Jihoon mengedipkan matanya beberapa kali, antara bingung dan terkejut. Tangannya masih memegang spatula dan sebuah botol berisi garam, iya Jihoon tadinya sedang memasak makan malam hingga akhirnya terdengar ketukan pintu.
Junghwan dengan wajah kesal segera menerobos masuk tidak memperdulikan anak laki-laki yang hanya bisa tersenyum kecil melihat tingkah Junghwan.
"Maaf, tante. Yoshi nganterin Junghwan soalnya tadi digangguin kakak kelas." Adu si anak laki-laki tampan yang juga masih memakai baju taekwondo itu.
Jihoon mengangguk kaku. "Kamu... Yoshi ya?"
"Kok tante tau saya? Junghwan sering nyeritain saya ya?" Tanya Yoshi dengab senyum lebar.
"Ah... Pernah sih, pokoknya... Makasih ya Yoshi,"
Anak itu mengangguk. Kemudian menunduk memberi hormat dan pergi meninggalkan Jihoon begitu saja. Jihoon lantas terkekeh kecil dan segera menutup pintu.
Setelah menaruh spatula dan botol garam di dapur, Jihoon segera menuju kamar Junghwan yang sudah di tutup rapat oleh anak itu.
Tok tok tok!
Jihoon mengetuk pintu, tidak lama kemudian muncul Junghwan yang masih lengkap mengenakan baju taekwondo nya membukakan pintu untuk Jihoon.
"Junghwan laper?" Tanya Jihoon sembari berjongkok menyamakan tinggi nya dengan Junghwan.
Anak itu menggeleng dengan wajah murung. "Mama..."
"Iya?"
"Hwan nggak mau ikut taekwondo lagi." Cicit Junghwan dengan kepala tertunduk. "Maaf, Mama."
Mendengar hal itu tentu saja Jihoon terkejut, namun ia tidak marah. Toh Jihoon tidak pernah memaksa Junghwan, anak itu lah yang dengan baik hati ingin meneruskan cita-cita Jihoon.
Jihoon singkap surai hitam Junghwan, memberikan senyum terbaik sembari menatap Junghwan dengan tatapan serius.
"Boleh Mama tau kenapa?"
Junghwan mengulum bibirnya. "Senior Hwan bilang Hwan nggak jago. Hwan nggak mau ketemu mereka lagi."
"Emang Hwan belum jago kan? Baru sebulan ikut taekwondo." Tukas Jihoon membenarkan. "... Junghwan, Mama nggak mau Junghwan ikut taekwondo supaya Mama senang. Mama mau Junghwan ikut apa yang bikin Junghwan senang, barulah Mama senang."
"Beneran?"
Jihoon mengangguk semangat. "Mama bakal dukung apapun yang Junghwan mau, asalkan Junghwan jadi anak baik."
Namun Junghwan masih tidak tersenyum. Jihoon merasa ada yang disembunyikan anak itu, dan entah kenapa itu nampak jelas dimata Jihoon.
"Junghwan...?"
Junghwan menatap Jihoon ragu. Kemudian akhirnya Junghwan berucap...
"Mama... Anak piatu sama anak haram itu apa?"
Senyum Jihoon luntur. Tanpa sadar tangannya yang sedari tadi memegang pundak Junghwan kini meremat anak itu.
"Siapa yang bilang gitu ke Junghwan?" Tanya Jihoon tegas, nadanya yang agak marah seketika membuat nyali Junghwan menciut. "Ha Junghwan?"
Junghwan menggeleng.
"Kamu mau bohong sama Mama? Junghwan nggak sayang Mama lagi?" Namun Junghwan masih bungkam. "Ha Junghwan? Siapa yang bilang gitu? Bilang sama Mama?!" Jihoon sedikit membentak.
Junghwan mencebikan bibirnya, matanya berkaca-kaca menatap Jihoon yang nampak marah dihadapannya.
"Tante itu..."
KAMU SEDANG MEMBACA
papa gula | binhoon✓
Fanfictiontidak punya uang, ditipu mantan pacar, dikhianti sahabat sendiri, dan penghasilan yang sudah tidak bisa diharapkan lagi. jihoon hanya ingin hidup damai tanpa harus khawatir dapat uang darimana.