"Gimana kalau kita makan siang dulu, pak?"
Yoonbin mengabaikan segala pertanyaan Hyemi, membuat perempuan itu menghela nafas berat karena keacuhan yang Yoonbin berikan.
Ini selalu terjadi, Yoonbin hanya bicara padanya ketika memberi pekerjaan atau menanyakan perihal jadwalnya. Selebihnya, Yoonbin bertingkah seperti orang bisu dan tuli.
Hyemi tau Yoonbin pasti terburu-buru karena ingin bertemu Jihoon. Dimobil tadi Hyemi sempat melihat Yoonbin mengirimkan pesan seseorang dan seketika membuat Yoonbin tersenyum.
"Ha Yoonbin!" Yoonbin berhenti. Matanya melirik tajam ke arah Hyemi. "Apa yang aku nggak punya dan anak udik itu punya sampe kamu nggak pernah sekalipun tertarik sama aku?"
Yoonbin terkekeh. "Ah? Kamu? Kamu punya segalanya, Sekretaris Seo. Tapi sayang, saya lebih suka sama Jihoon. Karena dia lelaki. Kecuali kamu operasi gender?" Tantang Yoonbin sarkas.
Hyemi meremat kedua tangannya. Merasa kalah telak hanya karena orientasi seksual Yoonbin.
"Andai aja kamu kasih aku kesempatanㅡ"
"Jangan mimpi." Potong Yoonbin diiringi senyuman remeh. "Perhatiin aja kerja mu yang nggak becus itu. Mama saya memang pemegang lain perusahaan ini, tapi saya punya kuasa buat pecat pegawai tidak kompeten seperti kamu."
"Pak!"
"Astaga! Kaget saya, kenapa kamu?" Tanya Yoonbin bingung karena wajah Ryujin nampak panik.
"Saya mau ngomongin sesuatu soal Jihoon." Bisik Ryujin.
"Jihoon?"
Ryujin mengangguk kemudian mengajak Yoonbin untuk masuk keruangan Yoonbin. Dan yang membuat Yoonbin terkejut adalah tumpahan makanan dilantainya.
Matanya bergulir menatap Ryujin seolah meminta penjelasan.
"Tadi ada orang yang katanya kolega bapak, terus dia maksa masuk. Yaudah saya temenin, cuma saya ada rapat sama HRD jadi saya suruh Jihoon yang nemeninㅡ"
"Terus?"
Ryujin menelan ludah susah payah. "Saya nggak tau gimana ceritanya tapiㅡ tiba-tiba Jihoon digeret pergi."
Mendengar itu, Yoonbin segera mengeluarkan ponselnya. Berusaha menghubungi Jihoon, namun anak itu tidak mengangkat panggilannya.
"Kamu tau siapa dia?"
Ryujin menggeleng panik. "Tapi... Jihoon sempet panggil orang itu. Kim Doㅡ"
"Kim Doyoung?!" Tanya Yoonbin dengan suara tinggi membuat Ryujin panik sekaligus takut.
Yoonbin berdecak kesal kemudian segera keluar dari ruangannya menuju ruang pengamanan.
"Aku nggak mau pulang!"
"Aku nggak nawarin kamu pulang? Aku maksa."
"Doyoungㅡ"
"Jangan harap kamu bisa kabur lagi setelah ini."
Yoonbin menggeram kesal setelah melihat tayangan CCTV yang baru saja ia minta kepada pihak monitoring. Jihoon memang dibawa paksa, dan pria itu nampaknya memang Doyoung, adik Jihoon yang pernah diceritakan oleh Jihoon.
Yoonbin memejamkan matanya, merasakan pening dan bingung menjadi satu. Tangannya masih berusaha menghubungi Jihoon, namun masih sama. Anak itu tidak mengangkat telfon nya sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
papa gula | binhoon✓
Fanfictiontidak punya uang, ditipu mantan pacar, dikhianti sahabat sendiri, dan penghasilan yang sudah tidak bisa diharapkan lagi. jihoon hanya ingin hidup damai tanpa harus khawatir dapat uang darimana.