¤ Part 28 ( Publikasi? ) ¤

324 58 12
                                    

Happy Reading ❤️
Bacanya pelan-pelan...

Gue pacar tapi kaya buka siapa-siapa.
~ Rama Dewantara ~

Author POV

Perkataan Caca kemarin masih terngiang-ngiang di benak Rama. Memang susah punya adik yang kadar kepekaannya tinggi, Rama jadi harus ekstra hati-hati. Padahal Rama sudah merahasiakan hubungannya tapi masih saja Caca dan Deon tahu. Rama jadi semakin yakin jika dirinya bodoh.

Ini nih akibat berteman dengan Fajar, dirinya jadi ikut-ikutan tidak ada otak. Terlalu santai menghadapi masalah.

Bagaimana jika Dista tahu ya? Tahu jika Caca dan Deon sudah mengetahui hubungan mereka. Bisa mampus Rama di tangan Dista. Argh, bagaimana pun caranya, Dista jangan tahu dulu masalah ini.

"Uang kas!"

Teriakan serta suara pukulan meja mengagetkan Rama yang sedang asik dengan pikirannya.

"Kaya setan dimana-mana ada," celetuk Rama pada Leni yang sudah memegang senjata andalan, penggaris kayu yang biasa digunakan untuk menggaris di papan tulis.

Memang begitu ya bendahara kelas? perasaan dimana-mana selalu ada, kecuali toilet laki-laki.

"Lu yang setan gak bayar-bayar uang kas!"

"Jangan banyak bacot, nih!" Rama mengeluarkan selembar uang pecahan Rp 2000.

Leni melotot tidak percaya, "hidup kaya orang kaya, bayar uang kas kagak mampu. Yang minggu-minggu kemarin belom!"

"Yaudah yang Minggu kemarin nagihnya Minggu depan lagi!"

"Kalo kaya gitu sampe kapan lunasnya, setan!"

Rama tidak mengindahkan ucapan Leni, membuat Leni geram, "bayar gak?! atau Gue gorok leher Lo pake penggaris?!"

Leni sialan!

"Nih!" Lagi, Rama mengeluarkan uang Rp 2000 dari sakunya. Leni hendak protes tapi Rama sudah cepat-cepat memotongnya, "gak terima lagi gue ambil dua-duanya!"

"Ish!"

Akhirnya Leni pergi meninggalkan Rama. Rama sampai mengelus dada menghadapi bendaharanya itu. Sebenarnya Rama takut hanya saja tdi sok berani agar tidak di anggap lemah. Enak saja dirinya di perlakukan semena-mena. Depan Caca dan Dista saja sudah tidak ada harga dirinya masa depan Leni juga, big no!.

Teriakan Leni kembali terdengar di depan pintu, siapa lagi kalau bukan menagih Fajar? Rama dan Fajar itu satu paket, jadi harus sabar menghadapi mereka.

Rama tertawa karena Fajar tidak diizinkan masuk oleh Leni. Dengan wajah kesal Fajar menggeledah isi tasnya. Mengumpulkan uang-uang receh sisa. Lalu memberikannya kepada Leni.

"Gila Leni makin hari makin galak!" keluh Fajar yang sudah duduk di samping Rama.

"Lo kasih berapa?"

"Gopeknya ada delapan, empat ribu," jelasnya.

"Sama aja gue juga bayar segitu." Kata Rama diselingi kekehan. Emang dasarnya sudah satu frekuensi Fajar juga tertawa.

⚡⚡⚡

Ketika baru saja Rama dan Fajar menginjakkan kaki di kantin sudah terdengar ada keributan. Rama yang kepo tingkat dewa itu tentu saja tidak ingin ketinggalan.

Betapa kagetnya Rama saat melihat Dista sedang mengelap sepatu Fira dengan tisu. Rama yang melihatnya langsung menarik tangan Dista agar berdiri. "Lo ngapain?!"

Somplak Couple!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang