17. Percobaan Malik

914 97 0
                                    

Menjadi panitia pada kegian seperti ini artinya harus rela berkorban waktu, tenaga dan tentu saja harul berkorban duit untuk membiayai diribsendiri untuk kepentingan kepanitiaan, misalnya kalian harus rela menghabiskan bensin-bensin kalian menuju kampus meskipun kalian libur.

Butuh waktu berbulan-bulan untuk menjadikan dua hari dua malam ini menjadi sebuah acara yang di bangga-banggakan ketua jurusan, ketua himpunan dan setiap elemen yang berhak merasa bangga.

Panitia harus bekerja keras dengan segenap jiwa raga mereka, mulai dari rapat malam untuk menghindari tabrakan dengan jam perkuliahan. Dikejar-kejar petugas saat mengumpulkan balok,besi dan semacamnya di pemukiman warga untuk menciptakan segala macam dekor dengan biaya terbatas. Berbicara dengan biaya terbatas mereka juga harus menjadi pedagang makanan dan minuman ringan untuk memenutupi kekurangan dana. Anggaran dari birokrasi dan sumbangan aumni sangatlah jauh dari kata cukup untuk membuat acara sebesar ini.

Keuntungan? Sejauh yang Naya alami hingga sekarang hanyalah ada dua baju panitia dengan harga miring yang menambah koleksi baju kaosnya dan Masalah. Semenjak terbentuk berbulan-bulan lalu masalah tidak pernah titip absen untuk menghampiri mereka. Ia selalu hadir secara langsung dibtengah-tengah panitia dan memohon untuk diladeni.

Setlah berbulan-bulan berjibaku dengan masalah akhirnya malam ini tiba! Malam yang menjadi pertanda berakhirnya Electrical Event tahun ini. Unjuk bakat dari mahasiswa-mahasiswi jurusan Teknik elektro, sejumlah artis lokal dan sebuah band yang namanya cukup terkenal di Indonesia akan menemani siapa saja yang berada di lapangan auditorium Universitas Ijo langit Malam ini.

"Silahkan kembali menjalankan tugas masing-masing, terimakasih telah berjuang sama-sama. SALAM ELEKTRO!" Malik mengakhiri briefing terakhir sebelum acara penutupan.

Selanjutnya mereka membubarkan diri kembali menjalankan tugas masing-masing. Termasuk Naya.

Kali ini fokus utama bagian pubdok adalah panggung, Naya sudah mewanti wanti anggotanya  mendapatkan posisi terbaik untuk mengambil gambar baik pada saat persembahan, laporan ketua panitia, penutupan, penerimaan hadiah untuk pemenang dan pada saat penampilan bintang tamu.

"Dokumentasi aman Nay?" Malik menghampiri Naya yang hendak keluar menuju lapangan auditorium.

"Aman, cuma ada gangguan nyamuk kemarin," Jawab Naya dengan nada sindiran.

Malik terkekeh. "Kenapa kemarin gak jambak-jambakan sih? Biar lebih berkesan ini even."

"Citra gue sebagai anak baik-baik bisa luntur, apalagi karena jambak-jambakan gak elik banget."

Malik kemudian tertawa pelan. "Balik kerja gih, good job Nayaku sayang," Usir Malik secara halus.

Naya keluar dari ruangan tersebut menuju lapangan. Di depan gerbang antrian sudah mengular oleh pengunjung yang memeriksakan tiketnya. Begitupun di dalam area lapangan. Di sekitaran panggung beberapa senior dan alumni sedang berbincang-bincang entah apa. Disisi lain ada ketua himpunan dan ketua BEM-FT idola cewek-cewek sefakultas Teknik hingga merambah ke fakuktas sebelah sedang berbincang dengan Winda.

"Lo pasti sirik sama Winda yang lagi haha hihi sama kak Farhan," Bisma tiba-tiba muncul di dekat Naya.

"Kak Farhan emang keren sih, wajar disirikin."

"Mulai lagi nih anak, awas ya lo genit-genit. Ntar merusak citra cewek teknik."

"Apaan sih Bis. Gw gak genit ya."

Naya melanjutkan perjalanannya menuju samping panggung. Selang beberapa lama acara pun dibuka dengan beberapa persembahan dari mahasiswa-mahasiswi Teknik Elektro.

Satu per satu hadiah di serahkan kepada pemenang diselingi oleh penampilan bintang tamu. Keadaan di depan panggung sudah di penuhi ratusan penonton yang berdesak-desakan. Penonton dibagi menjadi tiga zona, yaitu tamu dari pihak birokrasi dan akademisi kampus serta alumni, peserta lomba dan terakhir penonton yang rela membeli tiket untuk menyaksikan idolanya.

Dunia kampus Naya [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang