22. Masa depan

910 81 2
                                    

Seperti biasa Naya menunggu jemputan di depan kostnya, rencananya hari ini ia dan teman-temannya mau syukuran atas selesainya laporan di rumah Malik.

Tak sampai 2 menit ia melihat motor dan pengendara yang sudah dihapalnya melaju mendekat hingga berhenti dihadapannya. Pengendaranya mengenakan celana pendek berwarna hitam dan baju berwarna maroon yang bertuliskan salah satu event di fakultas kampusnya.

"Atas nama Naya?" Cowok itu berlagak menjadi drivel ojol.

"Oh benar pak, saya naik sekarang ya," Naya meladeninya.

"Helm lu mana?"

Naya refleks memegang kepalanya, "Bentar gue ambil dulu, tunggu ya Malik yang penyabar."

"Untung belum panas," Ucap Malik.

Tak lama berselang Naya kembali dari dalam kostnya mengenakan helm di kepalanya dan langsung menaiki motor Malik tanpa permisi.

"Gas!" Seru Naya.

"Main gas gas aja! Turun dulu!" Titah malik.

"Kenapa lagi?"

"Mesti di stater kaki," Ucap malik sembaribturun dari motor diikuti oleh Naya.

Di grup Whatsapp tadi malam mereka janjian berkumpul pukul 2 siang, tapi Malik baru menjemputnya pukul 4. Belum lagi dengan personil yang lain yang mustahil akan tepat waktu.

"Singgah bentar ya, sabun sampo gue habis," ucap Malik sembari memelankan motornya dan berbelok ke arah minimarket.

"Sekalian ding Mal," ucap Naya.

"Sekalian apa?"

"Es krim!"

"Yaudah turun, sini! Tapi jangan pamer. Entar duit gue tekor lagi," Malik memperingati.

"Siap!" Naya berseru kegirangan dan mengekeri Malik.

Setelah mengambil eskrim yang dia sukai, Naya kemudian menyerahkannya ke Malik. Naya kemudian keluar dan duduk di salah satu kursi depan minimarket sambil menunggu Malik.

"Wah Naya, jodoh emang gak kemana," seorang cowok langsung duduk di depan Naya.

"Eh kak Dika," Ucap Naya refleks.

"Ngapain duduk disini sendirian?"

"Nungguin Malik kak," jawab Naya sekenanya.

"Wah kalian gue perhatiin kemana-mana selalu barengan. Mencurigakan."

Sadar kemana arah pembicaraan seniornya Naya segera mengelak "eh enggak kok kak, namanya juga teman seperjuangan dari maba."

"Alhamdulillah, tapi kok gue masih di gantung ya?"

"Gak di gantungin kok kak, kan saya sudah jawab," Ucap Naya.

"Jawabannya gak bisa direvisi jadi iya gitu?"

"Gak kak!"

Setelah beberapa menit antri Malik keluar dari Minimarket dengan menenteng kresek belanjaannya. Ia kemuadian menuju kutsi yang di tempati Naya.

Setelah diperhatikan baik-baik ternyata Naya tidak sendirian, ada Dika Mahasiswa Teknik Mesin satu tingkat diatasnya. Setahunya ia pernah menuatakan perasaannya pada Naya namun di tolak oleh Naya.

"Nih es krim lu," Malik menyodorkan kresek berisi eskrim itu ke Naya. "Eh kak Dika, jauh juga nyasarnya," sapa Malik basa basi.

"Iya nih kayaknya Tuhan sengaja ngatur buat gue ketemu sama temen seperjungan kamu," Balas Dika. "Eh kalo gitu gue pamit dulu ya."

Dunia kampus Naya [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang