3. PMS

2.6K 143 0
                                    

Naya keluar dari kelas dengan tujuan membeli minuman peredah nyeri perutnya yang di sebabkan oleh tamu bulanannya yang sepertinya akan datang. Pintu yang terbanting tadi adalah sebuah ketidaksengajaan yang dilakukan olehnya. TIDAK SENGAJA ingat itu! Ia berjalan keluar Gedung perkuliahan menuju sebuah minimarket dalam kampus, bahkan ia kesal melihat beberapa botol minuman dalam lemari pendingin yang berbaris tidak sesuai tempatnya.

Naya masih memiliki setidaknya sepuluh menit sebelum Dosen yang hari ini masuk tiga puluh menit lebih lambat itu tiba di kelas. Ia berdecak di depan Lift yang belum terbuka juga. Raut mukanya mulai terlihat Kembali kesal, ditambah perutnya yang belum juga membaik membuatnya siap melahap siapa saja.

"NYAII!" terikan dengan nada terburu-buru itu berasal pintu masuk Gedung.

Perempuan dihadapan Naya itu mengenakan celana Panjang longgar, kemeja lengan Panjang, jilbab siku dan helm yang masih bertengger di kepalanya. Ditangannya ada kantong kresek berlogo minimarket yang dapat di temui di setiap sudut di kota ini. Perempuan setengah berlari ke arah Naya.

"Belum masuk? Bu Rika belum datang?"

"Belum Feb, kan Bayu tadi bilang di grup kalo Ibu lambat tiga puluh menit." Penuturan Naya itu membuat temannya berapi-api menahan amarah.

"Sialan tuh Hello Keti, Wifi rumah gue mati Nay, gue tadi minjam HP Ibu buat nelpon tapi lu gak ngangkat. Ya udah dengan sangat terpaksa gue nelpon tu si Hello Keti Sialan buat Nanyain hari ini masuk atau enggak," Lift di depan meraka terbuka. Kaki mereka otomatis melangkah masuk "Tadi gue juga harus nganterin adek gue kesekolah. Bahkan gue gak sempet sarapan saking buru-burunya. Sialan tuh Keti dia bilang Ibu masuk jam delapan teng."

"Tadi pagi gue neror Malik, Dimas sama Arya buat datang pagi-pagi ke kampus. Makanya gak bisa dihubungi." Naya menjelaskan prihal HPnya yang tidak bisa dihubungi.

"lah iya, hari giliran lo ya?"

"Iya, Bayangin deh power pointnya baru gue kerjain tadi malam. Tuh anak tiga buah asik-asikan main game. Tadi mereka urusin proyektor gak beres-beres, gue masih berharap keajaiban kalo tuh anak tiga buah bener-bener pahamin materi."

"semoga aja deh Nay, apalagi ini Bu Rika yang ngetes mahasiswa kayak ngetest calon mantu."

Naya kemudian menimpali perkataan temannya itu "Iya nih, semoga aja mereka normal hari ini." Kemudian ia meneguk minuman di tangannya.

Keluar dari lift mereka berjalan kearah kelas, di depan kelas terdapat beberapa mahasiswa yang duduk melantai untuk sekedar bermain game dan merokok sebelum Dosen mereka datang

"eh Feb, perlu banget ya pake helm sampai lantai 4?" ujar salah seorang mahasiswa berkemaja flannel kotak-kotak berwarna dominan hijau dengan jins pudar, rambut di ikat dan rokok yang terselip di jarinya.

Feby mulai mengarah tangannya menyentuh kepalanya yang masi dilindungi oleh bogo coklat dengan stiker logo himpunan dan beberapa stiker lain di bagian belakannya.

"Namanya juga safety first musibah kan gak ada yang tau." Balas Feby tak ingin terlihat malu

Selagi Feby berdebat Naya terlebih dulu memasuki ruang kelas. Disana sudah ada beberapa mahasiswa lain yang sedang membahas entah apa.

Malik yang tadinya menggerakan mouse disamping Laptop Naya yang kini sukses terhubung ke proyektor menoleh saat mendengar pintu terbuka "Nay, lu marah sama kita?" todongnya tanpa babibu.

Naya yang kaget mendapat sambutan dari Malik mengerutkan dahi "Ngapain Marah?" Naya bertanya balik dengan Nada sedikit kesal.

"terus ngapain tadi banting pintu?"

"Gak sengaja Mal, ngaco aja kalo ngmong. Marah buat apa coba? Gak guna." Naya berlalu dan duduk di salah satu bangku meninggalkan Malik yang seperti orang kebingungan.

"Oke, Gak sengaja." Guman malik pelan.

Selang beberapa saat pintu terbuka, Feby memasuki ruangan dengan helm yang berpindah posisi di kepala Bisma disusul dengan mahasiswa lain pertanda dosen sudah datang.

Benar saja, belum sempat pintu di tutup oleh mahasiswa terakhir yang masuk wanita setengah baya muncul dengan senyum khas yang seolah meremehkan mahasiswanya.

"Selamat pagi!" Dosen bernama Rika itu menyapa.

"Pagi Bu!"

"kelompok hari ini silahkan maju kedepan dan jelaskan kepada saya dan teman-teman kalian apa yang kelompok kalian kerjakan.

***

Sekarang Naya berada dalam ruangan berukuran 3 x 4 Meter yang berfungsi sebagai secretariat HMJ-nya. ada beberapa teman angkatannya termasuk Malik,Dimas dan Feby. Di salah satu sisi terdapat meja Panjang yang digunakan untuk menyimpan printer, kotak surat, dan computer, di sisi yang lain lain juga terdapat meja Panjang yang di gunakan untuk meletakkan dispenser dan biasa di jadikan meja kerja untuk menulis.

....

Karena Ku hanya diam dan membisu

Ingin kumaki diriku sendiri

Yang tak berkutik di depanmu

Ada yang lain di senyummu

Yang membuat lidahku gugup tak bergerak

Ada Pelangi... di bola matamu...

...

Lantunan lagu milik Jamrud yang dinyanyikan beberapa penghuini ruang dengan suara khas masing-masing disertai petikan senar gitar itu mengalun memenuhi ruangan.

Gilbert di sudut ruangan sibuk dengan laptop di depannya ikut bernyanyi setengah berteriak. Malik dan Dimas yang baru masuk pun spontan ikut mengalunkan lagu tersebut.

Bukan masalah bising yang menjadi perhatian Naya di ruangan ini. Gelas-gelas berisi sisa kopi, bungkus makanan ringan yang berserakan, kaleng soda, kertas kusut di sekitaran printer mebuat darahnya mendidih. Hari ini adalah jadwal piketnya mebersihkan Sekre Bersama Gilbert tapi yang di lakukan cowok gempal itu adalah duduk leye-leye di depan laptop yang menampilkan lirik lagu milik Jamrud itu.

Feby yang menyadari perubahan raut wajah temannya itu mengusap bahu naya dari belakang "Sabar Beb, Entar gue yang bantu."

"GILBERT!!!" Teriakan Naya sukses menghentikan aktivitas setiap orang di ruangan itu.

Lagu terhenti, semua orang termasuk adik tingkat Naya yang duduk canggung di dalam ruangan itu berbalik menatap Naya yang bersiap-siap menumpahkkan segala sesuatu yang ia tahan-yahan sejak tadi pagi.

TeBeCe


Keti : Ketua tingkat (semacam ketua kelas kalo di sekolah)

HMJ : Himpunan Mahasiswa Jurusan (Osisnya kampus, tapi berada didalam lingkup Jurusan)

Dunia kampus Naya [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang