"Kalo Naksir sekarang emang kenapa?" Ucapan Malik tersebut sukses membuat jantung Naya berhenti seketika kemudian berdentum lebih keras dari sebelumnya. "Kamu mau jadi pacar aku?"
Wajah Naya memerah mendengar ucapan Malik.
"Wah Malik!" Sekiranya hanya kalimat itu yang mampu terucap dari mulut Arya, sementara teman-temannya yang lain seakan mematung menatap Malik.
Naya sudah mulai gelisah. Sementara Malik yang menajadi pusat perhatian mendadak kikuk.
"Wah muka lo merah Nay, jangan-jangan elo lagi yang naksir sama gue!" Tuduh Malik dengan tawa yang seakan dipaksakan. "Baper ya lo?"
Naya masih diam dan mencerna ucapan Malik barusan. Tiba-tiba ia merasa kecewa.
"Si Kadal! Bisa banget ya lo terbanging anak orang terus dibanting gitu aja!" Bisma menatap Malik sebal.
"Naya pasti kebal kok," ucap Malik hati-hati.
"Lo pikir becanda lo lucu Mal?" Sentak Feby.
"Ya tadika dia yang ngebet bilangin gue ngefans sama dia, yaudah gue ladenin," Malik membela diri.
"Makanya guys! Kalo bercanda jangan kelewatan kayak gitu,
"Udah deh gak usah ribut! Kok suasana kek gini sih?" Keluh Arya.
"Baru aja ya lo nyeramahin kami seakan-akan kami berharga dan gak pantas diberengsekin sekali pun. Tapi sekarang? Kalo bercanda jangan kelewatan Mal!" Feby kembali berargumen.
Sementara Naya menunduk memilin ujung bajunya berusaha sekuat tenaga menahan agar airmatanya tidak tumpah.
"Sudah Feb, gue yang salah." Ucap Naya. "Anterin gue pulang ya!" Pintanya dengan suara bergetar.
"Nay..." Malik seakan kehilangan kata-kata melihat Naya dengan tatapan yang membuat bagian dalam dada Malik sendiri terasa nyeri. Ia sudah sering melihat Naya menangis, tapi kali ini beda dia bukan lagi orang yang mengocehkan sesuatu yang tak jelas dan membuat Naya berhenti menangis kemudian disogok semangkok bakso agar ia tidak memborkan bahwa Naya menangis.
Sekarang Malik adalah penyebab tangis itu bahkan di depan teman-temannya.
Naya berdiri dan berjalan keluar sembari menyeka airmatanya dengan ujung jilbabnya diikuti Feby dan Malik.
"Nay.... Maaf, gue yang anter ya?" Pinta Malik.
"Feb ayo!" Naya menarik lengan Feby tanpa melirik Malik sedikit pun.
"Mal, selamat udah bikin Naya nangis hari ini," Feby mengucapkan kalimat tersebut sebelum menaiki motornya.
Sialnya Feby kesulitan mengelurakn motornya. "Sini gue bantuin," Tawar Malik.
"BISMAA!! SINI BENTAR!" Feby malah meneriaki Bisma, tidak mungkin ia menerima bantuan Malik.
Bisma tergopoh-gopoh keluar, "kenapa?"
"Keluarin motor gue!" Titah Feby.
Bisma berdecak sebelum membatu Feby mengeluarkan motornya.
Setelah Feby dan Naya berangkat Bisma menepuk pundak Malik yang masih mematung di tempatnya.
"Kita harus bicara bro!"
***
Yang dilakukan Naya diatas motor hanyalah diam hingga mereka tiba di depan pagar kosan.
"Mau gue temenin Nay?" Tawar Feby.
"Gak usah Feb, gue mau sendiri dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia kampus Naya [Tamat]
Teen FictionGimana rasanya naksir teman satu sircle pas kuliah?