Pagi ini Dyana sudah berada tepat di depan rumah Alden. Atas paksaan Alden, Dyana terpaksa harus berdiri untuk menunggu Alden berangkat ke sekolah.
"HAI....!!" sapa Alden yang saat ini sudah berdiri di belakangnya.
Dyana yang melihat wajah Alden sumringah, sontak memberikan sedikit senyumnya.
"Kamu tadi senyum, sayang ngeliatin aku??" Tanya Alden senang.
Sontak Dyana kembali ke tatapan datarnya.
"Buat apa gue senyum?"
Alden tak menjawab, seolah tau bahwa gadisnya masih gengsi.
"Btw parfum kamu apa??" Tanya Alden
"Kenapa? Baunya gk enak?"
"Bukan, bukan.. aku cuman mau ngasih ini" ucap Alden sambil menyodorkan kotak parfum mewah yang di pesannya beberapa waktu lalu.
"Buat gue?"
"Bukan."
Dyana menaikkan satu alisnya.
"Buat kamu dong, masa bukan. Aku beli kemarin coba deh kamu cium baunya." Ujar Alden sambil membukakan tutup parfum.
Dyana mengambil parfum dari tangan Alden dan mencoba untuk menghirup aromanya.
"Emmmm wanginya lumayan, kalem banget."
"Kamu suka?"
"Iya. Makasih" ujar Dyana.
**
Jam pertama akan di mulai dalam lima menit, namun Alden dengan setianya masih duduk di samping Dyana.
"Balik ngapa sih den, itu Dyana juga gak bakal ilang." Ujar Ratih.
"Repot amat sih Rat, toh pacar gue juga diem aja."
"SERAH LOE DEH SERAH" jengah Ratih.
Baru saja Alden hendak membela diri, nyatanya bel masuk telah berbunyi.
"Aku balik ya, nanti jam istirahat aku kesini lagi." Ucap Alden tersenyum lalu berlalu meninggalkan kelas Dyana.
Lain halnya dengan Dyna, cewek itu hanya duduk diam tanpa membalas ucapan Alden.
"Selamat pagi..." Sapa pak Novi wali kelas Dyana.
"Pagi...." Ucap mereka serentak.
Kali ini pak Novi datang tidak sendiri, melainkan dengan satu murid lelaki yang saat ini sedang menatap seluruh isi kelas.
"Guys, kayaknya kelas kita emang di demenin sama murid baru ya.." ujar pak Novi dengan bahasa gaul yang mengikuti zaman.
"Silahkan perkenalkan diri kamu."
Anak baru itu mengangguk.
"Selamat pagi" suara bass yang keluar sontak membuat perhatian Dyana teralihkan, suara yang sangat familiar, suara bass yang sudah sangat lama tidak ia dengarkan, dan bahkan suara yang bisa dibilang cukup ia rindukan.
"Perkenalkan nama saya Engga Dwi Pasha, pindahan hari ini dari SMA Pancasila Bangka Belitung"
Dyana melihat dengan seksama wajah yang sudah dua tahun tidak dilihatnya, memperhatikan bentuk fisik dari lelaki yang ada di depannya.
Saat sedang memperhatikan, mata keduanya bertemu sontak Dyana langsung mengalihkan pandang ke arah jendela.Pendek??? Ya maap namanya juga masih pemula hahahahah ada tiga ratusan kata aja malam ini, tapi kan berusaha update Uda lama gk up, tapi ini otw konflik kok, jadi ini cerita tergolong cerita ringan ringan aja gitu. Belum kepikiran buat cerita berat takut bingung buat bikin konfliknya. Vote ya guys Jan lupa loh🌟
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Ok Not To Be Ok
Teen FictionDyana adalah siswi pindahan yang memiliki sikap dingin dan tergolong datar. Berbanding terbalik dengan sikap Alden yang ramah dan hangat.