"Hari ini ada meeting dikantor."
Yoonbin datang dan langsung menggenggam tangan Jihoon. Mengusap punggung tangan Jihoon membuat yang digenggam tersenyum hangat sembari memperhatikan Junghwan yang tertidur pulas.
Satu tangan Yoonbin yang menganggur naik untuk merangkul Jihoon. "Doakan saya berhasil."
Jihoon menoleh masih mempertahankan senyum nya. "Aku selalu doain kamu, Mas."
"Kayaknya saya nggak bisa anter kamu sama Junghwan pulang nanti."
"Nggak papa, aku sama pak Kang aja. Kamu jangan lupa makan. Udah aku siapin bekalnya." Kata Jihoon membalas genggaman tangan Yoonbin.
Yoonbin mendekat, memberi satu kecupan dipipi Jihoon kemudian tersenyum. "Sebentar lagi kita nggak perlu khawatir soal apapun, Ji."
"Papa mana?"
"Papa ada urusan, Hwan pulang sama Mama aja ya?"
Junghwan mengangguk, anak itu memperhatikan Jihoon yang tengah membereskan baju pasien yang baru saja Junghwan ganti.
Tangan Junghwan terulur menarik perlahan lengan hoodie Jihoon. "Mama..."
"Hm? Kenapa? Junghwan mau apa?" Tanya Jihoon memusatkan seluruh atensi kepada calon anaknya itu.
"Mama ikut Hwan pulang kan?" Tanya Junghwan takut.
Jihoon beralih duduk diatas kasur menghadap Junghwan. "Iya dong, kenapa sayang?"
"Nanti Mama pergi lagi nggak? Kayak waktu itu."
"Kenapa? Junghwan sedih nggak ada Mama?" Tanya Jihoon main-main.
Diluar dugaan, Junghwan mengangguk. Bibir anak itu mencebik dengan mata berkaca-kaca.
"Hwan kan sudah jadi anak baik." Junghwan menangis sembari menatap Jihoon. "Tapi Mama masih pergi ㅡhiks!"
"Loh... Anak Mama kok nangis?" Jihoon segera mengusap air mata Junghwan. Junghwan lucu sekali. Jihoon menahan diri untuk tidak menggigit pipi gempal anak yang sebentar lagi berusia tujuh tahun itu. "Mama pergi bukan karna Hwan nakal. Tapi Mama harus jaga Kakek."
"Kakek?"
Jihoon mengangguk antusias. "Iya, Kakek. Hwan mau ketemu Kakek nggak?" Tawar Jihoon.
Junghwan diam sebentar, kemudian mengangguk pelan. Tangannya terulur untuk meminta gendong kepada Jihoon dan dengan senang hati Jihoon meraih anak bongsor itu, sedikit oleng karena entah kenapa Junghwan semakin berat.
Atau... Mungkin Jihoon yang tidak kuat.
Cklk!
Yedam menoleh ke arah pintu dan melihat seorang anak kecil, bongsor dan memakai perban dikepalanya. Yedam mendongak dan menemukan Jihoon dibelakang anak itu.
"Kak Ji?"
"Oh ada Yedam?"
Ayah yang mendengar suara Jihoon lantas ikut menoleh dan langsung terkejut melihat sosok Junghwan yang sekarang menggenggam erat tangan Jihoon seolah tidak mau ia lepaskan.
"Aw... Lihat siapa yang datang? Ini Junghwan?" Tanya Ayah dengan nada lucu.
Jihoon terkekeh sambil mengajak Junghwan masuk. Yedam segera berdiri mempersilahkan Jihoon duduk dikursi sembari memangku Junghwan di atas pahanya.
Junghwan menatap Ayah ragu, perlahan ia memeluk lengan Jihoon karena merasa takut.
"Ayo sapa dulu Kakek." Bisik Jihoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
papa gula | binhoon✓
Fanfictiontidak punya uang, ditipu mantan pacar, dikhianti sahabat sendiri, dan penghasilan yang sudah tidak bisa diharapkan lagi. jihoon hanya ingin hidup damai tanpa harus khawatir dapat uang darimana.