naya.
"Masih banyak makul ghaib gak sih?" Pertnyaan Malik terlontar begitu ia memasuki rumah.
"Pasti lah. Gak jauh-jauh dari sinyal sama gelombang. Pusing gue tuh gelombang gak ada wujudnya tapi bikin ketar-ketir iabaratnya nih lo disuruh buat nerjemahin kode-kode ajaib cewek. Negrti kagak kepala berasap iya." Perumpaan Bisma membuat Naya mendelik tajam dan siap melontarkan kata-kata pembalasan untuk Bisma. Namun semua itu tertahan ketika bunyi klakson motor berbunyi di depan pagar.
"Feby tuh pasti, tuh anak males banget buat buka pagar," Bisma bergegas keluar membukakan pagar untuk Feby.
Feby masuk menenteng beberapa kantongan yang dari baunya saja sudah memberi tahu semua orang jika isinya adalah makanan yang lezat.
"Feby asik nih, datang-datang bawa asupan. Gak kayak Naya udah dijemput relaksa sebiji pun gak ada!" Sindir Malik yang langsung dihadiahi pukulan oleh Naya tepat di pundaknya.
"Nay, lu kok hobi bangeg KDRT gini sih? Apakabar suami lo kelak?"
"Ya gue sayang-sayang lah!"
"Gak usah ribut nih gue bawa makanan kelebihan catering nikahan sepupu gue," Feby meletakkan kantongannya diatas meja.
"Permisi pakeet!" Teriak seseorang diambang pintu.
"Paket apaan?!" Tanya Bisma sedikit ngegas.
"Mau ini katanya ada dua anak malang mencari bapaknya!" Seloroh Dimas yang berperan sebagai pengantar paket sembari menunjuk Bayu dan Arya.
"Sini nak sama bapak!" Malik merentangkan kedua tangannya ke arah ketiga temannya di ambang pintu.
Rasanya Naya benar-benar merindukan suasana ini saat liburan. Merekalah salah satu faktor utama yang membuat Naya betah di kota orang, keluarga baru Naya semenjak menginjak semester dua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia kampus Naya [Tamat]
Teen FictionGimana rasanya naksir teman satu sircle pas kuliah?