"Hari ini Junghwan mau dianter pak Kang aja. Mama dirumah."
Gerakan sendok Yoonbin terhenti. Matanya bergulir menatap Jihoon yang berkedip bingung menatap Junghwan. Sedangkan anak itu malah sibuk sendiri dengan sarapannya.
"Kenapa? Tumben...?" Cicit Jihoon bingung.
Junghwan menggeleng kemudian tersenyum lebar. "Mulai hari ini Junghwan mau mandiri!"
"Apa Junghwan marah sama saya ya?" Gumam Jihoon.
Suara kekehan Yoonbin seketika membuat Jihoon menoleh. Pria itu sesekali melirik Jihoon kemudian fokus dengan kemudinya.
"Mau cari tau?"
Jihoon menyerngit. "Sekarang?"
"Ya masak taun depan."
"Bapak ada meeting jam 2 nanti." Ingat Jihoon.
Yoonbin malah membelokan mobilnya menuju kesekolah Junghwan. "Nggak papa. Biar Junkyu yang urus. Bukan rapat kolega juga."
"Hari ini Junghwan nggak diantar Mama nya lagi?"
Junghwan menggeleng. "Enggak. Junghwan kan udah besar."
"Memangnya kalau udah besar nggak boleh dianter Mama ya?"
Junghwan menoleh, menatap sosok tampan yang sedang tersenyum lebar disebelahnya. Junghwan melirik luka gores dilutut anak itu, kemudian mendongak lagi.
"Kakak sakit nggak? Junghwan punya plester."
"Ini? Nggak papa, udah biasa."
Hening.
Si yang lebih tinggi sibuk memakan lolipopnya, sedangkan Junghwan sibuk memperhatikan anak disebelahnya.
"Enak nggak dianter Mama?" Si anak bertanya.
Junghwan seketika cemberut. "Nggak enak."
"Besok minta anter lagi aja."
"Tapi kata kak Jisung kemarinㅡ"
"Ohh gara-gara Jisung?" Si anak turun dari ayunan kemudian berdiri dihadapan Junghwan. "Nggak papa. Kakak udah kelas 4 juga kadang minta anter Mama kok."
Kepala mendongak, Junghwan berkedip polos.
"Ohiya, jangan ikut taekwondo." Katanya sambil tersenyum.
Junghwan sontak menyerngit. "Kenapa?"
"Kamu ikut gara-gara ada kakak kan?"
"E-enggak!" Sentak Junghwan. "Hwan ikut taekwondo biar kalau ada yang bikin Mama nangis lagi, Hwan bisa pukul!"
Si anak terkekeh. "Aku duluan."
Junghwan berdiri, menatap langkah kecil si anak yang menjauh dari jangkauannya. Sedikit cemberut.
"Kak Yoshi!" Panggil Junghwan.
Yoshi membalik badan dengan wajah bingung.
"Kenapa lagi?"
"Besok main sama Hwan lagi ya?" Pinta Junghwan.
Yoshi terkekeh kemudian mengangguk. "Dah!" Tangan melambai disambut ragu oleh Junghwan.
Senyuman Junghwan merekah perlahan. Dia berbalik untuk mengambil tas yang tadinya dia taruh diatas kursi. Namun seketika senyum luntur kala mendapati Jihoon dan Yoonbin yang sudah berdiri tak jauh dari arena bermain.
KAMU SEDANG MEMBACA
papa gula | binhoon✓
Fanfictidak punya uang, ditipu mantan pacar, dikhianti sahabat sendiri, dan penghasilan yang sudah tidak bisa diharapkan lagi. jihoon hanya ingin hidup damai tanpa harus khawatir dapat uang darimana.