"Alden.." panggil Dyana yang saat ini sudah berada di dalam kelas Alden.
"Wahhh pacar." Senang Alden
"Kenapa?"
"Gue mau ngomong empat mata sama loe."
"Emm? Ya udah yuk kantin aku belum makan nih." Ajak Alden sambil menggandeng tangan Dyana menuju kantin.
Di kantin Dyana langsung melepas genggaman tangan Alden.
"Maaf." Ucap Dyana.
"Kenapa kan kamu gak salah." Tenang Alden.
"Maaf, aku gak bisa nipu diri aku."
"Maksud kamu??"
"Kita putus" ucap Dyana langsung ke relung hati Alden.
"Kenapa?aku gak mau, jangan bercanda Dyana." Alden masih tidak percaya dengan keputusan Dyana.
"Kalo aku Nerima kamu tetap jadi cowok aku, yang ada kamu makin sakit. Kamu mencintai seseorang yang hatinya masih milik orang lain"
"Dyana please, aku gak mau kalau itu alasannya." Mata Alden sudah memerah, dan sebentar lagi akan mengeluarkan air mata.
"Maaf Alden."
Jlebbb kata itu adalah kata yang saat ini tidak ingin ia dengar, benar saja setelah mengucapkan kata itu air mata Alden langsung membasahi pipinya.
***Pulang sekolah Alden menjemput Dyana ke kelas nya, namun pemandangan yang dilihat nya sungguh tidak mengenakan. Dyana keluar kelas bergandengan dengan anak baru itu.
Alden POV
Gue masih gak ngerti dengan keputusan Dyana tadi, pulang sekolah gue langsung ke kelas nya dan ngajak Dyana buat pulang bareng.
Namun pemandangan yang gue liat semakin menyayat hati. Gue gak bisa bayangin nanti gimana nasib gue putus dari Dyana.Alden POV end
Sore ini di apartemen Alden. Gion, Desta,Ratih dan Fina sudah berkumpul untuk membahas kisah percintaan sahabatnya. Sementara Alden, cowok itu sedang pura pura tertidur sambil menutupi matanya yang sembab.
"Gue tau bro perjuangan loe buat dapatin cewek dingin itu gak gampang. Tapi loe jangan nangis kek cewek gitu dong." Ujar Desta membujuk Alden yang masih meringkuk tak bergerak.
Gion saat ini sedang membongkar isi kulkas Alden dan mencari sesuatu yang bisa di makan, namun tak ada satu pun bahan makanan yang ada. Lalu ia beranjak pada lemari yang berada di atas kompor untuk melihat apakah ada sebungkus mie. Namun nihil nyatanya tak ada yang bisa dimakan."Loe gak punya apa apa yang bisa dimakan den? Mie pun gak ada... Astaga males banget sih loe" omel Gion sambil menutup sedikit kasar pintu lemari.
Sementara Fina dan Ratih sibuk dengan handphone mereka.
"Kalian kesini ngapain sih, gue gak nampung orang yang laper, atau nampung orang yang minta WiFi gratis." Ucap Alden sambil melempar bantal guling nya ke arah Gion.
"Astaga Bro, gue kesini kan mau bahas hubungan loe, dan betapa kejamnya tuh cewek. Loe tenang aja kita berempat nih tim kawal loe sama Dyana sampai halal" terang Gion.
Mendengar dukungan dari sahabatnya membuat Alden bersemangat.
"Tau nih si Dyana kok kejam banget ya jadiin loe pelariannya." Ujar Fina.
"Ya kita juga gak bisa salahin Dyana. Namanya kan perasaan yang belum tuntas." Serkah Ratih.
"Nah gue punya ide!!" Ucap Gion.
Sontak mereka bertiga langsung menatap Gion penasaran.
"Kita rusakin aja hubungan mereka. Jadi perusak hubungan orang gitu, nah dan setelah mereka putus kita bantuin deh si Alden buat balik lagi sama si Dyana." Terang Gion.
"Nah tumben cerdas loe" ucap Desta.
"Setuju gak para cewek?" Sambung Desta lagi.
"Gue setujuuuuu" sontak tim cewek setuju. Sementara Alden masih bungkam.
"Gue gak setuju." Ucap Alden menyanggah.
"Kalo Dyana tau hubungannya rusak gara gara kalian. Bisa-bisa gue juga kena imbasnya dan yang ada si Dyana benci sama gue." Sambung nya.
"Gue gak tau deh, tapi kalo loe butuh bantuan buat ngerusak hubungan mereka kita kita bisa bantuin. Ya gak guys?" Tanya Ratih meminta persetujuan pada Fina, Gion dan juga Desta.
"Yoi, tenang aja Al.." tenang Desta sambil merangkul pundak AldenTo be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Ok Not To Be Ok
Teen FictionDyana adalah siswi pindahan yang memiliki sikap dingin dan tergolong datar. Berbanding terbalik dengan sikap Alden yang ramah dan hangat.