NGEDATE DI RUMAH DYANA

15 7 0
                                    

Hari yang ditunggu oleh Alden akhirnya tiba, hari dimana ia akan melakukan kencan pertama nya bersama Dyana. Saat ini Alden telah berada di depan gerbang rumah Dyana membawa motor yang pernah ia dorong demi berjalan bersama Dyana.

Perasaan gugup, dan perasaan ingin bertemu Dyana sudah tak dapat lagi ia bendung.

Dyana akhirnya keluar menemui Alden, dandan natural dan rapi, tidak terlalu mencolok namun memancarkan aura kecantikan khas Dyana.

Alden yang melihat itu, sontak ingin mencubit pipi Dyana gemas.

“Kamu kok cantik banget sih?? Pacar siapa sih?? Emm?” dengan nada seimut mungkin, sambil mencubit pipi Dyana gemas. Dyana yang melihat itu memberikan tatapan tajamnya, Alden sontak melepas cubitannya.

“Kalo gitu gak jadi pergi deh.” Ujar Alden.

“Ya udah.” Dyana langsung membuka gerbangnya dan berlalu untuk masuk namun dengan cepat Alden memegang tangannya.

“Boleh masuk?” tanya Alden ragu.

“Gak boleh loe pulang aja sana.” Kasar Dyana.

“Ya udah kita keluar aja yuk kan mau nonton.” Ucap Alden mengalihkan pembicaraan.

“ya udah masuk.” Ajak Dyana tanpa menoleh kearah Alden dan langsung berjalan masuk ke arah rumahnya.

Alden yang melihat sikap Dyana tersenyum senang dan mengikuti Dyana dengan semangat.

“Makasih sayang Uda izinin aku masuk.”

“Gue gak izinin pasti loe bakal melas sama muka loe.”

“Muka ku kenapa? Ganteng kah?” polos Alden.

“Bodi ah, loe mau makan apa. Di rumah gue gak ada pembantu.” Terang Dyana.

“Masih ada bahan makanan?” tanya Alden saat sudah berada di ruang tamu.

“Kayaknya.” Dyana berjalan ke arah kulkas dan melihat isi dalamnya yang hanya ada telur dan susu yang biasa ia minum.

Setelah melihat isi kulkas Dyana langsung berjalan ke arah kamar nya. “Loe mau mie?” tanya Dyana.

“Boleh.” Jawab Alden sambil melihat seisi rumah milik Dyana.

Di ruang tamu terdapat hiasan dinding, dan foto balita perempuan mungil yang sedang melihat katas kearah balon yang sedang di pegangannya.

Alden tersenyum melihat foto itu,  ruang tamu yang cukup besar di bagian sisi kanan ruangan, terdapat piano dan foto keluarga. Wajah Dyana di foto itu lebih berisi, tidak seperti saat ini.

Dyana datang membawa sepiring mie goreng dan segelas air, di letakkan nya di atas meja makan. Dan langsung menuju ruang tamu melihat Alden yang sedang sibuk memandangi dinding rumah nya.

“Mie nya Uda siap, loe mau makan sekarang?” tanya Dyana yang saat ini sudah berada di belakang Alden.

“Kamu disitu agak berisi ya.”

Dyana melihat foto yang saat ini sedang di pandangi oleh Alden.

“Foto itu 4 tahun lalu.”

“Oh ya ortu kamu mana? Aku boleh ketemu gak?” tanya Alden.

“Boleh, tapi gak sekarang.” Ucap Dyana

Alden menganggukkan kepalanya tanda mengerti.

“Oh ya loe bisa main piano?” tanya Alden.

“Dulu bisa, sekarang gue Uda gak latihan lagi.”

“Loe mau makan atau gak? Kalo gak gue tinggalin ke kamar.” Sambung Dyana.

“Temenin.” Rengek Alden.

Dyana yang melihat sikap Alden jengah.

“Pulang aja deh loe Sono.” Usir Dyana.

“Sayang bisa gak manggilnya aku kamu bukan loe gue. Kan kita Uda pacaran.” Bujuk Alden.

“Ck ya udah makan cepet.” Alden tersenyum senang lalu tanpa sadar menggandeng tangan Dyana. Dan langsung di berikan tatapan tajam Dyana seperti biasa.

Malam penuh makna, first date dirumah Dyana, dan makan bersama Dyana malam ini tidak akan pernah bisa di lupakan oleh Alden.

“Sayang makasih ya.” Ucap Alden

“Buat?”

“First date kita malam ini. Aku  seneng banget loh bisa bareng sama kamu. Apa pun yang terjadi jangan pernah minta putus ya.” Sendu Alden.

“I love you.” Sambungnya. Dyana yang mendengar ungkapan hati Alden dan kata I love you yang sudah dua kali ia dengar, berasa keluh untuk menjawab.

**

Malam telah larut, jam 9:30 Alden sudah bersiap untuk pulang. Saat di depan pagar rumah Dyana Alden mengambil sesuatu dari kantong jaketnya.

“Sayang. Aku ada sesuatu, ini sebagai perayaan hari pertama kita jadian. Semoga kamu suka ya.” Ujar Alden memberikan kotak kecil berwarna hitam dengan pita pink di atasnya.

“Oh ya btw itu kita cople loh.” Sambung Alden.

Dyana yang menerima kotak itu langsung membukanya, terlihat cantik gelang cople dengan gantungan jangkar.

“Kenapa jangkar?” tanya Dyana

“Biar kita tetap selalu bertahan walau di terpa ombak besar.” Terang Alden.

“Filosofi dari mana?”

“Dari Alden pacar Dyana.” Sambung Alden sambil memasangkan gelang tersebut dan mencocokan dengan gelang yang sedang di pakainya.

Alden langsung mengambil hpnya lalu membuka fitur kamera dan langsung memotret tangannya dan tangan Dyana yang sedang berdampingan.

“Makasih sayang aku pulang ya..”

**

Kali ini Dyana sedang berbaring di kasur nya menatap tangannya yang saat ini di hiasi dengan gelang pemberian Alden. Dyana tersenyum melihat mengingat perlakuan Alden padanya malam ini.

“Kok loe bisa suka sama gue?” tanya Dyana pada gelang yang sedang ia kenakan.

“Gue harap gue bisa putus secepatnya sama loe.” Sambung Dyana.

 
UNTUK SAAT INI CERITA INI AKAN UPDATE SEHARI SEKALI,
TERIMAKASIH.

It's Ok Not To Be OkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang