¤ Part 6 ( Rama suka Dista? ) ¤

1.2K 110 3
                                    

Happy Reading ❤
Jangan lupa absen pake vote and coment🤘🔥

Author POV

Hembusan angin menerpa kedua insan yang masih berpelukan. Usapan demi usapan yang diberikan Rama semoga menjadi obat penenang bagi Dista.

Setelah merasa cukup tenang Dista melepaskan pelukan, "Ma-kasih." Ucapnya gugup.

Waktu seperti behenti begitu saja. Yang terdengar hanya ranting-ranting yang terus bergoyang oleh sang penyejuk.

"Nanti les," ujar Rama mencairkan suasana.

"Iya,"

"Pulang bareng Gue, Gue tunggu diparkiran, gak usah nolak!"

"Iya iya bawel!"

"Elap noh ingus Lo! Meler!" Bohong Rama yang membuat Dista buru-buru mengelap ingusnya. Padahal jelas-jelas tak ada ingus yang menetes.

"Ish, bohong!" Dista mengerucutkan bibirnya.

Ngapa Gue jadi gemes gini?!
~Batin Rama

"Yaudah, Gue mau makan! Gara-gara Lo, Gue gak nafsu makan!" Setelah mengucapkan kata itu, Rama meninggalkan Dista.

"Hah? Gak salah denger Gue? Ya itu mah salahnya sendiri gak mau makan! Dasar jelmaan setan!"

🌻🌻🌻

"Ma,"

Rama diam, sedang asik memperhatikan Dista tanpa sadar. Sekarang, Mereka ada di rumah Rama, les matematika tentunya.

"Ma, Lo dengerin Gue gak sih dari tadi?!"

Rama masih diam.

"MA!"

"HAH?!"

"Tuh kan ngelamun!"

Tuk

Dista menundukan kepalanya pada lipatan tangan di meja. "Gue capek,"

Rama mengerutkan kening. Ia berfikir, apakah dirinya yang membuat Dista lelah? Karena memang sedari tadi Rama tak memperhatikan Dista saat menjelaskan. Wajah Dista saat menjelaskan terlalu imut untuk dilewatkan. Eh, apa katanya barusan?

Rama menggeleng kepala keras, "Kalo capek, udahan ajalah."

Dista menegakkan tubuhnya, menatap Rama. "Enak aja! Kesenengan elu itu mah!"

Memamerkan deretan giginya, "Lah katanya capek, ya... yaudah... kan?"

"Enggak-enggak! Lo aja dari tadi gak ngerti-ngerti waktu Gue jelasin. Setidaknya ada ilmu yang masuk ke otak Lo setiap les, Ma."

"Iya, iya... terus yang ini tadi gimana?"

"Astagfirullah, ya Allah, kuatkan hambamu ini..."

"Aamiin..." saut Rama tanpa dosa. "Ayo! Jelasin lagi, Bu!"

Dengan telaten, Dista mengulang apa yang tadi telah Ia jelaskan. Mengajari Rama lebih sulit ketimbang mengajari anak TK. Sabar adalah kunci utama. Jika tidak, jangankan 2 kali les, 1 hari saja sudah mengundurkan diri.

Setelah selasai, Dista membereskan buku-bukunya. "Pelajaran hari ini sampe situ dulu, itu aja Lo masih ngambang-ngambang."

Somplak Couple!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang