"Dasar murahan! Kamu punya harga diri nggak sih? Ah... Sekarang aku tau kenapa pak Ha mau sama kamu padahal kamu miskin! Udik! Dan nggak bermutu! Kamu kasih badan kamu supaya bisa menangin hartanya pak Ha kan?"
Hyemi gusar. Berkali-kali melayangkan tatapan nyalang kepada Jihoon yang ia temui diruangan istirahat. Jihoon tampak acuh bahkan tidak menghentikan aktivitasnya untuk membuat kopi.
"Tunggu aja sampe tante Jennie tauㅡ"
"Pimpinan Kim..." Jihoon menoleh dengan wajah tenang. "Udah pernah mergokin kami juga." Kata Jihoon dengan senyum diakhir kalimatnya.
"Pelacur!"
Jihoon menghela nafas. Menghentikan segala kegiatannya untuk kemudian menatap Hyemi yang tampak sangat marah.
"Seo Hyemi, bakal aku kasih contoh yang mudah banget, mustahil untuk orang cerdas kayak kamu nggak paham." Jihoon ambil sebuah sendok kemudian diangkat kedepan wajahnya. "Kamu bisa makan pakai sendok, hanya jika kamu makan sup atau nasi. Sulit sekali makan ramen pake sendok, mie nya bakal jatuh terus. Terus gimana caranya makan mie?" Tanya Jihoon.
Hyemi menyerngit. "Bodoh, tentu aja kamu bisa pake garpu atau sumpit!"
Jihoon tersenyum. "Bing bong! Maksain makan mie pake sendok, hanya akan mempersulit kamu. Jelas-jelas kamu bisa pake garpu atau sumpit."
"Apasih maksudnya sialan?!" Marah Hyemi.
Jihoon menaruh sendoknya lagi kemudian menunjuk Hyemi. "Ha Yoonbin orang itu... Adalah mie. Kamu sendok, dan aku garpu serta sumpitnya."
Setelah mengambil kopi dicangkir, Jihoon melangkah pergi. Meninggalkan Hyemi yang malah kebingungan dengan apa yang dikatakan oleh Jihoon barusan.
Ia mendesis kesal. "Kenapa dia malah nyamain gue sama makanan?!" Tanya nya kesal. "Ah! Anjing!"
'atau mungkin, otak lo aja yang nggak mampu masuk sama pengandaian sederhana gue. Dasar cewek tolol.'
"Hanya karna Mama dukung Hyemi, bukan berarti saya mau sama dia."
Jihoon terkekeh. "Aku tau."
"Kamu jangan hiraukan Mama atau Hyemi kalau mereka berulah. Hm?"
"Udah ih sana! Ntar Junghwan liat. Mandi sana ih." Jihoon menyikut pelan lengan Yoonbin yang sedari tadi memeluknya.
Ayolah, Jihoon sedang memasak makan malam. Dan karena Yoonbin tidak mau melepaskannya, waktu memasak Jihoon jadi memakan waktu lama dan tidak bisa fokus karena sesekali Yoonbin menjamah lehernya.
Jihoon menghela nafas. Berusaha abai tapi perlakuan Yoonbin tidak bagus untuk jantungnya. Jangan sampai Jihoon memasukan terlalu banyak garam.
"Ji..."
"Apa? Apa sayang?"
Yoonbin terkekeh. Makin mengeratkan pelukannya, sesekali mendusel nyaman dipundak Jihoon.
"Saya kepikiran sesuatu." Kata Yoonbin berdengung dibalik leher Jihoon.
Yang lebih muda melirik sekilas kemudian berdehem sebagai jawaban.
"Saya udah punya tabungan, Ji. Buat saya, buat Junghwan dan masa depannya, apartemen ini udah lunas, dan saya punya mobil..."
Jihoon yang sepertinya mengetahui arah jalan pembicaraan ini kemudian segera mematikan kompornya. Tangannya mengusap-ngusap lengan Yoonbin yang memeluk posesif perutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
papa gula | binhoon✓
Фанфикtidak punya uang, ditipu mantan pacar, dikhianti sahabat sendiri, dan penghasilan yang sudah tidak bisa diharapkan lagi. jihoon hanya ingin hidup damai tanpa harus khawatir dapat uang darimana.