Papa gula - 03

2.9K 482 97
                                    

"Jihoon?"

Suara bariton itu seketika membuyarkan lamunan Jihoon. Jemarinya menekan tombol kunci membuat layar ponsel Jihoon mati. Tepat ketika Jihoon menoleh, Yoonbin menatapnya dengan tatapan khawatir.

"You okay?"

Jihoon mengangguk. "Maaf, pak. Saya tadi tunggu chat temen kos saya."

"Jadi gimana? Prodi kamu sudah kasih perizinan?"

"Sudah. Tapi..." Jihoon gigit bibir, ragu sebenarnya kalau harus menolak tawaran besar seperti ini, tapi kalau tidak seperti sebelumnya dia merasa ini tidak adil. "Saya agak nggak enak soalnya perusahaan bapak tuh...terlalu besar."

Yoonbin terkekeh pelan tanpa menatap Jihoon.

'ketawa lo anjir! Gue aja deg degan takut di omelin!'

"Saya nggak asal kasih tau kesempatan ini loh. Saya juga udah suruh sekretaris saya evaluasi IPK dan prestasi kamu. Dan...ya nggak ada yang bermasalah, bahkan kata beberapa dosen kenalan saya kamu mahasiswa yang produktif dan tidak bermasalah." Jelas Yoonbin panjang lebar.

Okay, soal evaluasi itu sudah pasti ada apalagi kalau cakupan perusahaan sebesar Hajeon Grup tapi yang jadi permasalahannya adalah...

"Junghwan nggak akan biarin saya magang." Akhirnya kalimat itu keluar juga.

Yoonbin yang agak terkejut kemudian akhirnya menatap Jihoon. Sempat hampir tertawa melihat raut wajah yang lebih muda.

Demi tuhan Jihoon terlihat seperti orang yang sedang di introgasi oleh penyidik kepolisian.

"Santai Jihoon, saya sudah rencanain itu semua. Kamu bakal magang dibawah pengawasan saya. Sekretaris saya hamil besar, sebelum saya cari penggantinya, sementara kamu yang akan handle. Semua schedule saya sudah dia susun untuk tiga bulan ke depan, jadi kamu kebanyakan memang tugasnya main dengan Junghwan."

Jihoon terperangah mendengar penuturan Yoonbin. Pasalnya itu terdengar seperti Jihoon magang sebagai baby sitter bukan pekerja kantoran. Dan nampaknya Yoonbin sudah benar-benar mengatur segalanya.

Iya, segalanya agar Jihoon bisa menjaga Junghwan.

"Soal laporan, saya nggak akan mempersulit kamu. Kamu bisa keluar masuk perusahaan saya, yang penting kamu jagain Junghwan dan turutin apa maunya." Sambung Yoonbin kembali fokus ke tab nya.

Jihoon berpikir sejenak. Ada lagi yang ingin ia sampaikan tapi keraguan itu masih terus saja menghampirinya. Takut-takut jika nantinya Yoonbin akan marah.

Bukan hal mudah untuk Jihoon menjaga Junghwan yang bukan siapa-siapanya tapi harus ia anggap anak sendiri karena Junghwan menganggapnya seorang ibu.

Sekali lagi Jihoon meremat kedua tangannya bersamaan, kemudian menatap Yoonbin.

"Sayaㅡ"

"Oh iyaㅡ! Eh? Kamu mau ngomong sesuatu?" Tanya Yoonbin.

Jihoon merutuk dalam hati. "Bapak duluan aja."

"Buat kebutuhan Junghwan, nanti saya serahin ke kamu." Yoonbin menutup tab nya kemudian fokus kepada Jihoon. "Kamu mau ngomong apa?"

"Saya..." Jihoon menarik nafas dalam-dalam, kemudian menghembuskannya perlahan. "Saya mau minta syarat buat semua ini."

"Ini bukan kontrak resmi loh?" Tanya Yoonbin main-main.

"Iya, tapi nggak ada jaminan tentang apa yang akan saya lakuin ke Junghwan kan?" Jihoon berbalik menanya. Membuat raut wajah Yoonbin berubah.

papa gula | binhoon✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang