Kenapa pagi ini terasa sangat dingin?padahal bukan musim hujan, cuaca di Ibukota juga sedang panas akhir-akhir ini. Kalau pulang kuliah saat siang hari saja bisa sampai membuatnya bermandikan keringat karena saking teriknya cahaya matahari.
Perlahan Rose membuka matanya, melihat langit-langit ruangan yang terkesan asing baginya, dimana nih?
Setelah nyawanya terkumpul, ia kemudian menyadari sesuatu. Membuatnya langsung melihat keadaan tubuhnya dibalik selimut.
What the fuck!
Apa yang telah ia lakukan semalam?
Rose meringis melihat keadaanya sekarang, tubuh telanjang tanpa sehelai kain apa pun, dan juga rasanya remuk sekali tulang-tulang ditubuhnya ini.
Ugh, seperti telah melakukan olahraga tanpa pemanasan yang tiada henti, membuat badannya kaku dan susah digerakan.
Masih merasa kaget karena keadaannya, kini ia lebih dikagetkan lagi karena kehadiran seseorang disampingnya, tepat diatas kasur yang sama dengannya sedang tertidur dengan wajah polos.
Kepalanya terasa pusing saat memori otaknya mulai mengumpulkan kejadian-kejadian yang telah dilakukannya semalam. Mukanya bersemu merah saat mengingat perbuatan mereka semalam di kamar ini. Lebih tepatnya ia dan lelaki disampingnya. Oh ralat, anak kecil ini.
Tetapi mengingat perlakuannya semalam sepertinya sudah pantas disebut sebagai lelaki dewasa bukan lagi anak kecil.
TAPI TETAP SAJA LELAKI INI MASIH KECIL BAGINYA.
Rose berusaha duduk untuk membangunkan Jeffrey dengan kasar, ia merasa marah dengan cowok tersebut. Berani-beraninya sudah melakukan pelecehan kepadanya.
"Heh bocah bangun!" teriak Rose sambil memukuli Jeffrey agar segera bangun.
Jeffrey segera terbagun karena pukulan-pukulan yang diterimanya,
"Hoam, kenapa Kak? " jawabnya sambil menguap lebar.Rose menatapnya dengan sinis,
"Kurang ajar banget lo udah lecehin gue semalam! Dasar bocah mesum!!" ucap Rose yang kembali memukuli Jeffrey dengan brutal."Aduh duh stop Kak. Pukulnya jangan pake tenaga dalam dong, mending pakai celana dalam aja tuh hahaha" jawab Jeffrey dengan candaannya yang malah membuat Rose semakin ngamuk.
"Brengsek, bocah mesum sialan. Tanggung jawab lo!" amuk Rose.
"Iya-iya ampun Kak, maaf-maaf. Lagian aku gak ngelecehin Kakak kok, kan semalam Kakak duluan yang mulai, dari cium aku terus sampai lanjut deh ke yang lain-lain"
Rose terdiam, bener juga sih apa yang barusan dibilang sama anak kecil ini, dia duluan yang mulai, aduh malu banget rasanya mengingat keganasannya semalam. Tapi kan harusnya bocah ini tidak meladeninya dan malah mencegahnya.
"Y-ya tapi harusnya lo bisa cegah gue karena gue semalam tuh lagi mabuk, jadi gak sadar. Eh ini lo malah ambil kesempatan dalam kesempitan dengan ngeladenin gue" balas Rose dengan tajam.
"Kakak gak ingat ya aku beberapa kali udah nahan Kakak, awalnya mau aku antar pulang eh Kak Rose malah bilang gak mau sambil nangis-nangis, jadi aku bawa masuk ke rumah deh. Aku tanyain kenapa bukannya dijawab malah akunya dicium, ganas banget lagi ciumannya, nih bibir aku sampai luka. Tapi gak papa deh soalnya bibir Kakak manis, abis tuh baju aku juga Kakak lepasin trus dilempar sembarangan, Kakak juga ngajak untuk pindah ke kamar dan ki-"
"Stoppp gak usah dilanjut" Rose menyela penjelasan Jeffrey, mukanya memerah menahan malu dan kesal. Bisa-bisanya anak ini menjelaskan perbuatannya semalam secara detail. Ia merasa seperti tante-tante kurang belaian karena sudah menyerang anak kecil di depannya ini secara ganas. Ah sungguh memalukan dan menggelikan perbuataannya itu.
"Lagian aku kan cowok normal kak, jadi siapa yang gak mau sama cewek cantik kayak Kak Rose, maaf ya" ucap Jeffrey dengan sendu, ia merasa bersalah dengan Rose, harusnya ia lebih bisa menahan diri semalam.
Rose menghembuskan nafas dengan berat, ia menyadari kejadian ini semua berawal dari kesalahannya.
"Oke, kita lupain aja ini semua. Anggap aja gak pernah terjadi apa-apa diantara kita, dan lo juga gak usah deh negur gue lagi kalau ketemu"
"Tapi Kak, kita kan-"
"Sstt gak ada tapi-tapian, udah lupain aja dan semua masalah ini selesai" tekan Rose.
Jeffrey hanya terdiam, mengapa ada rasa sesak didadanya. Rose dengan mudahnya ingin melupakan perbuatan mereka semalam. Padahal jelas-jelas ia melakukannya dengan rasa cinta, bagaimana bisa untuk melupakannya begitu saja.
"Balik badan lo, gue mau pake baju!" ucap Rose dengan ngegas.
Jeffrey hanya mengangguk dan menurut "Lagian aku juga udah liat semuanya" gumamnya dengan pelan.
Setelah berpakaian dengan susah payah, Rose kemudian pergi ke arah pintu kamar. Sebelum keluar, ia menekan kan sekali lagi kepada Jeffrey agar melupakan kejadian ini dan tidak bilang kepada siapa pun terkait kejadian ini.
Karena mengenai hal ini hanya akan menjadi rahasia diantara mereka berdua.
Kenalan dulu nih
Roselin Wijaya
23 tahunJeffrey Tama
20 tahun-Bel
KAMU SEDANG MEMBACA
ACCIDENT
Fanfiction[COMPLETED] Kalau bukan karena kejadian itu, gak bakal deh gue nikah sama anak kecil. Mana ada anak kecil yang bisa bikin anak? Jeffrey X Rose