Jihoon tidak pernah menyangka perubahan drastis selalu mampir dihidupnya. Mulai dari Jihoon si anak panti, berubah menjadi Jihoon si anak konglomerat, Doyoung kekasih hati berubah menjadi adik sendiri, Jihoon si mahasiswa tingkat akhir, kemudian berubah menjadi Jihoon si ibu hamil.
Hmm.
Apa sih ciri-ciri Ibu hamil? Morning sick?
"Kamu nggak mual apa?"
Jihoon menggeleng dengan wajah polos. "Engga tuh."
"Kok aneh ya?"
Perlahan kerutan di kening Jihoon menebal. "Mas ngatain aku aneh?"
Yoonbin menoleh, menggeleng perlahan sembari menaruh majalah di atas nakas. "Saya cuma bilang kok aneh, bukan kamu aneh. Ini dua jalan tiga bulan kok kamu belum ada tanda-tanda kehamilan sih?"
"Ya mana aku tau." Kata Jihoon cuek.
"Kamu nggak ngidam sesuatu?" Disahuti dengan gelengan santai. Yoonbin merasakan sesuatu yang aneh. Seingat dirinya, dulu Yeongyu mengidam banyak hal, dia juga ingat kalau Ibu Junghwan itu mood nya berubah cukup ekstrem.
Yoonbin memandangi kekasihnya itu, Jihoon dengan tenang makan stroberi, menonton acara televisi. Damai dan tidak terganggu.
Harusnya Yoonbin senang, tapi kenapa perasaan nya tidak enak ya?
"Heh kamu mau kemana?"
Jihoon yang baru saja ingin membuka pintu utama kemudian menoleh kebelakang. Menemukan Yoonbin yang memakai apron dengan wajah galak menatap penampilan Jihoon yang sudah rapih.
"Mau makan bareng Doyoung sama Yedam. Mas kok dirumah sih? Bukannya tadi mau rapat?" Tanya Jihoon bingung.
Yoonbin menghela nafas panjang kemudian menarik Jihoon untuk kembali masuk ke dalam. "Kamu makan dirumah aja. Saya udah masak buat kamu."
"Hah? Tapi aku udah janjian sama mereka. Kan udah izin kemaren?"
"Udah dirumah aja." Ucap Yoonbin mutlak. Ia menarik Jihoon menuju dapur. "Nih, saya masak kesukaan kamu."
Jihoon menatap meja makan. "Mas... Kimchi jigae itu makanan kesukaan kamu, bukan aku."
"Ya kamu sukanya sushi, saya tau. Tapi sushi nggak bagus buat Ibu hamil, jadi kamu makan yang sehat-sehat aja. Saya pengen liat kamu makan ini. Cepet makan." Suruh Yoonbin bersemangat.
Mendengar ucapan Yoonbin mengerutkan keningnya. "Aneh deh? Bentar aku telfon Yedam dulu, ntar mereka nungguin lagi. Atau... Suruh mereka kesini aja yaㅡ"
"Jangan!" Tolak Yoonbin. "Saya lagi nggak mau liat muka Doyoung."
Jihoon menaikkan kedua alisnya karena tekejut. "Kenapa? Kalian berantem, Mas?"
"Bukan... Males aja pokoknya." Yoonbin menyahuti dengan santai. "Chat aja, kelamaan nelfon. Cepet makan."
Jihoon menatap kekasihnya itu aneh. Kenapa Yoonbin ini?
•••
Ini malam jumat.
Iya, biasanya Yoonbin minta jatah hmmmmm.
Sebenarnya Jihoon tidak pernah menolak, hanya saja beberapa hari ini Jihoon merasa kesal kepada kekasihnya itu. Yoonbin sering marah-marah, dan suka mengomel belakangan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
papa gula | binhoon✓
Fanfictiontidak punya uang, ditipu mantan pacar, dikhianti sahabat sendiri, dan penghasilan yang sudah tidak bisa diharapkan lagi. jihoon hanya ingin hidup damai tanpa harus khawatir dapat uang darimana.