8

24.1K 1.9K 168
                                    

Happy reading all❣️

Maaf gais baru bisa update lagi hari ini. Cuma mau bilang itu aja hehe.

Tarik napas dulu, buang napasnya. Yaudah silahkan dibaca, semoga ga pada esmosi ya.

•••••

Rain kembali menuju apartemen dengan perasaan yang tidak dapat dijelaskan lagi. Sesampainya di apartemen, ia langsung menuju kamar dan menjatuhkan dirinya di atas kasur empuk miliknya sambil menatap lurus ke arah foto pernikahannya dengan Al yang terpampang nyata di dinding kamarnya. 

"Segitu bencinya kamu sama aku Al" lirih Rain.

Hari sudah berganti, seperti biasa Rain berangkat ke kampus sendirian tanpa Al. Rain melangkahkan kakinya menuju taman belakang dan mendudukan dirinya di atas rerumputan. Terdengar langkah kaki berjalan menujunya membuat Rain menoleh ke belakang.

"Al" ucap Rain dengan mata yang berbinar dan menghambur ke pelukannya.

Bahkan disaat seperti ini pun lo cuma mikirin Al, batin Elric.

"Ini El bukan Al" membuat Rain mendongak dan melepaskan pelukannya.

"M-maaf El" cicit Rain dan Elric hanya tersenyum.

"Lo ngapain disini pagi-pagi?"

"Nenangin pikiran aja El"

"Si brengsek itu ngapain lo lagi?" Rain hanya menggelengkan kepalanya lalu tersenyum.

"Makasi El" ucap Rain tiba-tiba.

"Kenapa?" heran Elric.

"Karena El selalu ada buat aku" Elric terkekeh dan mengacak rambut Rain.

Rain bersandar di bahu kokoh Elric. Keduanya sibuk dengan pikirannya masing-masing. Hingga Elric membuka suara.

"Ehm Allivia, kamu jaga diri baik-baik ya" membuat Rain mendongak.

"Emang kenapa El?"

"Karena setelah ini gue ga bisa selalu ada buat lo" 

"El mau ninggalin aku yah?" Rain menatap sendu Elric.

"Gue mau pindah ke New York" ucap Elric.

"Allivia, gue sayang sama lo" Elric memeluk erat Rain.

"El disana hati-hati ya, semoga kita bertemu lagi" Rain membalas pelukan teman kecilnya itu.

Semoga lo bahagia selalu, batin Elric

Keduanya masih nyaman dengan pelukan itu. Mereka tak sadar ada seorang yang berjalan ke arah mereka.

"Wah romantis banget kalian" membuat El dan Rain melepaskan pelukannya.

"Al" ucap Rain.

"Rain ikut gue" dingin Al.

"Lo mau buat dia nangis lagi? iya?" ucap Elric.

"Ga usah ikut campur Ric" 

"Permisi, tuan Elric kita harus berangkat" ucap seseorang perempuan yang merupakan sekretaris papinya.

"Sebentar" ucap Elric.

"Gue cuma mau bilang sama lo Al, jangan sia-siain Rain sebelum lo nyesel"

Elric harus pergi ke bandara karena sebentar lagi adalah jadwal penerbangannya menuju New York. Kini tinggalah sepasang suami istri yaitu Al dan Rain.

ALVARAGA (BELUM REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang