25

19K 1.7K 292
                                    

Happy reading all❣️

Haii udah banyak yang spam komen next ya, ini nih udah ada new chapter buat kalian semua, dah sana buruan di baca jangan lupa komen vote juga ya makasii semua

•••••

Hari ini adalah hari terakhir Rain di Indonesia karena besok pagi ia akan berangkat ke New York bersama kedua anaknya.

Rain juga berniat mengunjungi makam Al sebelum keberangkatannya untuk berpamitan. Kali ini berbeda, Rain mengunjungi makam Al bersama Shaka dan Shelin.

"Rain yakin kalian pergi bertiga aja?" ucap Via.

"Iya bun, lagian Shaka sama Shelin belum pernah ke makam Al" Via menganggukan kepalanya.

"Yasudah kalian hati-hati ya"

Rain melajukan mobilnya menuju peristirahatan terakhir mantan suaminya itu. Shaka dan Shelin terus mengoceh selama perjalanan.

"Shaka Shelin kita liat papa yuk" ucap Rain.

"Pa pa" ucap Shaka dan Shelin bersamaan.

"Iya kita liat papa" kedua anak itu tampak senang ketika Rain mengucapkan kata papa.

Setelah memarkirkan mobilnya, Rain memindahkan anaknya kedalam stroller.

"Pa pa" kedua anak kembar itu tak henti-hentinya mengucapkan papa.

"Iya kita ketemu papa" ucap Rain pada anak-anaknya.

Ketika sampai di depan makam mantan suaminya itu, rasa duka kembali menyelimuti hati Rain.

"Shaka Shelin ini makam papa" ucap Rain bergetar.

Rain menurunkan kedua anaknya itu dari stroller. Shaka dan Shelin memandangi makam Al, Shaka merangkak mendekati batu nisan yang tertulis nama Al.

cup

Hancur sudah pertahanan Rain melihat Shaka mencium nisan papanya. Karena melihat kakaknya, Shelin juga mengikuti apa yang dilakukan Shaka.

"Assalamualaikum Al, hari ini aku bawa anak-anak kita"

"Besok aku sama anak-anak bakal pindah ke New York, aku pamit ya" lirih Rain.

"Kamu baik-baik disini" Rain mengusap air matanya.

Setelahnya Rain berdoa untuk Al, sebenarnya ia ingin lebih lama disini karena cuaca yang kurang mendukung Rain memutuskan untuk pulang.

"Shaka Shelin kita pulang ya, pamit dulu sama papa" ucap Rain.

"Dah pa" ucap Shaka dan Shelin melambaikan tangannya ke arah makam Al.

----

Setelah kejadian tempo hari, Arga dan Vanya menjadi canggung. Meski begitu Arga harus bersifat profesional karena ini menyangkut perusahaan.

"Mungkin cukup untuk hari ini dan kita akan lanjutkan minggu depan" ucap Vanya menutup rapat.

Arga melewati Vanya begitu saja, belum ada keberanian Arga untuk membuka pembicaraan dengan Vanya.

Vanya merasa Arga berubah, dimana Arga yang dulu sering menjahilinya? tampaknya sekarang Arga sangat dingin padanya.

Vanya keluar dari ruang rapat dan melihat Jesica di lobi perusahaannya.

"Anya" ucap Jesica.

"Eh jes, kamu kesini?" Jesica menganggukan kepalanya.

"Arga" ucap Jesica tiba-tiba.

ALVARAGA (BELUM REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang