JOGGING

21 7 1
                                    

Pagi ini Alden dan Gion telah berada di taman menunggu grup cewek datang, sambil meregangkan otot mereka.

"Loe uda chat Desta? Masih molor kalituh anak." Ujar Alden yan sedang duduk di tanah melakukan gerakan pemanasan.

"Uda bentar lagi kali, tunggu aja."

Saat Alden sedang melakukan pemanasan, tanpa sengaja Dyana dan Ratih berlari di depannya. Alden yang melihat Dyana melewatinya langsung bangkit dan mengikuti Dyana.

"Woyyy!!! BOCAH tungguin gue.." teriak Gion dan langsung mengejar Alden.

Alden yang saat ini berlari di samping Dyana memperhatikan wajah manis Dyana dengan sedikit keringat yang sudah bercucuran di dahinya.

"Ini takdir deh kayaknya." Ucap Alden.

Dyana yang mendengar ucapan Alden tak membalas.

"Iya takdir kalo loe emang buat gue." Sambung Alden polos. Dyana yang mendengar itu sontak berhenti dan memberikan tatapan dingin pada Alden. Alden yang melihat tatapan Dyana sontak diam tak bergeming, sambil meletakkan jari telunjuk pada bibirnya, menyaratkan untuk tidak akan berbicara lagi. Tanpa ambil pusing Dyana langsung berlari meninggalkan Alden, Ratih dan Gion yang ada di belakangnya.

Ratih berjalan kehadapan Alden. Mentapnya dan menggelengkan kepala tanda prihatin akan sikap Dyana pada Alden.

"Sabarr..." ucap Ratih lalu berlari menyusul Dyana.

"Yok ah lanjut lagi jangan kayak banci. Gue percaya Dyana pasti jadi milik loe." Ajak gion sambil memberikan sedikit semangat pada Alden. Alden yang mendengar itu langsung berlari sejajar dengan Gion.

***

Saat ini Dyana sedang duduk bersama Ratih sambil menikmati semilir angin pagi.

"Loe mau minum gak?" Tanya Ratih.

"Boleh."

"Tunggu ya gue beliin minum dulu." Ucap ratih lalu meninggalkan Dyana sendiri.

Tanpa Dyana sadari bahwa ini adalah rencana dari Alden untuk bertemu dengannya.

Alden yang melihat Ratih pergi pun langsung menghampiri Dyana sambil membawa minuman dingin di tangannya.

"Buat loe." Ucap Alden sambil menyodorkan botol minuman itu tepat di depan wajah Dyana.

Dyana sedikit kaget dengan adanya botol minuman yang tepat berada di depan wajahnya, dengan mengikuti arah botol itu Dyana melihat wajah Alden tersenyum menatapnya.

Dyana yang melihat perlakuan Alden membuatnya terdiam sejenak lalu mengambil botol yang ada tepat didepannya.

"Thanks." Ucap Dyana lalu meneguk isi dalam botol itu hingga setengah.

Alden langsung duduk di samping Dyana dan mencoba mengajaknya berbicara, walau nantinya akan di balas singkat oleh Dyana.

"Loe jogging disini juga?" Tanya Alden memberanikan diri.

"Iya, Ratih yang ajak."

"Biasanya loe jogging dimana?" Tanya Alden lagi.

"Rumah" jawab Dyana santai sambil menutup matanya dan menikmati semilir angin yang menghembus di wajahnya.

"Ooo, Oh iya loe uda sarapan?"

"Belum."

"Emmm tunggu gue bentar ya." Ucap Alden lembut, lalu bangkit meninggalkan Dyana dengan berlari. Dyana yang melihat sikap Alden pun sedikit tersenyum dan kembali menutup matanya. Tidak berselang lama Alden kembali sambil membawa tas bekal di tangannya.

"Loe mau piknik?" Tanya Dyana polos.

Alden tersenyum mendengar pertanyaan dari Dyana.

"Emang loe mau piknik bareng gue?" Tanya Alden menggoda. Dyana yang mendengar itu langsung membuang muka.

"Ini tadi gue dari mobil, emang sengaja nyiapin buat sarapan. Karena sekarang ada loe gue mau ngajak loe makan."

"Gak usah, gue belum laper kok loe makan aja."

"Gak papa ini buat loe kok, gue yang masak." Ucap Alden sambil membuka tas bekal dan mengeluarkan makanan yang ada di dalamnya.

"Loe bisa masak?" Tanya Dyana heran.

"Bisa, dan ini aman di makan." Bangga Alden.

"Loe cobain dikit deh, nih." Alden menyodorkan makanan itu pada mulut Dyana berniat untuk menyuapinya.

"Gue bisa makan sendiri kok, tangan gue masih aman." Dyana langsung mengambil sendok dari tangan Alden.

"Gimana?" Tanya Alden pada Dyana yang sudah memasukan satu suapan pada mulutnya.

"Enak kok." Jujur Dyana. Alden yang mendengar itu tersenyum senang.

"Nih cobain yang ini, pasti enak." Tunjuk Alden pada salah satu menu. Dyana mencicipinya dan memuji Alden karena bakat memasaknya.

Lain halnya dengan Ratih dan Gion yang saat ini sedang mengintip.

"Pulang yuk ah, capek batin nih nonton keuwuan." Ucap Ratih yang mulai pegal berdiri.

"Loe pulang sama siapa?" Tanya Gion.

"Sendiri, atau ntar gue ajak Dyana pulang."

"Gue anter, biarin mereka nikmatin keuwuan mereka."

"Yaudah gue pulang sendiri." Putus Ratih dan berjalan meninggalkan Gion.

"Loe budek?" Tanya Gion mengejar Ratih.

"Kan gue mau nganter."

**

CERITA INI UPDATE SEHARI DUA KALI JANGAN LUPA UNTUK KLIK BINTANG DAN TINGGALKAN JEJAK KOMENTAR
TERIMAKASIH

It's Ok Not To Be OkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang