¤ Part 33 ( Terbongkar ) ¤

130 20 8
                                    

Happy Reading ❤️
Author POV

Dengan langkah tergesa memasuki toko donat, Rama dan Dista menghampiri meja yang sudah ada pemiliknya. Dengan sigap Rama duduk di depan Leni.

"To the point!" ujar Rama yang membuat Leni mengangkat wajahnya, kaget.

"Waalaikumsalam..." sindir Leni.

Rama menghela nafas, "assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

"Siapa, Len, kepo banget gue, bisa-bisanya dia nuduh gue maling, tai emang!" omel Rama.

"Lo harus liat video ini, tapi janji dulu, lu jangan apa-apain cewek lu. Gue rasa dia gak tau apa-apa tentang masalah ini."

Ucapan Leni membuat Rama mengerutkan kening, bingung. Begitupun juga Dista sama bingungnya. Kenapa Dista juga dibawa-bawa dalam hal ini?

"Gue gak bisa janji, gue belom tau apa yang lu mau tunjukin. Tapi gue bisa jamin dia gak akan luka sedikitpun." Kata Rama seraya menatap Dista.

"Sebenarnya ada apa ya, Kak?" tanya Dista yang sudah was-was.

"Kalian harus liat video ini."

Flashback on

Rutinitas biasa pada hari Rabu setelah pulang sekolah, Leni mengikuti kegiatan PMR. Sebenarnya kelas 12 sudah tidak terlalu aktif dalam hal organisasi, tapi Leni sesekali ikut andil dalam membimbing adik-adik kelasnya.

Saat itu dirinya sedang berjalan melewati taman yang bertempat dibelakang sekolah. Sambil melamunkan siapa dalang dibalik penuduhan Rama. Leni yakin Rama bukan orang seperti yang dituduhkan. Meskipun hanya kenal 2 tahun, Leni sudah cukup paham karakter teman sekelasnya itu. Lagi pula buat apa Rama mencuri sedangkan harta keluarnya saja melimpah ruah. Sangat tidak etis jika hal itu dilakukan oleh seorang Rama.

Tiba-tiba tidak jauh dari taman, Leni mendengar perdebatan antara dua siswi. Karena penasaran Leni memutuskan untuk menguping, kebiasaan buruk yang menurutnya seru.

"Kita terlalu jahat gak sih?"

"Gue kan udah bilang, enggak! Lo jangan lemah gini dong!"

"Antisipasi, gue harus rekam, siapa tau bisa buat bahan gibahan." Ujar Leni lalu mengeluarkan handphone andalannya, mulai merekam perdebatan tersebut.

"Tapi gue merasa bersalah banget, emang Lo gak merasa? kita udah jahat banget sama Rama... Gue gak papa kok kalo di PHP in serius..."

Mendengar kata Rama, membuat Leni semakin curiga, tidak salah-salah memang benar perbuatannya untuk merekam dua orang tersebut.

"Fira! Inget tujuan Lo, kita udah jalan sejauh ini!"

Fira? Jadi dalang dibalik semua ini Fira? orang yang dulu dikejar-kejar oleh Rama?, batin Leni.

Leni semakin bingung dengan situasi ini, jadi Fira merekayasa pencurian laptop?

"Itu kan ide Lo, Oliv! Gue gak habis pikir sampai sekarang, gue yang disakitin gak papa tapi Lo seolah-olah menggebu banget pengen menjerumuskan Rama, Lo kenapa sih?! Lo suka juga sama Rama, Lo benci karena Rama jadian sm Dista?!" seru Fira pada Oliv.

"Camkan dalam otak Lo! Gue gak suka sama Rama! Gue benci sama dia!"

Ide Oliv, lalu Oliv membenci Rama? Aduh, Leni jadi pusing sendiri mendengarkan perdebatan mereka.

"Lo benci karena Rama ujung-ujungnya jadian sama Dista dan bukan sama gue?"

"Iya." Ucap Oliv cepat, padahal kenyataannya bukan hal itu saja yang membuat Oliv membenci Rama.

Somplak Couple!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang