"Jihoon nggak masuk?"
Yang ditanya menggeleng. Tangan Yoonbin dengan cepat menyerahkan lembaran berkas yang harus ia tanda tangani dengan segera itu.
Ryujin menghela nafas. Jujur saja setelah sering melihat Jihoon, Ryujin jadi senang dengan keberadaan anak itu. Apalagi karena Jihoon, Junghwan berubah total.
"Eh? Bapak udah mau pergi?" Ryujin kembali bertanya karena melihat Yoonbin membereskan mejanya.
"Saya nggak ada rapat hari ini. Kalau mau minta revisi data sama Manajer Kim aja ya?"
Kemudian Yoonbin berlalu meninggalkan Ryujin yang hanya mengangguk seadanya. Ketika perempuan itu keluar dari ruangan, ia melihat meja kerja sekretaris yang ditempati oleh seorang pria dengan senyum konyol.
Ryujin berdecak pelan sembari mendekati meja tersebut.
"Hiyaaa! Mati lo!"
"Manajer Kim." Panggil Ryujin, si manajer menoleh sekilas kemudian kembali fokus pada komputer. "Hadeh, main mulu."
"Bentar elah. Kenapa sih?"
Ryujin cemberut sembari menyandar diri ke meja. "Jihoon nggak masuk, pak Yoonbin pulang duluan. Kenapa sih?"
Junkyu yang masih sibuk dengan game nya kemudian menyahut. "Oh... Junghwan sakit. Lo nggak tau?"
"Supermarket?"
"Iya, soalnya Junghwan lagi tidur abis minum obat. Ada yang sekalian saya cari, Junghwan pengen makan sup tahu."
"Kenapa kamu nggak suruh bi Asih aja?"
"Kulkas lagi kosong. Saya nggak enak, bi Asih udah berumur, pak. Nggak papa kok, saya bisa."
"Pak Kang lagi cuti, Jihoon. Kamu sama siapa ke sana?"
"Tadi naik taksi."
"Yaudah saya ke situ. Udah mau sampe kok, lima menit lagi."
"Saya lagi milih daging. Saya tunggu disini."
"Oke."
Aneh. Yoonbin jadi merasa aneh dengan diri sendiri.
Ketika memijakan kaki kedalam supermarket. Untuk pertama kalinya. Dia merasa agak canggung. Rasanya sepertu bertanya kenapa dia kemari? Hanya untuk menjemput baby sitter anaknya.
Dan lagi, padahal Yoonbin tidak suka tempat macam ini. Seumur-umur dia hanya tau meminta, dan akan segera dibelikan atau disediakan oleh ART. Ternyata begini rasanya masuk sendirian ke dalam tempat ini.
Hanya dengan bantuan pegawai dan papan nama, Yoonbin akhirnya sampai ke daerah perdagingan dan menemukan sosok mungil dengan balutan coat hangat dan celana jeans yang pas dikaki jenjangnya.
Syal coklat yang melingkar dileher pemuda itu seketika membuat Yoonbin tersenyum. Jihoon tampak manis namun tenggelam dengan balutan baju hangatnya.
"Nah kan, kebiasaan aku ngelantur." Gumam Yoonbin sambil menampar pelan pipinya.
Hanya berselang beberapa detik sampai kemudian Jihoon menarik trolinya dan berhenti saat bersitatap dengan Yoonbin.
Yoonbin segera menyusulkan, dan entah bagaimana sekarang troli itu sudah dipegang oleh Yoonbin dan Jihoon berjalan disampingnya sambil mengecek daftar belanja yang sudah dia susun.
KAMU SEDANG MEMBACA
papa gula | binhoon✓
Fanfictiontidak punya uang, ditipu mantan pacar, dikhianti sahabat sendiri, dan penghasilan yang sudah tidak bisa diharapkan lagi. jihoon hanya ingin hidup damai tanpa harus khawatir dapat uang darimana.