Setelah menjawab dua dari tiga pertanyaan saat responsi pintu tadi akhirnya Naya dan praktikan yang lain mulai mendengarkan intruksi-intriksi dari Aslab. Praktikan dibagi menjadi dua kelompok besar yang masing-masing di pandu oleh Aslab yang memberi responsi.
"Praktikum hari ini kita akan melakukan pengukuran Bandwith Antena, berdasarkan responsi tadi saya menyimpulkan masih ada yang belum mengenal perlatan-pralatan praktikum dengan baik."
Naya jelas tersindir! Pada saat responsi tadi Naya mendapat pertanyaan tentang Antena Monopole tapi karena kurang focus gara-gara HPnya yang bergetar Naya dengan percaya diri memberi penjelasan mengenai Antena yang lain.
Sandi kemudian menjelaskan secara singkat mengenai peralatan praktikum yang akan digunakan meskipun penjelasan tersebut terpampang nyata pada modul yang di bagi-bagikan Bayu secara tidak gratis pagi tadi.
Alasan praktikan tidak terlalu memahaminya adalah modul yang harusnya mereka pegang jauh-jauh hari sebelum praktikum baru mereka dapatkan tadi pagi. Itupun nitip pada Bayu dengan alasan Bayu adalah keti. Dasar Mahasiswa!
"oke, praktikumnya bisa kita mulai. Yang maju pertama dapat poin plus-plus dari saya," Sandi mulai menatap satu per satu praktikannya.
"Saya kak, yang pertama biasanya susah di lupakan, seperti first love never dies," Makhluk gonrong bernama Malik yang tingkat percaya dirinya di atas rata-rata itu mengajukan diri.
"Bacot lu biscuit Malkis!" Sahut Bisma yang berada dalam kelompok yang sama.
"Oke, Malik maju kedepan. Yang lain perhatikan!"
Malik memulai gilirannya, ia Mengatur jarak tiang pemancar dan penerima, menghubungkan setiap elemen ke konektornya, menyalakan saklar, dan memulai tesnya. Sesekali Sandi mengarahkan Malik ke jalan yang benar jika Malik mulai memakai Ilmu sotoy nya
Tampilan pada monitor membuat kening Malik berkerut "kak, ini data yang di masukin yang mana aja?"
"untuk bandwith cari rentan frekuensi yang SWR nya dibawah 1.5 untuk frekuensi kerja antenna cari yang SWR nya paling kecil," jawab Sandi.
Malik mengangguk-angguk kemudian menulis data yang ia peroleh kedalam table hasil pengamatannya.
Naya yang sedari tadi memperhatikan sambal sesekali manggut-manggut mulai menyadari sat uke janggalan. Ia kemudian merba sakunya mencari sesuatu namun nihil, dia tidak menemukan apa yang ia cari.
"Mal, itu pulpen gue kan?"
"oh ini, pinjam bentar Nay. Niatnya emang mau dibalikin kalo lo udah nyadar," Jawab Malik entek di ikuti cengiran khasnya.
Naya menggerutu, entah bagaimana defenisi meminjam versi Malik ini. Untung ia sudah terbiasa dengan makhluk-makhluk di fakultas Teknik yang solid dan menganut paham "milikmu adalah milikku karena kita bersaudara dan saudara harus saling berbagi"
"Astga Mal, gue kira lo udah tobat gak jadi maling pulpen lagi. Ternyata... Tobat nak Astagfirullah. Orang tuamu..." Bayu mulai sok-sok menceramai, namun ceramahnya terpotong oleh orang lain.
"Diem lu hello keti!" titah Bisma.
Sandi hanya terkekeh menyaksikan praktikannya yang aneh-aneh ini. spesies-spesies seperti itu banyak di jumpai di Fakultas ini entah di Faklutas lain, casing garang tapi isinya bikin istigfar.
"Bisma kayanya sensi banget, mau jadi yang ke dua Bis?" tawar Sandi.
"eehh enggak kak, saya lebih suka mendahulukan orang lain. Jadi yang ke dua gak enak kak," tolak Bisma secara... yah begitulah.
"jadi siapa nih yang mau jadi yang ke dua?" tawar Sandi. Lagi.
Setelah menimbang-nimbang dan jiwa persaingannya meronta-ronta akhirnya Naya memberanikan diri "Saya kak!"
"wah Nay, lu serius mau jadi yang kedua? Gue kira cewek maunya jadi the one and only, gak nyangka gue," Canda Malik.
Naya memulai gilirannya, ia mengikuti intruksi pada modul, arahan Aslab tidak berlaku lagi untuk praktikan selanjutnya, arahan Malik ia abaikan. Naya trauma percaya dengan dengan Malik saat di Lab. Seperti ini, saat praktikum rangkaian elektronika di semester entah kapan Naya pernah menghanguskan resistor karen mengikuti saran dari Malik untu menaikkan tegangan tanpa perintah Aslab.
Langkah selanjutnya yang dilakukan Naya adalah mengklik 'START' pada monitor tapi ada yang janggal.
"loh kak, kok gak bisa?" Naya mulai bingung, layer di monitor berbeda dengan yang di tampilkan pada saat giliran Malik tadi.
"sesuai perjanjian, saya hanya satu menjelaskan. Jadi silahkan cari sendiri kesalahannya."
Jawaban dari Sandi membuatnya tambah bingung. Pernjanjiannya memang ia hanya akan menjelaskan satu kali saat praktikan yang pertama dan praktikan selanjutnya akan di arahkan oleh praktikan sebelumnya.
"Kan gue udah bilang, pencet saklar di belakang antenna kitnya, segitu susahnya lo percaya sama gue gara-gara resistor hangus," Malik gemas sendiri dengan Naya yang gengsinya selangit itu.
Dengan ogah-ogahan Naya memencet saklar di belakang antenna kit dan mengikuti intruksi selanjutnya dan benar saja monitor mulai menampilkan sesuatu yang di tunggu-tunggu oleh Naya.
"Nah kan! Gue bilang juga apa!"
***
Setelah menyelesaikan praktikum Naya sekarang duduk manis di sebuah kelas menunggu dosen. Kelas kali ini merupakan mata kuliah Medan Elektro Magnetik , tapi lagi-lagi ia harus sekelas dengan Malik yang bahkan mengambil posisi persis di sampingnya.
"Eh Nay, bentar malam rapat Electrical Event,"
"loh? Malam ini banget Mal? Bukannya gak ada jadwal rapat ya?"
"Urgent, penting dan genting!"
Sebelum Naya menanyakan sepenting apa sesuatu yang akan di bahas oleh Malik hingga mengadakan rapat pada malam minggu ini pintu mulai terbuka, Dosen yang di tunggu telah tiba.sang dosen Masuk sembari menyapa mahasiswa dan sedikit basa-basi.
Naya harus menahan rasa penasarannya. Ia jadi curiga ini hanya akal-akalan Malik supaya malam minggunya tidak terlihat mengenaskan.
"Sesuai kesepakatan saat kontrak kuliah, setidaknya akan di adakan setidaknya empat kali kuis mendadak dalam semester ini. Untuk itu simpan ponsel dan catatan kalian. Siapkan kertas selembar. Hari ini kita kuis mengenai materi-materi sebelumnya!"
Astaga! Naya bahkan baru saja ingin bernafas.
TeBeCe
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia kampus Naya [Tamat]
Genç KurguGimana rasanya naksir teman satu sircle pas kuliah?